Aksi protes yang kian memanas ini langsung ditanggapi Sarjono salah satu anggota dari Komisi IV DPRD Ngawi. Menurut pihaknya, sangat menyadari tindakan pemblokiran yang dilakukan warga sebagai bentuk luapan emosi serta kejengkelan yang bertahun-tahun atas rusaknya jalan yang tidak lekas diperbaiki oleh pemerintah daerah.
Dan selaku legislatif pihaknya menghimbau kepada warga untuk bersabar dan keluhan tersebut menjadi atensi tersendiri yang akan diperhatikan. “Atas protes yang dilakukan saudara kita di Kecamatan Pitu itu maka langkah kita akan segera menyampaikan kepada PU BMCK, karena sesuai hearing kemarin ruas jalan di Pitu ini masuk skala prioritas yang akan diperbaiki pada tahun 2013 ini,” terang Sarjono, Senin (28/1).
Sarjono juga menambahkan, perencanaan perbaikan jalan secara umum pada tahun 2013 sudah ditetapkan sesuai anggaranya pada APBD 2012. Namun demikian karena keterbatasan dana perawatan jalan tersebut tidak bisa menyentuh ruas jalan secara keseluruhan apalagi panjang jalan di Ngawi kurang lebihnya 600 km.
“Dengan jumlah ratusan kilometer itu kerusakan terbagi atas beberapa kriteria yakni rusak berat dan rusak total sedangkan yang dikerjakan saat ini adalah jalan yang mengalami kerusakan total,” bebernya lagi.
Kemudian sesuai keterangan dari Tri Joko sebagai koordinator aksi, kerusakan jalan penghubung ke Kecamatan Pitu sudah berlangsung lama akan tetapi sesuai kenyataan dilapangan tanpa adanya sentuhan perbaikan sama sekali dari pemerintah daerah bahkan terkesan dibiarkan. “Akibat rusaknya jalan ini seringkali terjadi kecelakaan apalagi sewaktu hujan terjadi jalan ini seperti kubangan kerbau,” jlentreh Tri Joko.
Hal senada juga disampaikan Suntoro, Kepala Desa Pitu, keluhnya, sudah lima tahun jalan yang melintas di wilayah desanya tersebut tidak pernah mendapatkan perbaikan.
Urainya, kalau toh ada urugan tanah dan pasir untuk menutupi lubang-lubang jalan yang rusak tidak lepas dari inisiatif warganya secara gotong royong. Bahkan selaku orang nomor satu diwilayah desanya Suntoro mengaku akan membiarkan jika warganya tetap menanam pohon pisang diatas lubang-lubang jalan yang rusak buntut dari kekesalan selama ini.
Sementara puluhan warga dalam aksi protesnya terlihat selain membakar ban bekas dan menanam pohon pisang juga membawa poster yang bertuliskan kalimat kritikan tajam terhadap pemerintah daerah dan DPRD Ngawi yang selama ini dianggap tutup mata. (pr/K_sn)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda