media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 14 Januari 2012

Home > > ALAS KETONGGO SIAP BERSAING DENGAN TRINIL

ALAS KETONGGO SIAP BERSAING DENGAN TRINIL

| NGAWI SINAR NGAWI | portal pemberitaan Ngawi|Berita Kabar Warta info terbaru seputar tentangDisinilah kali pertama ditemukan fosil kerangka manusia purba, tepatnya di kawasan Alas Ketonggo, Desa Semen, Kec. Paron ngawi seminggu lalu oleh dua penggali emas, Kemis dan Sipan warga setempat. Sementara pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto. Pada Rabu, (11/1), janjikan akan segera bentuk team penelitian.

BP3 Trowulan dan Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, langsung mendatangi lokasi ditemukanya dua fosil kerangka manusia. Dari penelitian para ahli benda-benda bersejarah yang sengaja didatangkan oleh Dinas Pariwisata Ngawi tersebut sempat melakukan pengamatan dan pengidentifikasian kerangka dan tengkorak kepala. Namun, belum bisa memastikan apakah kerangka yang ditemukan masuk dalam karakteristik Homo habilis atau tahapan lanjutan manusia kera menjadi manusia.

Dilokasi diduga masih ada tiga kuburan fosil kerangka manusia purba yang belum digali seperti yang diungkapkan Kemis dan Sipan. Sementara fosil kerangka manusia yang berhasil ditemukan keduanya mempunyai panjang 2 meter lebih dalam keadaan masih utuh yang terletak dipinggiran sungai Alas Ketonggo.

Lanjut Kemis dan Sipan, keduanya mengaku pernah menemukan tengkorak manusia berukuran besar tidak jauh dari lokasi yang digali saat ini. Dengan begitu penemuan kerangka yang nyaris utuh memungkinkan para ilmuwan menjawab pertanyaan kunci mengenai seperti apa bentuk nenek moyang manusia ketika mereka mulai berjalan tegak menggunakan dua kaki.

Danang Wahyu Utomo, salah satu anggota tim arkeologi BP3 Trowulan sampai sejauh ini belum mampu menyimpulkan dengan fosil kerangka manusia di Alas Ketonggo tersebut. Hanya saja dalam waktu cepat pihaknya akan mengindentifikasi lanjutan terhadap dua fosil kerangka manusia itu.

Hebatnya, seandainya penemuan beberapa fosil kerangka manusia apalagi ukuran tengkoraknya besar serta volume otaknya lebih dari 600 cc bisa mematahkan teori Charles Robert Darwin pada tahun 1838 M. Dimana teori Darwin menyebutkan secara evolusi bahwa nenek moyang manusia adalah kera. Namun, seperti apa perubahan dari kera menjadi manusia jadi pertanyaan besar hingga kini.

Di sisi lain Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, menyebutkan secara teori keilmuan bisa saja teori Darwin diposisikan benar adanya tetapi seandainya tengkorak yang ditemukan nanti volumenya lebih dari 600 cc maka tidak pelak asal usul manusia dari kera tidak bisa diyakini.

“Nanti tunggu perkembangan saja soalnya dalam waktu dekat ini tim arkeologi dari pusat akan didatangkan juga dan dilakukan penggalian yang lebih luas disekitar lokasi awal fosil kerangka manusia ditemukan, selain itu seperti keyakinan kita asal mula manusia bukan dari kera tetapi Nabi Adam sebagai awal peradaban manusia dimuka bumi ini,” jelas Ony Anwar.

Selain itu kata Hartono yang sudah berpuluh tahun sebagai polhut diwilayah Alas Ketonggo mengatakan sepanjang pinggiran sungai mulai petak 9 hingga petak 15 antara Desa Babadan, Desa Semen sampai Desa Kedungputri sudah sering kali ditemukan kuburan seperti yang saat ini ditemukan.

“Sejak pergeseran masa orde baru daerah sini sering kali digali oleh pemburu benda bersejarah dan menemukan alat-alat sebagai bercocok tanam dan perhiasan jadi kemungkinan daerah ini dulunya sebagai daerah tempat tinggal,” ungkap Hartono. (pr)

Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda