Tepatnya di Desa Umbulrejo, Kecamatan Jogorogo petani sayur banyak yang mengeluh. “Kemungkinan panen sayur kali ini mengalami penurunan, hal ini diakibatkan cuaca hujan yang terus menerus dan angin selama dua minggu terakhir akibatnya sayur saya hampir separohnya rusak,”ujar Ratno, salah satu petani sayur, Sabtu (28/1).
Dia menjelaskan, cuaca buruk tersebut membuat tanaman sayur jenis kol gepeng dan tomat sebagian besar mengalami kebusukan dan rontok. Untuk tanaman kol gepeng sendiri yang sudah siap dipanen beberapa hari kedepan terlihat diserang kutu daun dan ulat daun. “Sebenarnya sejak penyakit mulai menyerang tanaman kol saya sendiri sudah mengantisipasi dengan menyemprotkan pestisida namun efeknya tidak begitu terlihat dengan terbukti penyakitnya justru makin berkembang,” tandasnya lagi.
Berikutnya cuaca ekstrim juga dirasakan Widarto, dirinya menyebutkan tanaman sayur jenis kol gepeng miliknya yang ditanam diatas lahan seperempat hektar bakal ludes demikian juga sayuran jenis sawi. Betapa tidak, dengan modal tidak kurang dari 15 juta terancam tidak pulih apalagi untung.
“Dipastikan harga sayuran untuk musim saat ini harganya anjlok seiring kwalitasnya jelek, memang kita sendiri sudah berupaya maksimal akan tetapi faktor musim saja yang menjadi penyebab utama,” terang Widarto. Dijelaskanya lagi, tanaman kol gepeng miliknya sudah memasuki umur 60 hari padahal kalau pertumbuhanya normal menginjak umur 75 hari siap untuk dipanen.
“Kita tidak bisa menyalahkan siapapun terkait rusaknya tanaman sayur musim ini, hanya saja yang saya keluhkan modal awal untuk menanam sayuran saya dapatkan dari pinjaman Bank disekitar sini,” keluh Widarto.
Menurut dia, harga sawi di tingkat petani saat ini, sekitar Rp200 per kilogram, sebelumnya bisa berkisar antara Rp1.500/kg hingga Rp2.000/kg. Kol kualitas terbaik yang biasa dijual Rp4.000/kg kini hanya Rp300/kg dan Tomat dari Rp4.000/kg menjadi Rp2.000/kg.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura Kabupaten Ngawi, Marsudi, mengatakan, petani diaerah Ngawi selatan khususnya didaerah lereng Gunung Lawu meliputi Kecamatan Kendal, Kecamatan Jogorogo, Kecamatan Ngrambe dan Kecamatan Sine harus mewaspadai cuaca ekstrim yang mengancam tanaman.
“Cuaca ekstrim berupa hujan dan angin kencang dapat merusak tanaman dengan mudah, semua kejadian alam tidak bisa dicegah akan tetapi petani sayur dapat menanggulangi dengan melakukan perawatan dan pengawasan ketat pada tanaman sayur sehingga dampak cuaca ekstrim, petani dapat secara dini memperbaiki kembali tanamanya,” tegasnya.
Dia menjelaskan, cuaca buruk yang terjadi juga bisa memicu serangan hama pada tanaman sayur, dengan demikian petani saat mulai menemukan ada tanaman sayurnya terserang hama kalau bisa cepat ditangani sesuai prosedurnya. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda