SN-Media™ Ngawi – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ngawi menekankan pentingnya penguatan ekoteologi sebagai pijakan moral dan praktik nyata dalam menjaga kelestarian ekosistem sekaligus merespons isu pemanasan global yang kian terasa dampaknya di berbagai sektor kehidupan masyarakat.
Kabid Tata Lingkungan dan Pertamanan DLH Ngawi, Yosef Danni Kurniawan, menyampaikan ekoteologi bukan sekadar berbicara mengenai kesadaran ekologis, melainkan juga menyentuh ranah moral, spiritual, hingga budaya masyarakat dalam memperlakukan alam. Cara pandang holistik dianggap kunci menjaga keseimbangan lingkungan.Menurut Yosef, implementasi ekoteologi semestinya hadir dalam tindakan sehari-hari, seperti menanam pohon, mengurangi ketergantungan plastik, menggunakan energi secara bijak, serta memperkuat kearifan lokal yang menekankan pentingnya menjaga keselarasan dengan alam sebagai warisan yang mesti dilestarikan.
“Kesadaran ekologis berbasis nilai spiritual ini menjadi benteng dalam menghadapi dampak global warming. Mulai dari pergeseran pola musim, intensitas hujan tak menentu, hingga suhu udara yang semakin tinggi sudah dirasakan masyarakat,” terang Yosef, Rabu (17/09/2025).
Ia menegaskan, kondisi tersebut membutuhkan peran aktif masyarakat bersama pemerintah daerah untuk melakukan adaptasi sekaligus mitigasi. Partisipasi publik mutlak diperlukan agar gerakan menjaga lingkungan tidak berhenti pada level seremonial, melainkan terwujud nyata dalam keseharian.
DLH Ngawi, lanjutnya, terus mendorong gerakan penghijauan, pengelolaan ruang terbuka hijau, serta kampanye lingkungan berbasis sekolah dan komunitas. Generasi muda diajak untuk lebih peduli, sebab keberlangsungan alam menjadi tanggung jawab bersama lintas generasi yang tak boleh diabaikan.
“Dengan memperkuat ekoteologi, kita tidak hanya membicarakan kelestarian alam, melainkan juga memastikan keberlangsungan hidup manusia. Jika alam terjaga, maka kesejahteraan generasi mendatang akan lebih terjamin,” pungkas Yosef.
Sejalan dengan hal itu, Kementerian Agama Kabupaten Ngawi turut mengangkat tema ekoteologi melalui Forum Group Discussion (FGD) Implementasi Penguatan Ekoteologi di Kampung Moderasi Beragama. Kegiatan ini mempertemukan tokoh lintas agama, akademisi, dan praktisi lingkungan.
Tujuan FGD tersebut adalah mendorong pengelolaan lingkungan berbasis nilai agama yang inklusif, memperkuat Kampung Moderasi Beragama sebagai ruang dialog, gotong royong, serta pelestarian ekologi. Selain itu, forum ini juga merumuskan program kolaboratif lintas agama demi harmoni sosial sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Simak Berita Menarik Lainnya di: Chanel Whatsapp Juga di: Google News
Pewarta: dAm
Editor : Asy
Foto/iLst : SNm
*** : ---- Ngawi
Copyright : SNM