Akibatnya beberapa bangunan terminal mengalami kerusakan seperti plafon jebol, ruang loket roboh serta genteng pada atap menara berhamburan. Kejadian angin puting beliung hanya berlangsung kurang dari 5 menit ini terjadi sekitar pukul 15.30 WIB juga merobohkan pepohonan di sepanjang pintu masuk terminal. “Angin kencang tadi dari arah utara ke selatan dengan memutar disertai air hujan, orang-orang disekitar sini pada teriak histeris,” terang Ani, pedagang asongan Terminal Kertonegoro.
Meskipun dalam musibah pada petang tersebut tidak menimbulkan korban namun setidaknya pelayanan penumpang di terminal kedatangan maupun pemberangkatan berhenti beberapa menit ditambah lampu penerangan padam. Sementara Kepala UPTD Terminal Kertonegoro, Putut Yuliarto, menjelaskan sampai sejauh ini pihaknya masih melakukan inventarisir kerugian yang diakibatkan hempasan angin puting beliung.
“Kita belum bisa menyebut jumlah kerugianya pada sore ini, kita masih menghitung dulu,” ujarnya. Setelah angin reda tambah Putut Yuliarto, kondisi pelayanan terminal kembali normal meski terlihat puing-puing material bangunan masih berserakan. Selain itu sapuan angin puting beliung juga merusak pos polisi lalu lintas (poslantas) Banyakan yang berada persis sebelah barat dari Terminal Kertonegoro.
Kondisi poslantas itu sendiri sebagaian atapnya yang terbuat dari seng juga rusak malah sebagian ada yang terbawa angin. Parahnya lagi papan baliho berukuran besar dijalur Ngawi-Solo pada kilometer 2 atau tepatnya di Desa Watualang, Kecamatan Ngawi Kota langsung roboh. Untuk mengantisipasi kemacetan arus lalu lintas, pada saat itu juga papan baliho yang roboh menutupi sebagian bahu jalan langsung dievakuasi oleh petugas satlantas dengan menariknya memakai truk tronton. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda