“Peningkatan pasien demam berdarah pada umumnya mereka tidak sadar kalau penyakit yang dideritanya tersebut sangat berbahaya,” terang Jaswadi, Jum’at (2/11).
Kurangnya kesigapan antisipasi penyakit demam berdarah urai Jaswadi, terlihat adanya peningkatan jumlah korban dibanding tahun 2011 lalu tergolong signifikan karena saat itu tercatat sampai akhir Desember hanya 1 orang meninggal dari 107 pasien demam berdarah.
“Saat dibawa ke medis mereka kondisinya sudah melemah dan sebelumnya rata-rata pasien tersebut hanya ditangani memakai obat-obatan biasa ,” bebernya. Dirinya berharap, bila ada gejala terjangkit demam berdarah untuk segera mendatangi medis terdekat guna antisipasi secara dini.
Selain itu seperti kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah di Kecamatan Kedunggalar beberapa waktu lalu lanjutnya sebagai bukti masyarakat kurangya melakukan komunikasi intens dengan pihak medis terhadap ancaman yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypty
Tambah Kasi P2 Dinas kesehatan Kabupaten Ngawi, pencegahan terhadap demam berdarah tidaklah cukup dengan obat-obatan saja namun dengan pemberantasan dari dini terhadap jentik nyamuk aedes aegypty.
Langkah pencegahanya tidak hanya dengan melakukan pengasapan (fogging) melainkan dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue ini.
Tindakan tersebut adalah dengan menguras bak mandi dan penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi yang ada di sekitar rumah. Secara biologis vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda