media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 23 November 2012

Home > > Mudahnya Dapat Proyek, Sulitnya Dapat Bantuan Akibat Bencana

Mudahnya Dapat Proyek, Sulitnya Dapat Bantuan Akibat Bencana

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Sekolah lain jelas bangga hati menerima proyek pembangunan maupun rehab gedung kelas. Nyatanya tak demikian yang harus dialami murid-murid SDN Mangunharjo III, Desa Manguharjo Kec. Ngawi Kota ini. Mereka seminggu lebih belajar keleleran di emperan kelas lantaran atap gedung rawan ambrol akibat sapuan angina puting beliung sepekan lalu.

Seperti yang diungkapkan Sarjono, anggota DPRD Ngawi tidak sepantasnya murid sekolah dasar tersebut diumbar belajar diemperan sekolahan. Apalagi dari pantauan para murid ini sudah melakukan aktivitas belajar diluar ruang sekolah selama satu pekan lantaran ruang kelasnya porak poranda dihamtam angin putting beliung beberapa waktu sebelumnya.

“Kalau sudah kondisinya sedemikian ini jangan dibiarkan berlarut-larut meskipun karena rusaknya ruang kelas itu factor alam,” ujar Sarjono, Rabu (20/11).

Dengan belajar ditempat terbuka, kata legislator dari Partai Golkar ini selain mengancam kesehatan murid sendiri juga mengganggu konsentrasi selama proses belajar mengajar. “Pastinya murid yang mengikuti proses belajar diluar ruang itu akan terganggu belajarnya, makanya pihak Diknas Ngawi harus cepat menyelesaikanya permasalahan tersebut,” bebernya lagi.

Dengan demikian, selaku anggota Komisi IV DPRD Ngawi yang membidangi insfrastruktur, Sarjono akan secepatnya melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan memanggil Dinas Pendidikan Ngawi untuk mengetahui lebih jelas terkait lambatnya rehabilitasi terhadap ruang kelas yang rusak. Hemat Sarjono, untuk membangun kembali ruang kelas ini karena kondisinya darurat maka selayaknya diambilkan dari dana taktis yang bersumber dari APBD.

Sementara Kepala SDN Mangunharjo III, Antonius Suparmin, membenarkan kalau anak didiknya dalam sepekan ini terutama kelas V sebanyak 31 murid harus belajar diemperan beralaskan tikar. Karena sebelumnya lanjut Antonius Suparmin, ruang kelas V khususnya mengalami kerusakan pada bagian atap akibat sapuan angin putting beliung seminggu sebelumnya sehingga tidak layak untuk ditempati.

“Memang kita sengaja menempatkan para murid itu diluar demi keselamatan mereka karena yang kita takutkan kalau dipaksa belajar didalam maka atapnya akan roboh,” terang Antonius Suparmin. Dengan kondisi tersebut kata dia, sudah melaporkan ke Diknas Ngawi namun kenyataanya sampai sekarang sama sekali belum diperbaiki. (pr)

Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda