Salat Istiqa ini dilaksanakan akibat kemarau yang berkepanjangan kurang lebih 6 bulan. Dampaknya sudah terasa terhadap kehidupan masyarakat Ngawi, yaitu kekeringa melanda tidak kurang 9 kecamatan. Di wilayah ini selain gagal panen juga kelangkaan air bersih meskipun secara berkala pihak BPBD Kabupaten Ngawi telah menyuplai air bersih namun karena kekeringan terus meluas maka ketersediaan armada pengangkut air menjadi kendala.
Selain itu, sebagian besar hutan dilereng Gunung Lawu dalam sepekan ini mengalami kebakaran cukup hebat lagi sejak tahun 2003 lalu. Salat dilaksanakan dua rakaat ini, dengan rakaat pertama diiringi tujuh kali takbir, kemudian rakaat kedua lima kali takbir sebelum membaca surat Alfatihah. Selanjutnya diisi Khotbah oleh KH.Muhamad Mubaroq yang merupakan sesepuh ulama NU dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT agar segera diturunkan hujan. Dalam khotbahnya, mengajak manusia untuk lebih berserah diri serta tidak saling bermusuhan dan jika terlanjur berbuat maksiat segera bertobat.
Selain itu dalam khotbahnya KH.Muhamad Mubaroq juga mengisahkan sejarah pada masa Nabi Musa yang dilanda krisis pangan dampak dari kekeringan cukup parah. Kemudian Nabi Musa mengajak pengikutnya untuk melaksanakan salat Istisqa di lapangan terbuka dengan pakaian sederhana. Namun sholat Istiqo yang dilaksanakan tiga hari berturut-turut tersebut tak setetes pun hujan turun.
Padahal kaumnya sangat khusuk dan sudah bersungguh-sungguh melakukan ibadah. Namun, di antara jemaah ada yang berbuat maksiat sehingga perbuatan yang dilakukan kaum Nabi Musa saat itu sia-sia. Setelah mengetahui hal tersebut, kaumnya yang melakukan maksiat langsung memohon kepada Allah untuk diampunkan dosanya dan berjanji bertobat sambil mencucurkan air mata. Tidak lama kemudian hujan turun dengan sendirinya dan membasahi semua kehidupan di muka bumi.
Usai shalat dan berdoa yang juga dihadiri Bupati Ngawi Ir.H.Budi Sulistyono serta wakilnya Ony Anwar Harsono dan sejumlah pejabat lainnya, ribuan jamaah terlihat akrab dengan saling bersalaman dan berpelukan sesamanya. Menurut Afifudin Qo’ir salah satu panitia sholat Istiqa, selain di ikuti 2 ribu jemaah yang terdiri dari masyarakat dan pelajar juga berbagai jenis hewan ternak dilibatkan dalam sholat kali ini. “Sebagai pertanda bahwa saat ini kita semua dan binatang sudah merasakan dampak kemarau panjang sehingga dengan sholat istiqa maka senantiasa Allah SWT akan mendengarkan tangisan kita semua sehingga secepatnya diturunkan hujan,” ungkapnya. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda