Dua kecamatan yang terendam banjir kali ini Kecamatan Kwadungan dan Kecamatan Pangkur ketinggian air diberbagai titik rata-rata setinggi satu meter . Untuk Kecamatan Kwadungan sendiri ada 8 Desa yang terkena luapan Bengawan Madiun meliputi Desa Simo, Desa Purwosari, Desa Dinden, Desa Kendung, Desa Tirak, Desa Sumengko dan Desa Warukalong.
Banjir di beberapa desa tersebut terjadi sekitar pukul 02.00 wib dimana tanggul penahan banjir Bengawan Madiun sudah tidak mampu menahan debit air yang terus bertambah pada malam itu akibatnya genangan air merambah masuk ke perumahan warga. Sedangkan di Kecamatan Pangkur pada waktu yang bersamaan luapan Bengawan Madiun langsung menggenangi 4 Desa diantaranya Desa Plesed, Desa Waruk Tengah, Desa Ngompro dan Desa Gandri.
“Sebetulnya kita sudah antisipasi terjadinya banjir sejak awal, karena banjir kali ini datangnya begitu cepat para warga akhirnya sempat kalang kabut,” terang Setiono,Camat Kwadungan. Selain merendam rumah warga banjir juga memutus jalur alternative antara Ngawi-Kwadungan-Madiun, dimana akses jalan tersebut ketinggian air setinggi lutut orang dewasa bahkan di titik tertentu ada yang satu meter lebih genangan airnya.
Tragisnya, banjir bukan hanya merendam rumah warga tetapi ada puluhan Sekolah Dasar (SD) juga ikut terendam apalagi pada saat ini murid kelas VI sedang mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS). Seperti yang terlihat di SDN 1 Waruk Tengah, Kecamatan Pangkur terpaksa para muridnya harus dievakuasi ke rumah warga sekitar yang tidak tergenang banjir untuk mengikuti hari terakhir pelaksanaan UAS.
“Kebetulan hari ini pas hari terakhir pelaksanaan UAS dengan pelajaran Bahasa Inggris dan Agama, meskipun sebanyak 14 murid kita pindahkan ke salah satu rumah warga yang kita anggap aman dari banjir,” jelas Kusmarwan, Kepala Sekolah SDN 1 Waruk Tengah.
Untuk dampak banjir kali ini jumlah kerugian sampai berita diturunkan belum diketahui berapa jumlah rumah warga yang terendam banjir dan berapa kerugian materi. Dari pengamatan dilokasi banjir, meski air sudah memasuki rumah, namun belum ada satupun warga yang mengungsi di posko bencana banjir. Hal ini banyak dimungkinkan karena warga menilai banjir sudah menjadi langganan setiap tahun di wilayahnya saat musim penghujan tiba.
Sementara pihak Badan Penanggulangan Banjir Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi sudah mengirimkan bantuan dua unit perahu karet dan ratusan makan siap saji seperti mie dan makanan kemasan lainya. “Selaku BPBD kita tetap siaga 24 jam dalam memantau banjir diwilayah itu dan sewaktu-waktu kita siap melaksanakan evakuasi warga bilamana banjir sudah mengancam keselamatan warga,” kata Eko Heru Tjahyono, Kepala BPBD Kabupaten Ngawi. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda