“Secara jelas menjelang lebaran ini kebutuhan akan daging yang di konsumsi masyarakat pasti meningkat, sehingga peredaran daging di pasar-pasar perlu kita awasi,” kata Kepala Bidang Kehewanan Dinas Kehewanan Pemkab Ngawi, Tri Wahyu Yulistiyani saat memberikan penjelasan dikantornya, Rabu (15/8).
Menurutnya, kualitas daging sapi yang dipotong di RPH maupun yang beredar di pasaran bisa diketahui melalui sidak ini. Termasuk antisipasi kemungkinan masuknya daging sapi yang tidak sehat termasuk daging gelonggongan. Meski demikian, pengawasan di lapangan tidak hanya mengandalkan tim sidak dari Disnak saja melainkan melibatkan tim dari masing-masing kecamatan.“Disnak sudah menugaskan petugas kami di tiap kecamatan untuk melakukan pengawasan secara rutin,”kata Tri Wahyu Yulistiyani.
Kemudian secara teknis pemeriksaan di pasar, lanjut Tri Wahyu Yulistiyani, timnya setiap sidak sudah dilengkapi dengan alat pengukur PH meter. Tegasnya, daging yang sehat untuk dikonsumsi bilamana PH nya rendah atau mendekati nol dimana menunjukkan derajat keasaman.
Sedangkan daging yang bersuhu labil yang selalu berubah menunjukan daging tersebut cepat rusak dan membusuk. Dari sisi lain warna daging yang sehat, Tri Wahyu Yulistiyani menjelaskan, warna daging segar tidaklah terlalu merah.
“Dan selaku konsumen sendiri kalau memilih daging sehat maka langkah yang pertama memilih daging yang digantung nantinya jika terlihat ada tetesan air maka tidak layak untuk dikonsumsi,” jelasnya lagi.
Sementara untuk RPH, sidak yang dilakukan berupa her keuring (pengecekan) untuk melihat apakah proses pemotongan hewan tersebut sudah benar atau tidak. Kondisi hewan sebelum dipotong juga menjadi salah satu pokok perhatian tim sidak. Dan dari hasil sidak sejauh ini secara umum untuk di Ngawi, Tri Wahyu Yulistiyani menuturkanHasil sidak rutin sejauh ini, elum ditemukan adanya daging sapi gelonggong ataupun bercacing hati. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda