skip to main |
skip to sidebar
NGAWI™ Angka kriminalitas berupa pencurian dengan pemberatan (curat) di wilayah Kab. Ngawi sepanjang tahun 2012 ini meningkat tajam dibandingkan tahun 2011. Tercatat, untuk tahun lalu, angka kriminalitas ada 103 kasus. Sementara sepanjang tahun 2012 ini, sekitar 143 kasus, naik 38.88% atau 40 kasus dibanding tahun lalu.
Demikian disampaikan Kapolres Ngawi AKBP Eddy Junaedi SIK saat jumpa pers di ruang data Mapolres setempat, Senin (31/12). Atas kenaikan kasus curat ini Kapolres Ngawi menjelaskan pada umumnya pelaku dengan modus congkel jendela, membobol tembok dan aksi curat sendiri dilakukan pada malam hari. “Biasanya para pelaku curat ini dilakukan lebih dari satu orang, dan setelah kita ungkap pelakunya dari lokal Ngawi,” ungkap AKBP Eddy Junaedi SIK.
Lebih rinci dijelaskan Kapolres Ngawi, kendala yang dihadapi saat pengungkapan kasus tersebut dipicu minimnya saksi-saksi yang ada di TKP apalagi pelaku biasanya melancarkan aksi curat dilakukan tengah malam ditambah kondisi TKP sudah rusak.
Sehingga dengan kerusakan TKP bisa menghambat tim identifikasi dalam melakukan pelacakan serta pengembangan kasus. “Selain itu laporan korban ke pihak kepolisian terlambat, misalkan kejadian pada malam hari karena diketahui keesokan harinya korban baru lapor,” imbuhnya.
Kemudian orang nomor satu di jajaran Polres Ngawi ini menghimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati khususnya dalam menyimpan barang berharga dirumah. Selain itu pihaknya mengharapkan bilamana dilingkungan masyarakat ada seseorang yang mencurigakan segera mungkin melaporkan ke aparat kepolisian terdekat.
Selain mengungkapkan data curat sepanjang tahun 2012 tersebut, dalam press rilisnya Polres Ngawi juga membeberkan terkait kriminalitas penggunaan narkotika. Seperti ganja ada 2 kasus, narkotika bukan tanaman seperti sabu-sabu dan ekstasi serta lainya ada penurunan kasus dibanding tahun sebelumnya yakni pada 2011 lalu ada 7 kasus dan tahun ini hanya 5 kasus, zat adiktif seperti rokok dapat ditekan terbukti tahun 2012 ini kasus nihil dan minuman keras turun dratis hingga 66 persen dari tahun lalu 68 kasus namun ditahun ini cuma 23 kasus.
Ditambah perkara mengenai kosmetik illegal turun 75 persen dari 4 kasus pada 2011 dan tahun 2012 ini menjadi 1 kasus. Kemudian untuk perkara kecelakaan lalu-lintas naik 72 persen dari 2011 tercatat 374 kasus namun setahun kemudian menjadi 476 kasus. Dan mengenai korban dari kecelakaan lalu-lintas sendiri tahun 2012 sesuai perincianya tercatat korban meninggal 67 orang, korban luka berat ada 272 orang dan luka ringan 469 orang serta kerugian materi sendiri mencapai Rp.745 juta lebih. (pr)
NGAWI™ Jelang pergantian tahun 2012-2013, jajaran Polres Ngawi lewat Kasubag Humas Polres Ngawi AKP Lilik Sulastri dapat diperoleh keterangan bahwa antisipasi gangguan kamtibmas lebih difokuskan pada titik kawasan kota. Dan sedikitnya 421 personel telah siap diterjunkan kelapangan.
kawasan Alun-alun Merdeka Ngawi dan berbagai ruas jalan seperti Jalan PB.Sudirman, Ahmad Yani dan Teuku Umar, pada momentum inilah kondisi kamtibmas menjadi sesuatu yang penting bagi aparat keamanan baik Polisi maupun TNI serta unsur lainya. “Kita akan menerapkan pengamanan langsung ke kawasan alun-alun begitu juga ruas jalan yang akan dilalui warga dalam menyambut datangnya tahun baru,” ungkap AKP Lilik Sulastri.
Dalam malam pergantian tahun ini, pusat keramaian memang ada di kawasan Alun-alun Merdeka seperti berbagai hiburan juga adanya pesta kembang api. Selebihnya, dalam mengatasi kemacetan yang biasa terjadi di jalan keluar masuk menuju kawasan Alun-alun Merdeka, kesatuanya akan menerapkan system buka tutup.
Langkah ini diambil untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat umumnya dalam memeriahkan tahun baru. “Jangan sampai nantinya ada ruas jalan yang macet lantaran berjubelnya kendaraan pribadi maupun umum,” bebernya lagi. Tugas polisi selain berjaga di pospam, Polres Ngawi juga masih menyiagakan seluruh personel di wilayah Polsek yang ada.
Sementara dari pantauan media sendiri selama kegiatan perayaan Natal dan menyambut tahun baru 2013 kondisi kamtibmas di wilayah Ngawi cukup aman terkendali. Artinya sebelum perayaan Natal bagi umat Kristiani, terlihat berbagai satuan yang ada di Polres Ngawi melakukan pengamanan secara maksimal.
Terlebih seperti dikawasan Ngawi selatan tepatnya di Kecamatan Sine yang langsung berbatasan dengan Jawa Tengah, seluruh gereja yang ada diwilayah ini mendapatkan pengamanan ekstra ketat. Hal ini sesuai informasi dari Polres Ngawi guna mencegah terjadinya aksi terorisme yang sengaja mengacaukan kondusifitas perayaan Natal itu sendiri. (pr)
NGAWI™ Menyeruaknya kabar pungutan liar (pungli) terkait pendistribusian e-KTP di wilayah Kabupaten Ngawi dalam beberapa pekan terakhir ini, diduga sempat dijadikan bahan obat pusing guna meraih keuntungan pribadi oleh beberapa oknum yang tak bertanggungjawab.
Seperti penelusuran awak media ini langsung dilapangan untuk menguak fakta sebenarnya tentang informasi adanya pungli E-KTP tersebut. Hasil investigasi dari beberapa nara sumber dan diperkuat sejumlah bukti-bukti menyebutkan memang ada dua versi fakta lapangan.
Fakta pertama ada salah satu desa yang tidak pernah memungut biaya atas pengambilan e-KTP bahkan kepala desa setempat tidak pernah mengintruksikan adanya uang transport atau biaya lainya. Namun seperti di Desa Teguhan, Kecamatan Paron justru digemparkan pihak perangkat desa telah memungut kepada warganya setiap wajib e-KTP senilai Rp.10 ribu.
Mendasar informasi tersebut, media langsung meluncur kelapangan guna memperjelas isu ini. Ketika sampai di desa bersangkutan ternyata sama sekali tidak ada pungli, fakta ini diperkuat dari pengakuan warga setempat begitu juga kepala desanya.
Di Desa Teguhan selama proses pengambilan E-KTP maupun perekaman ulang di kantor desanya semua warganya tidak dipungut biaya sepeserpun atau gratis. Bahkan Kepala Desa Teguhan Mujiono ketika dikonfirmasi membenarkan kalau dirinya pernah dipanggil oleh Sekcam Paron untuk mengklarifikasi kebenaran pungli tersebut yang dihembuskan oknum yang mengaku dari media.
Dari nara sumber yang enggan disebut namanya menyebutkan selama ini pungli e-KTP memang ada dibeberapa wilayah desa dan kecamatan namun tidak serta merta pukul rata kalau di Kabupaten Ngawi proses pengambilan e-KTP warganya dibebani sejumlah biaya. “Setahu saya yang membesar-besarkan isu pungli e-KTP itu hanya bagian dari oknum yang ngaku-ngaku wartawan padahal mereka tanpa karya sebagaimana wartawan,” beber nara sumber.
Lain di Desa Teguhan lain juga di Desa Jeblokan Kecamatan Paron, di desa ini memang ada pungli e-KTP yang dibebankan kepada warga. Akan tetapi pungutan e-KTP di Desa Jeblokan ini bukan Rp 2.500 sampai 3.000 yang digembar-gemborkan oleh pihak tertentu tetapi hanya Rp 2.000.
Setelah adanya kabar pungli yang makin memanas, perangkat Desa Jeblokan mengembalikan lagi ke masing-masing warganya sesuai wajib e-KTP lewat perangkat RT. “Sudah dikembalikan kok pungutan Rp 2 ribu itu kepada saya lewat Pak RT,” kata Zainudin, warga Dusun Cenggerengan, Desa Jeblokan.
Dengan adanya pungli e-KTP yang makin santer di tengah –tengah masyarakat , Bupati Ngawi Ir.Budi Sulistyono langsung angkat bicara. Selaku orang nomor satu di Kabupaten Ngawi, pihaknya menjelaskan tidak ada instruksi dari pejabat kependudukan ataupun perihal penggantian biaya administrasi atau dengan alasan apapun kepada penerima atau masyarakat Ngawi atas progam pemerintah ini alias gratis.
Dijelaskannya pemerintah memberikan progam tersebut agar kiranya di ketahui jumlah penduduk di setiap daerah dan itu sudah ada kost anggaranya jadi tidak membebani siapapun. Ditegaskannya bila masih ada kepada mereka perangkat desa yang masih nekat melakukan pungutan kepada masyarakat penerima pihaknya tidak segan-segan untuk memberikan sanksi.(pr)
NGAWI™ MAY (16) warga Dusun Tanggulangin, Desa Dadapan, Kecamatan Kendal Ngawi, benar-benar kelewatan. Pasalnya, setelah sang pacar hamil 4 bulan, dirinya justru menolak ketika keluarga korban meminta baik-baik ajakan untuk menikahi korban. Akibat ulahnya, kini remaja tanggung inipun harus berurusan dengan pihak berwajib.
Karena ulah bejatnya MAY yang telah menghamili RW (17) seorang gadis asal Dusun Bulak Gayam, Desa Gayam, Kecamatan Kendal. Ketika pacarnya tersebut hamil 4 bulan kontan saja Kartini pihak orang tua korban menghendaki MAY bertanggung jawab dengan menikahinya.
Namun, permintaan tersebut bukanya diterima dengan baik malah sebaliknya pelaku menolak dengan berbagai alasan. Karena kehamilan putrinya tersebut merupakan aib keluarga langsung saja Kartini melaporkan ulah MAY ini kepada Polres Ngawi pada seminggu lalu, (22/12).
Awal mulanya kejadian yang menimpa RW ini menurut hasil rilisan dari Humas Polres Ngawi, menyebutkan terjadi pada bulan Agustus sekira pukul 14.00 WIB. Saat itu MAY tengah bertandang ke rumah RW yang kemungkinan kondisi sepi, karena merasa sudah jadi pacarnya pelaku membujuk korban untuk melayani nafsu syahwatnya pada siang bolong tersebut.
Rayuan gombal pelaku membuat luluh hati sang pujaan seketika itu dan berakhir berhubungan badan layaknya suami istri diranjang milik RW. Informasi menyebutkan RW mau melayani nafsu pelaku lantaran dijanjikan akan dinikahi.
Setelah beberapa waktu pasca hubungan badan tersebut, RW merasakan mual dan muntah-muntah. Otomatis Kartini selaku orang tua merasa curiga yang dikeluhkan putrinya ini dengan memeriksakan ke bidan setempat. Ternyata benar saja hasil dari pemeriksaan bidan menyebutkan RW telah mengandung janin.
Kasubag Humas Polres Ngawi, AKP.Lilik Sulastri membenarkan kejadian yang menimpa RW mendasar laporan Kartini ke jajaranya. Tambahnya, kasus tersebut saat ini sudah ditangani oleh Satreskrim Polres Ngawi guna dilakukan penyidikan lebih lanjut.
Imbuh AKP.Lilik Lestari dengan terjadinya aksi pemerkosaan maupun pencabulan yang akhir-akhir ini sering terjadi diwilayah hukumnya maka harapanya kepada orang tua yang memiliki anak gadis untuk mengawasi perilaku ataupun kegiatan keseharianya. Hematnya, agar kejadian yang bisa merusak masa depan tersebut bisa ditekan seminimal mungkin. (pr/ksn)
NGAWI™ Ibarat sepandai tupai melompat, pasti sesekali jatuh juga, nampaknya peribahasa ini tepat diperuntukkan buat spesialis pembobol rumah kosong, IW (27) warga Dusun Ngadiluwih, Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar, yang hampir setahun leluasa beroperasi kini akhirnya bisa diringkus oleh petugas Satreskrim Polres Ngawi.
Dalam jumpa persnya dengan sejumlah media, Humas Polres Ngawi merilis pelaku sekaligus sejumlah barang bukti yang turut diamankan uang tunai Rp.1,2 juta, satu gelang emas,nota pembayaran sebuah café karaoke dan STNK berikut satu unit sepeda jenis Kawasaki Ninja bernopol AE 6874 KG, Kamis (27/12).
Pelaku yang tergolong licin ini telah berhasil menggasak sejumlah harta di 3 rumah kosong berbeda tempat dalam waktu yang berbeda. Untuk pertama kalinya pada akhir 2011 lalu sekitar pukul 19.00 WIB, IW membobol sebuah rumah milik Pani seorang ibu rumah tangga yang tidak jauh dari rumahnya.
Modusnya, IW dengan merusak pintu rumah lalu mengobrak-abrik isi alamari setelah sebelumnya mencongkel pintunya dan dirumah Pani tersebut, IW berhasil menggondol uang tunai Rp 5 juta.
Karena merasa aksi pembobolan rumah milik Pani berjalan mulus, IW mengulangi lagi perbuatan kedua kalinya pada 5 Agustus 2012 dengan waktu yang sama dan berhasil menguras harta milik Heni Yuniasih seorang pengusaha percetakan di Dusun/Desa Ngale, Kecamatan Paron.
Tidak tanggung-tanggung IW dengan leluasa menguras rumah milik Heni Yuniasih tersebut yang kebetulan tidak berada dirumah akibatnya uang tunai sebesar Rp.8,4 juta, kartu ATM dan satu buah HP merek Blackberry dan Nexian berhasil digasak pelaku.
Ternyata IW masih saja bergentayangan mencari mangsa lagi dengan mengincar rumah yang dianggap kosong, pada 25 Desember tahun ini dirinya membobol lagi rumah milik Sumarning warga Dusun Jambe, Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar.
Dirumah ini perhiasan berupa gelang emas, cincin dan kalung beserta liontinya masing-masing satu unit milik korban berhasil digasak IW setelah membobol pintu rumah dan almari.
Atas peristiwa maraknya pembobolan rumah kosong tersebut Kasubag Humas Polres Ngawi, AKP.Lilik Lestari membenarkan kalau jajaranya telah berhasil mengamankan pelaku mendasar informasi masyarakat.
“Dengan adanya laporan warga itu jajaran Satreskrim Polres Ngawi langsung menangkap pelaku yang kebetulan berada di Jalan PB.Sudirman beberapa hari yang lalu,” terang AKP.Lilik Lestari. Selain itu pihaknya menambahkan, uang hasil jarahan yang dilakukan IW dipergunakan untuk bersuka ria bersama purel disalah satu café karaoke yang ada di Kota Ngawi.
AKP.Lilik Lestari menerangkan IW yang merupakan pelaku tunggal spesialis pembobol rumah kosong akan dijerat dengan pasal berlapis yakni pasal 363 KUHP ayat 3e dan 5e serta pasal 362 KUHP ditambah junto pasal 65 KUHP dengan ancaman penjara maksimal 9 tahun. (pr)
NGAWI™ Carut marutnya parkir berlangganan di wilayah Ngawi makin dirasakan masyarakat selaku pengguna sejak diluncurkan program sejak 2010 lalu. Sesuai konteknya parkir berlangganan dibawah Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Ngawi menuai kritikan tajam dari anggota legislative setempat.
Seperti yang diungkapkan Sahlan Rosyidi Ketua Fraksi Partai Hanura DPRD Kabupaten Ngawi, adanya parkir berlangganan dinilai belum berjalan secara maksimal meskipun sudah berjalan sekitar dua tahun.
Sehingga masyarakat seringkali mengeluh terhadap keberadaan juru parkir (jukir) yang masih saja menarik restribusi meskipun ada tanda parkir berlangganan yang terpasang di plat sepeda motor dan kendaraan roda empat.
“Memang pengelolaan parkir berlangganan belumlah berjalan sebagaimana tujuan awalnya, padahal sudah terpampang di plat itu parkir berlangganan tetap saja ditarik,” kata Sahlan Rosyidi, Rabu (26/12).
Tandasnya, yang sangat disayangkan lagi mengenai parkir dengan sistem regular menurutnya hasil dari restribusi dari pemungut jukir belum masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Padahal tarif restribusi parkir regular khusus sepeda motor dikenai Rp.500.00, disetiap titiknya. “Selama ini ada beberapa titik parkir di wilayah kota seperti di depan pertokoan Jalan Sultan Agung demikian juga PB.Sudirman,” imbuhnya.
Dengan polemik parkir berlangganan tersebut, Sahlan Rosyidi , diharapkan harus ditangani secara serius karena akan berdampak pada PAD Kabupaten Ngawi. Setelah ditelusuri aliran dana restribusi parkir ini ada dugaan kuat mengalami kebocoran di Dishub Kabupaten Ngawi, namun selaku sentra pengelolaan parkir justru Dishub sendiri mengelak.
Ada nara sumber yang enggan disebut namanya, menerangkan kalau hasil dari restribusi parkir khususnya regular masuk ke kantong jukir itu sendiri sebagai bentuk imbalanya atau gaji. Alasan tersebut diperkuat, kalau jukir selama ini bukan tenaga honorer atau sukuhan yang bernaung dibawah Dishub Kabupaten Ngawi karena terganjal dengan PP Nomor 48 Tahun 2005 tentang larang pengangkatan tenaga baru.
Selaku wakil rakyat Sahlan Rosyidi menilai program yang diluncurkan Bupati Ngawi,Ir Budi Sulistyono, sesuai Perda Nomor 3 Tahun 2007 yang diperbarui dengan Perda Kabupaten Ngawi Nomor 23 Tahun 2011, Tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum yang dilaksanakan pada 1 Januari 2011 lalu perlu dikaji ulang.
Alasanya, realisasi parkir berlangganan maupun regular masih jauh dari capaian target. Kemudian sesuai berbagai data yang berhasil dihimpun wartawan dilapangan menyebutkan daftar realisasi retribusi parkir di tepi jalan umum sistem berlangganan sampai dengan bulan Januari Tahun 2012 baru mencapai 6,73 persen dari target Rp 3.502.958.750 dan baru realisasi Rp 222.975.000.
Sedangkan realisasi retribusi parkir di tepi jalan umum sistem reguler sampai dengan bulan Januari Tahun 2012 baru mencapai 7.44 persen baru realisasi Rp 3.490.000 dari target Rp 46.890.000. (pr)
NGAWI™ DPC Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Kabupaten Ngawi merayakan peringatan ulang tahun keenam dengan melakukan upacara di Taman Makam Pahlawan di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi Kota, Rabu (25/12). Dihadiri puluhan kader baik pengurus ditingkat kabupaten maupun kecamatan serta kader dari ormas Partai Hanura sendiri.
Pada kesempatan tersebut, Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Ngawi, Bambang Setyo Armodo menegaskan peringatan enam tahun berdirinya Partai Hanura tidak dilakukan dengan acara seremonial dan sengaja cukup tabur bunga di makam pahlawan serta selamatan tumpengan dikantornya. “Utamanya untuk mengingatkan kembali kepada seluruh bangsa ini, khususnya seluruh kader Partai Hanura, perihal jasa-jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan," katanya.
Menurut dia, generasi sekarang ini dalam melanjutkan dan memelihara kemerdekaan belum dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya terbukti masih adanya konflik secara horisontal dengan sesama warga Indonesia. “Suatu misal dengan persoalan yang sepele saja sudah tersulut emosinya dan lebih mengutamakan nafsu baik kekuasaan dan pribadinya,” ungkap Bambang Setyo Armodo.
Dengan tabur bunga di makam pahlawan dia menambahkan dapat mengambil hikmah dari jasa pahlawan itu sendiri mereka untuk merebut kemerdekaan dengan rasa kebersamaan dan nasionalisme yang tinggi. Kemudian ketika disinggung persiapan DPC Partai Hanura pada Pemilu 2014, pihaknya menargetkan dari 6 daerah pemilihan (dapil) dapat terisi kursi semuanya “Bagi dapil pada pemilu sebelumnya masih kosong diharapkan pada pemilu depan dapat terisi satu kursi sedangkan dapil yang sudah mendapatkan satu kursi maka akan ditambah minimalnya satu kursi,” terangnya lagi.
Dimana pada Pemilu 2009 lalu, DPC Partai Hanura Kabupaten Ngawi merebut lima kursi yang duduk lembaga legislative tingkat daerah kabupaten. Seperti dari Dapil 2 Sahlan Rosyidi, Dapil 3 Bambang Setyo Armodo, Dapil 4 Nurul Qomaryati, Dapil 5 Agung Fitriawan dan Dapil 6 Sunardi.
Untuk mencapai program partai tersebut, beber Bambang Setyo Armodo saat ini DPC Partai Hanura Kabupaten Ngawi lebih menekankan pendekatan langsung ke masyarakat selaku konstituen mendasar evaluasi program partai sebelumnya. “Kita harapkan yang ada di dewan maupun kader partai secara struktural memang kita instruksikan untuk lebih pro aktif lagi terhadap kegiatan masyarakat dengan mengadakan operasi simpatik berupa kegiatan sosial,”imbuhnya.
Sementara Sahlan Rosyidi Ketua Fraksi Hanura DPRD Kabupaten Ngawi, sebagai wakil rakyat Fraksi Hanura pada setahun ini telah melahirkan beberapa kebijakan sesuai garis partainya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ngawi yang dimasukan dalam Peraturan daerah (Perda).
Dirinya terus mengupayakan sektor pajak terus ditingkatkan terutama dari restribusi. Namun, dalam tahun terakhir Sahlan Rosyidi mengakui ada beberapa pajak restribusi yang mandul seperti pajak restribusi BTS. “Memang untuk pajak BTS ada peraturan secara nasional untuk daerah makanya kita terus berupaya melakukan pemenuhan target pajak dari pos ini,” urainya.
Sahlan Rosyidi juga mengkritik restribusi dari kendaraan parkir selama ini diluar parkir berlangganan belum masuk ke PAD. Hal ini lanjutnya, terkendala dengan PP No.48 Tahun 2005 tentang larangan pengangkatan tenaga honorer. Setelah ditelusuri carut mautnya parkir kendaraan bermotor diluar parker berlangganan ini ternyata ada informasi dari Dishub Kabupaten Ngawi bahwa hasil pungutan parkir tersebut sebagai gaji dari tenaga parkir dilapangan. (pr)
PARON™ kelewatan memang, akibat pengaruh minuman keras jenis arjo, kedua remaja tanggung ini nekat mecekoki teman wanitanya, sebut saja Bunga (19), warga Widodaren, Kec. Gerih. Ngawi dengan maksud agar gampang dirayu. Akibat perbutannya, kini pelaku, WN (19) dan SPR (20) harus berurusan dengan pihak berwajib.
Kedua remaja tersebut warga Dusun Kesongo, Desa Kedungputri, Kecamatan Paron. Bermula saat Bunga diajak main oleh WN ke tempat rekreasi Cekok Mondol, di Kecamatan Kendal. Dilokasi ini para pemuda yang masih terbilang ingusan mencoba merayu Bunga, karena kemungkinan mengalami kesulitan dalam kondisi sadar akhirnya dicekoki minuman keras.
Setelah Bunga dalam kondisi mabuk diajak pulang oleh pelaku, sesampainya dilahan kosong wilayah Kecamatan Paron pelajar yang masih duduk dibangku salah satu SMA di Gerih langsung diperkosa.
Tidak sampai berhenti dilahan kosong itu saja Bunga disuruh melayani nafsu bejat pelaku, kemudian diantarkan lagi ke SPR yang sudah menunggu disalah satu hotel melati di Ngawi Kota. Di hotel ini SPR melampiaskan nafsunya yang sudah memuncak, akibatnya Bunga merasa kesakitan.
Tidak terima perlakuan WN dan SPR, setelah pergi dari hotel Bunga langsung melaporkan ke Polres Ngawi atas kejadian yang baru menimpanya.
Mendasar laporan korban pihak Satreskrim Polres Ngawi langsung melakukan penangkapan dirumahnya pelaku masing-masing. Menurut AKP.Budi Santoso, Kasatreskrim Polres Ngawi, pihaknya akan menjerat kepada pelaku dengan pasal 285 tentang perkosaan, ancaman pidananya maksimal15 tahun penjara. (pr/ksn)
KENDAL™ Menindaklanjuti program nasional menuju Indonesia Hijau, tidak kurang 12 ribu pohon jati dan buah buahan diserahkan ke masyarakat setempat oleh LDII. Gerakan penghijauan ini juga didukung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, PWNU Jatim, Dekan IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pemkab Ngawi, PD Muhamadiyah dan Perhutani, Sabtu (22/12).
LDII dalam beberapa hari sebelumnya melakukan bedah rumah warga di Desa Kendal dengan ditandai penyerahan kunci rumah oleh Ketua Umum MUI Jawa Timur KH. Abdusshomad Buchori .
Ketua DPW LDII Provinsi Jawa Timur, Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc, menjelaskan gerakan penghijauan yang dilakukanya sudah berjalan mulai tahun 2007 yang ditandai penanaman pohon di Kabupaten Jombang sebanyak 40 ribu pohon.
“Cara kita menjalin persatuan terhadap umat melalui ukhuwah ini sehingga dengan gerakan penghijauan penanaman pohon bersifat produktif kedepanya sesuai harapanya akan tertata kesejahteraan hidup, selain program ini akan terus kita lakukan dalam upaya melestarikan lingkungan buat anak cucu nanti,” terangnya.
Selanjutnya kegiatan penghijauan yang dipusatkan dilapangan Desa Kendal tersebut ditandai penanaman pohon ukhuwah berupa bibit pohon sawo kecik oleh Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar ST, Ketua DPW LDII Jatim Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc, Ketua Umum MUI Jatim KH. Abdusshomad Buchori , Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah, Dekan IAIN Sunan Ampel serta unsur lainya seperti PD Muhamadiyah Ngawi dan PC NU Ngawi.
Yang menarik dalam kegiatan gerakan penghijauan tersebut saat Ketua Umum MUI Jawa Timur KH. Abdusshomad Buchori memberikan ceramahnya sebagaimana tekadnya dalam memberantas prostitusi di Jawa Timur. Ungkapnya, selama prostitusi masih merajalela pembangunan yang di programkan oleh pemerintah akan tumpul.
“Indonesia merupakan Negara besar dan kaya maka tidak akan berati sama sekali kalau prostitusi ini dibiarkan,” jelasnya. Untuk menata moral menuju kesejahteraan bersama sesuai tekadnya akan mengikis habis prostitusi terlebih kejahatan maksiat tersebut apapun alasanya tidak sesuai dengan agama maupun dasar Negara Indonesia.
Saat ini MUI Jatim dan Pemprov Jatim bekerjasama dalam pencegahan dan penanggulangan prostitusi, serta woman trafficking. Untuk itu Majelis Ulama Jawa Timur bersama tokoh masyarakat dari berbagai ormas Islam di Jawa Timur bertekad mendukung pemerintah Propinsi Jawa Timur yang ingin menata kota bebas dari prostitusi melalui penutupan tempat-tempat prostitusi.
Langkahnya, merevitalisasi peran dan fungsi komite penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Kabupaten/Kota sebagai wadah pengorganisasian dalam penanganan Pekerja Sex Komersial (PSK). Sesuai data tempat prostitusi di Jawa Timur terdapat 47 lokalisasi PSK dengan 1.031 mucikari dan 7.127 PSK yang tersebar di 33 Kabupaten/Kota.
Dari jumlah tersebut 6 lokalisasi, 534 mucikari dan 2.231 berada di Kota Surabaya. Dengan tekad ini MUI Jatim bersama sekitar 37 ormas Islam akan terus memerangi prostitusi. Dengan melakukan koordinasi dengan stakeholder yang terkait dalam proses penutupan lokalisasi yang ada di Jatim, termasuk dengan pemerintah Provinsi Jatim dan kabupaten/kota se-Jatim.(pr)
NGAWI™ Kepolisian resort (Polres) Ngawi gelar operasi pengamanan jelang Natal dan Tahun Baru, yakni Operasi Lilin 2012 dengan melakukan apel siaga di Alun-alun Merdeka Ngawi, kemarin Jum’at (21/12). Operasi pengaman ini sendiri selain melibatkan ratusan personal kepolisian juga melinatkan unsur TNI dan Satpol PP Kabupaten Ngawi.
Meskipun eskalasi kamtibmas di wilayah hukum Polres Ngawi sendiri cukup kondusif akan tetapi untuk mengantisipasi terjadinya tindak kejahatan diperlukan ditingkatkan.
Seperti penjelasan Kasubaghumas Polres Ngawi, AKP.Lilik Sulastri, jajaranya mengerahkan sekitar 300 personil kepolisian yang akan disebarkan dibeberapa titik pengamanan.
“Personil itu nantinya akan ditempatkan beberapa tempat yang dianggap rawan terjadinya tindak kriminal terlebih menjelang perayaan Natal sehingga Gereja yang ada di Ngawi ini akan menjadi titik fokus pengamanan,” ungkap AKP.Lilik Sulastri.
Selain itu tempat keramaian juga tidak lepas dari prioritas pengamanan, jelasnya lagi di wilayah hukumnya saat ini ada 85 Gereja yang tersebar di 19 kecamatan. Dan yang lebih menjadi kewaspadaan pada perayaan Natal di tahun ini terutama Gereja yang ada di wilayah Sine.
“Karena daerah itu merupakan perbatasan langsung dengan Jawa Tengah terutama Kabupaten Karanganyar,” katanya.Namun demikian imbuh AKP.Lilik Sulastri, bukan berati wilayah lain pengamanan Gereja terabaikan.
Hanya saja dirinya menyebutkan sebanyak 32 Gereja sudah merayakan Natalnya dan tinggal sisanya akan melaksanakan sesuai jadwal perayaan yakni 25 Desember mendatang.
Sebelum perayaan misa Natal sendiri akan dilakukan pemeriksaan intensif disetiap sudut Gereja menggunakan metal detector sedangkan para jamaah juga tidak lepas dari mirror detector.
Sementara untuk lingkup dalam kota Ngawi juga disiagakan 3 pos pemantau keamanan seperti perempatan Banyakan, Margomulyo dan perempatan di timur alun-alun. Selain itu sebelum jatuhnya hari’H’ jajaran Polres Ngawi guna mempersiapkan system pengamanan melalui rapat koordinasi dengan instansi terkait.
Tidak hanya itu saja untuk memberikan kenyamanan pada perayaan Natal dan Tahun Baru pihaknya mengintensifkan patroli baik internal Polres Ngawi maupun ditingkat Polsek. (pr)
NGAWI™ Kembali, pada agenda penting penetapan beberapa Raperda dalam rapat paripurna antara legislative dan eksekutif di lantai II gedung DPRD Kabupaten Ngawi (21/12), masih diwarnai aksi malas-malasan, bahkan ada yang sampat tertidur pulas.
Menindaklanjuti Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) yang telah digodok oleh pansus prolegda DPRD Kabupaten Ngawi melibatkan fakultas hukum dari UNS Surakarta berperan sebagai legal opinion dalam beberapa hari terakhir yang terkesan dipaksakan akhirnya di sahkan menjadi Peraturan Daerah (Perda).
Menurut Ony Anwar, dalam pengesahan Raperda ini akan lebih optimal merealisasikan program pembangunan baik jangka pendek, menengah dan panjang. “Untuk mengimplementasikan perda ini kita lebih memacu kinerja dari SKPD sehingga kedepanya secara umum bermanfaat bagi masyarakat Ngawi,” terang Wakil Bupati, Ony Anwar ST.
Padahal sidang paripurna tersebut menyangkut pembahasan nasib dari masyarakat Kabupaten Ngawi pada umumnya. Ketika ada beberapa wartawan mencoba menanyakan kepada yang bersangkutan, Sekda yang sebentar lagi akan memasuki masa pensiun tersebut mengelak kalau dikatakan tidur katanya hanya memejamkan mata bukan berati tidur.
Kemungkinan aksi yang dilakukan tersebut akibat kelelahan sebelumnya atau memang badanya pada saat mengikuti sidang paripurna dalam kondisi tidak fit.
Sebelum penandatanganan Raperda pandangan fraksi sebagian besar lebih menitikberatkan pada Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Seperti yang disampaikan fraksi PAN, yang mempersoalkan Raperda tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) di 7 kecamatan meliputi Geneng, Jogorogo, Kasreman, Ngawi, Padas, Gerih dan Karanganyar harus disinkronkan dengan RDTRK Kabupaten.
Alasanya RDTRK Kabupaten merupakan rencana pemanfaatan ruang bagian wilayah kabupaten mendasar rincian detail dalam perwujudan pengaturan zonasi. Selain itu fraksi PAN mengharapkan Raperda Rancangan Pembangunan Jangka Pendek Daerah (RPJPD) untuk tahun 2005 sampai 2025 harus dilakukan secara komperhensif terlebih tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah sesuai PP No.8 Th 2008.
Kemudian 17 Perda yang telah di sahkan ini terdiri dari 5 Perda Inisiatif ditambah 12 Perda lainya. Dalam Perda Inisiatif terdiri Ketertiban Umum, Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Tidak layak Huni, Pemberdayaan dan Perlindungan UMKM, Pelestarian Sumber Mata Air dan Pengelolaan Air Tanah dan Badan Usaha Milik Desa.
Sedangkan 12 Perda lainya tersebut antara lain tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), pendirian Bank Perkreditan Rakyat Daerah Syariah (BPRS), penyertaan modal BPRS dan perubahan Perda No.4 Th 2008 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pembentukan Produk Hukum Daerah ditambah 7 Perda yang mengatur RDTRK wilayah kecamatan antara 2011 sampai 2030 meliputi Kasreman, Gerih, Ngawi, Padas, Jogorogo, Karanganyar dan Geneng. (pr/ksn)
KARANGJATI™ Diduga jalinan cinta segitiga, Sukarno alias Bencok (35), warga Sembung, Kec. Karangjati Ngawi tega menghabisi nyawa Agustinus (35), yang saat itu sedang bertandang kerumah yayuk. Pelaku kemungkinan dibakar rasa cemburu. usai melakukan pembunuhan, iapun menyerahkan diri ke Mapolsek setempat, Rabu (19/12).
Peristiwa yang cukup menggegerkan warga tersebut diketahui terjadi sekitar pukul 18.30 WIB, setelah Agustinus terlihat tidak bernyawa dengan bersimbah darah di halaman gudang tembakau milik PT.Langgeng Setia Bhakti yang tidak jauh dari rumah tersangka.
Pada awalnya kejadian ini setelah Agustinus bersama satu temanya yang belum diketahui identitasnya berkunjung ke rumah Yayuk (29) di Desa Sembung menggunakan sepeda motor jenis Honda Supra X bernopol AE 2236 J. Kemudian selang beberapa menit datanglah Sukarno yang merupakan tetangga dekat dari Yayuk, tanpa diketahui apa maksudnya pelaku langsung mengobrol dengan korban di teras rumah milik Yayuk.
Pertemuan antara pelaku dengan korban tidak berlangsung lama tanpa diketahui apa pembicaraanya, lalu Sukarno pamit sebentar keluar rumah. Saat itulah kejadian tragis dimulai, Sukarno datang lagi dengan membawa linggis dari arah belakang rumah Yayuk langsung menghantamkan ke kepala Agustinus. Kontan saja tanpa persiapan korban merasa kaget dan berusaha lari dari amukan Sukarno ke arah gudang tembakau yang persis ada disamping rumah Yayuk.
Akan tetapi pelaku terus saja mengejarnya dengan memukulkan linggis beberapa kali ke kepala Agustinus. Akibatnya korban langsung jatuh tersungkur dengan luka dibagian muka yang cukup parah dan akhirnya tewas di halaman gudang tembakau tersebut.
Dari informasi yang didapatkan media dari sekitar lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) menyebutkan diduga pelaku menyimpan rasa cemburu terhadap Yayuk yang selama ini telah ditinggalkan oleh suaminya ke Kalimantan.
“Kemungkinan Sukarno ini menjalin asmara dengan Yayuk, kemudian timbul emosinya ketika ada salah satu orang mencoba mengusik asmara yang terlarang ini,” ungkap nara sumber yang enggan disebut namanya. Tambahnya lagi, korban tersebut merupakan guru les bahasa asing sewaktu Yayuk ada di penampungan TKI di Surabaya setahun lalu.
“Memang Yayuk sebelumnya pernah ke luar negeri ketika suaminya meninggalkan tanpa kabar jelas,” bebernya lagi. Kemudian Kasatreskrim Polres Ngawi,AKP Budi Santoso, membenarkan telah terjadi pembunuhan pada malam itu. Dari keteranganya, pelaku usai membunuh langsung menyerahkan diri ke petugas kepolisian dengan membawa barang bukti berupa linggis. Dan malam itu juga pihaknya bersama tim identifikasi turun ke TKP guna mengumpulkan data-data penunjang lainya untuk mengungkap apa motif pembunuhan yang sebenarnya.(pr/ksn)
NGAWI™ Untuk menciptakan kondusifitas wilayah dalam menjaga keamanan, ketertiban masyarakat (kamtibmas) perlu adanya transparansi informasi ke media massa. Terlebih media massa menjadi peran penting yang cukup vital terhadap informasi ke masyarakat terutama jajaran kepolisian yang terus memperbaiki citranya.
Perlunya peran lembaga pemberitaan dalam melakukan intens komunikasi tersebut disampaikan Kapolres Ngawi, AKBP Eddy Junaedi, dihadapan awak media massa dari cetak maupun elektronik di balai pertemuan Mapolres setempat dalam agenda pertemuan akhir tahun. “Dalam setahun ini saya lihat hubungan komunikasi antara media massa baik elektronik dan cetak dengan kepolisisan cukup bagus dan bersinergis dalam melakukan kemitraan,” kata AKBP Eddy Junaedi, Rabu (19/12).
Harapanya, dengan adanya intens komunikasi antara media massa dengan Polri khususnya setiap kendala yang dihadapi masyarakat akan segera ditangani dengan memberikan solusi terbaik sesuai institusinya. Dan menyangkut professional kepolisian dijajaranya, AKBP Eddy Junaedi, menegaskan selama satu tahun ini pihaknya melakukan evaluasi internal.
Dari penjelasanya sikap ketegasan dalam membangun citra kepolisian sebagai pengayom masyarakat terbukti sudah memberikan sangsi tegas kepada 21 anggotanya yang dianggap melanggar kode etik kedisiplinan, bahkan terangnya lagi sudah ada 2 anggota yang akan terkena pemecatan atau diserse.
Langkah internal yang dilakukan ini tambah AKBP Eddy Junaedy, tidak lepas dari reformasi dan menjaga kode etik Polri sekaligus meningkatkan profesionalismenya sebagai polisi sipil yang menjadi mitra masyarakat.
Pada kesempatan yang sama pihaknya berjanji dalam memberantas tindak pidana korupsi diwilayah hukumnya tidak setengah hati. Selain itu guna memberikan kenyamanan di masyarakat mendasar tindak kriminal yang akhir-akhir ini cukup meresahkan dalam akhir tahun pihaknya akan menggelar operasi cipta kondisi semeru 2012. “Operasi tersebut sasaranya pada perayaan natal dan tahun baru dengan mengerahkan seluruh anggota kepolisian di jajaran Polres Ngawi dalam mengamankan wilayahnya,” beber Kapolres Ngawi, AKBP Eddy Junaedi.
Dilain sisi penerapan jalinan komunikasi antara media massa dengan kepolisian dalam membagun image masyarakat memang perlu ditingkatkan. Memang aspek kultural polisi memang belum berubah secara signifikan, berbeda dengan perubahan struktural dan instrumental yang lebih cepat bergulir.
Kesulitan berubah itu terletak pada sulitnya polisi melepaskan hal-hal yang selama ini dianggap “menyenangkan” sebagai contoh kebudayaan “siap ndan”. Pendek kata suatu sikap yang taat pada atasan dan tunggu perintah. Singkatnya lagi, sikap militer yang membuat anggota itu pasif, tidak berani berinisatif, apalagi berinovasi. Padahal, tantangan kepolisian di tengah masyarakat sekarang ini justru menghendaki sikap yang inovatif.(pr/sn)
NGAWI™ Pembahasan terkait lima draf raperda inisiatif yang meliputi ketertiban umum, bantuan biaya perbaikan rumah tidak layak huni, pemberdayaan dan perlindungan UMKM, pelestarian sumber mata air dan pengelolaan air tanah dan badan usaha milik desa dalam public hearing (18/12) kemarin masih hanya sebatas wacana saja.
Diurai Maryoto, Ketua Komisi I DPRD Ngawi yang membidangi hukum dan pemerintahan saat public hearing, mengakui memang perumusan lebih mudah dari pada implementasinya. Akan tetapi sesuai janjinya secara komperhenship akan melakukan evaluasi sesuai perannya.
Selain itu muatan-muatan draf raperda inisiatif terlihat masih adanya ketimpangan lagi ketika memasuki pembahasan raperda menyangkut pelestarian sumber mata air dan pengelolaan air tanah.
Dalam item yang termaktub pada pasal 30 diantaranya mengatur tentang pelarangan kegiatan pengeboran, penggalian, kegiatan lain pada areal radius 200 meter dari lokasi pemunculan sumber mata air, pada draf ini khusunya perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam lagi.
Sesuai fakta lapangan seperti yang disampaikan peserta public hearing yang mengkritik adanya penebangan hutan pinus yang jaraknya hanya beberapa meter dari sumber mata air di Desa Umbulrejo, Kecamatan Jogorogo sama sekali tidak ada yang memikirkan dampak dikemudian hari.
Padahal menurut peserta hearing, sumber mata air tersebut digunakan sebagai irigasi di dua kecamatan termasuk Jogorogo dan Kedunggalar kalau terjadi pembiaran secara permanen di khawatirkan kelestarian sumber mata air bakal terancam.
Menurut Anton Budi Himawan, anggota Komisi IV DPRD Ngawi mengakui selama ini pihaknya dalam perumusan belum melibatkan lembaga lain seperti Kementerian kehutanan. Dengan pembahasan raperda inisiatif yang kurang maksimal ini yang outputnya juga akan berpengaruh pada masyarakat bisa dimungkinkan akibat dari peran legislative dalam mengawal kebijakan pemerintah masih lemah.
Jadi peran DPRD Ngawi sesuai fungsinya termasuk legislasi, pengawasan dan budgetting dalam menanggapi lima raperda inisiatif perlu di optimalkan kembali dan tidak cukup berpangku tangan dalam proses legislasinya yakni jangan sampai menunggu inisiatif dari pemerintah daerah saja. (pr-sn)
NGAWI™ Amburadulnya sejumlah proyek pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) setingkat SMP dan SMA di wilayah Ngawi membuat geregetan wakil rakyat setempat demikian juga Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar yang kebetulan ikut serta Sidak. Sementara hal ini disinyalir terlalu beraninya melelang pekerjaan mepet pada akhir tahun anggaran.
Sesuai data yang berhasil dihimpun media untuk tahun 2012 yang mendapatkan jatah pembangunan RKB bersumber DAK terdiri 133 SD sebanyak 318 ruang, 48 ruang perpustakaan SD dan 22 sekolah setingkat SMP maupun SMA sebanyak 46 ruang, bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai kurang lebihnya Rp 39 miliar tahun anggaran 2011/2012.
Temuan amburadulnya proyek itu terbukti setelah para anggota Komisi IV DPRD Ngawi yang membidangi insfrastruktur melakukan inspeksi mendadak (sidak) di SMKN I Geneng dan SMPN I Geneng mengaku kecewa berat.
Pasalnya, sewaktu sidak di SMKN I Geneng realisasi fisiknya baru sekitar 40 persen padahal sesuai scedulnya proyek yang dikerjakan oleh CV. Pendopo harus rampung pada 23 Desember mendatang. “Jelas kecewa dengan hasil saat ini, masak pembangunan RKB dengan dua lantai hanya dikasih waktu 60 hari itu kan tidak rasional paling tidak 120 hari minimalnya 90 hari,” ungkap Budi Purwanto, Ketua Komisi IV DPRD Ngawi, Senin (17/12).
Padahal dana yang dipakai untuk pembangunan RKB di SMKN I Geneng tersebut tegas Budi Purwanto tidak main-main dengan total dana yang digelontor senilai Rp.668,9 juta. “Dengan waktu kurang satu minggu lagi itu tidak mungkin akan selesai kalau hanya dikerjakan dengan manual, dan yang kita sayangkan terhadap kontraktor selaku pemenang tender kenapa berani-beraninya meneriwa secedul 60 hari, nah ini ada apa,” ucapnya.
Demikian juga hasil finishing pembangunan RKB SMPN I Geneng yang digarap oleh CV.Ganestya Mega menelan biaya Rp.118 juta dianggap kwalitasnya sangat jelek. Apalagi menurut Budi Purwanto dengan satu RKB terbukti bahan konstruksi untuk kusen jendela dan pintu yang berbahan baku kayu jati hanya asal-asalan.
Sanggahnya, kayu jati yang dipakai tersebut jauh dari specnya dimana terlihat keropos dan beberapa bagian yang berlubang sengaja di tutup dengan dempul kayu dicampur dengan serbuk kayu. “Padahal kita sudah mengingatkan sewaktu menjelang finishing harap hati-hati karena ini menyangkut uang rakyat yang dipakai dalam pembangunanya,” bebernya lagi.
Sementara Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, dalam menanggapi hasil sidak di kedua sekolah tersebut mengaku kecewa. Janjinya dalam waktu dekat pihaknya akan segera melakukan evaluasi terhadap PPTK maupun kontraktor selaku pemenang tender. “Kenyataanya masih ditemukan adanya keterlambatan progres pengerjaan proyek demikian juga kwalitasnya masih dirasa kurang,” katanya.
Kemudian selaku PPTK, Gunadi Ash Chidiq Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi, dengan nada enteng ketika menjawab pertanyaan wartawan. Menurutnya hasil sidak yang dilakukan Komisi IV DPRD Ngawi dan Wakil Bupati tersebut belum masuk dimeja kerjanya.
“Jadi apa temuan mereka sampai sekarang belum kita terima,” bantahnya. Menyangkut scedul pengerjaan di SMKN I Geneng, Gunadi Ash Chidiq, memang yang ditawarkan ke pihak rekanan cuma 60 hari. Selain itu menanggapi kwalitas finishing di SMPN I Geneng pihaknya selama ini belum mengkroscek ke lapangan. “Karena ada kerepotan jadi belum sempat melihat dari dekat pembangunan di SMPN I Geneng itu,” kilahnya lagi.(pr)
NGAWI™ Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Ngawi menggelar Musyawarah Kerja Cabang (Mukercab) II di Gedung Pertemuan Notosuman, Ngawi, Minggu (16/12). Mukercab dibuka secara resmi oleh Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Jawa Timur, Norman Zein Nahdi,SE.
Dalam sambutannya, Ketua DPC PPP Kabupaten Ngawi, Dimas Alfinoor Rahmadi mengatakan, Mukercab II DPC PPP ini di hadiri oleh seluruh pengurus DPC, perwakilan pengurus anak cabang dan perwakilan DPW. “Agenda penting yang dibahas adalah berkaitan dengan Pemilu 2014 yakni kegiatan kita akan difokuskan ke masyarakat secara langsung,” ujar Dimas Alfinoor Rahmadi.
Dimas menambahkan, dalam Mukercab II ini para peserta akan dibekali materi tentang menata manajemen organisasi, kepartaian secara modern, cara efektif merekrut massa, membina kader yang militan dan bagaimana menjadi juru kampanye yang bisa meraih.
Selain itu ketika disinggung mengenai target perolehan suara pada Pemilu 2014, sebagai Ketua DPC PPP dirinya sudah mempersiapkan para bacaleg di masing-masing 6 daerah pemilihan (dapil) yang ada di Kabupaten Ngawi. Namun, juga diakuinya tetap akan mempertahankan perolehan suara yang pernah diraih partainya pada Pemilu 2009 lalu.
Meskipun sesuai penjelasan Dimas Alfinoor Rahmadi pada pemilu lalu partai berlambang Ka’bah tersebut di wilayah Ngawi mengalami penurunan suara dari Pemilu 2004. Dimana saat itu hanya mendapatkan perolehan suara dari 6 dapil sekitar 24 ribu padahal Pemilu 2004 meraup suara 26 ribu. “Meskipun ada penurunan suara namun kalau dilihat pemerataanya pada pemilu lalu cukup baik,” urainya lagi.
Dalam kesempatan yang sama Norman Zein Nahdi.SE, Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Wilayah DPW) PPP Jawa Timur mengintruksikan kepada jajaran DPC dalam Mukercab II ini untuk ditekankan pentingnya 4 hal materi pembahasan yakni Struktural partai, Ketokohan, Manuver dan Logistik.
Dalam menanggapi pertanyaan wartawan tentang penilaian hasil dari sebuah lembaga survey yang mengatakan bahwa partai berbasis agama akan mengalami penurunan suara pada pemilu mendatang.
Norman Zein Nahdi, hasil yang dirilis dari lembaga survey tersebut tidak benar adanya dan menurutnya hasil lembaga survei itu di ibaratkan thermometer yang sifatnya hanya sementara. “Untuk di wilayah Jawa Timur sendiri jangan disamakan dengan daerah lain, kita punya kultur sendiri jadi menurut partai kami penilaian itu tidak cukup akurat,” tegasnya.
Hanya saja kritik popularitas partai Islam akan mengalami kemerosotan suara akan dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap partainya untuk memantapkan persiapan Pemilu 2014. “Untuk itu semua kader partai harus all out menjaring aspirasi di masyarakat sehingga pada pemilu mendatang perolehan suara akan maksimal,” pungkasnya. (pr)
NGAWI™ PT Dupont Agricultural Products Indonesia (DAPI), salah satu produsen bahan perlindungan tanaman yang berkantor pusat di Wilmington, Amerika Serikat, dengan produk insektisida Prevathon 50 SC merayakan ulang tahun ke lima sejak peluncuran pertamanya di lapangan Desa Watualang, Kecamatan Ngawi Kota, Sabtu (15/12).
Pada perayaan kali ini bertemakan Prevathon Village Roadshow langsung dihadiri Bupati Ngawi, Ir.Budi Sulistyono, dan jajaranya dengan ditandai penyerahan pohon sukun secara simbolis dari PT Dupont yang diwakili Ir.Sarana Suwito selaku Regional Sales Manajer Indonesia Timur.
Pada kesempatan tersebut juga diramaikan kegiatan konvoi melibatkan 20 komunitas Jeep, 50 komunitas Trail, 50 sepeda ontel dan 37 hand tractor yang dihias mengelilingi kota Ngawi berakhir finish dilapangan Desa Watualang.
Menurut Ir.Sarana Suwito, Prevathon 50 SC merupakan insektisida golongan baru yang memiliki kandungan kimia relatif aman terhadap manusia, mamalia, ikan, dan serangga berguna seperti lebah penyerbuk. Dijelaskan, insektisida ini khusus untuk hama tanaman padi serta kacang-kacangan jenis pengorok daun (Liriomyza huidobrensis), dan penggerek polong (Maruca testulalis).
Selain itu juga untuk hama tanaman cabai jenis ulat grayak (Spodoptera litura). Selain itu Prevathon 50 SC insektisida pertama yang terdaftar di Indonesia yang mengandung bahan aktif klorantraniliprol. “Bahan ini termasuk golongan insektisida label hijau artinya ramah terhadap lingkungan,” terang Ir.Sarana Suwito.
Dengan demikian pemakaian Prevathon 50 SC para petani dapat menikmati hasil maksimal. Dimana dalam satu hektar lahan padi cukup menggunakan dua botol Prevathon 50 SC dengan cara disemprotkan.
Pada acara ini urai Ir.Sarana Suwito, merupakan bagian dari tournya selama 5 hari ada di 6 kota dan 7 titik kegiatan. Diantaranya kota yang dikunjungi pada Prevathon Village Roadshow yakni Purwodadi, Indramayu, Belitang, Pasaman Timur, Serdang Bedagai dan Langkat.
Ulang tahun ke lima produk Prevathon 50 SC di lapangan Desa Watualang tersebut juga ada beberapa kegiatan seperti lomba yel-yel dan Klopencapir dari kelompok tani, dan penyerahan hand tractor terhadap masing-masing pemenang. (pr)
NGAWI™ Sepekan setelah mencanangkan program sukunisasi atau penanaman pohon sukun ribuan batang di Desa Semen, Kecamatan Paron, kini Pemkab Ngawi kembali melakukan penghijaun dengan menanam puluhan ribu pohon durian di empat kecamatan sekaligus seperti Kendal, Jogorogo, Ngrambe dan Sine.
Penanaman pohon durian varietas montong yang diprediksi bakal berproduksi sekitar empat sampai lima tahun tersebut dilakukan secara simbolis oleh Bupati Ngawi, Ir Budi Sulistyono beserta Wakil Bupati Ony Anwar dan seluruh jajaran Forpinda di Desa Ngrambe, Kecamatan Ngrambe, Jum’at (14/12).
Dalam kesempatan ini Ir.Budi Sulistyono menjelaskan program penanaman puluhan ribu pohon durian untuk menciptakan lingkungan yang hijau sekaligus mampu menambah sumber ekonomi dari pohon durian. “Kita terus membranding program penghijauan ini salah satunya dengan menanam pohon durian sehingga dalam waktu dekat akan terlihat hasilnya sekaligus menciptakan Ngawi yang hijau,” terang Ir Budi Sulistyono.
Urainya lagi, gerakan penghijauan yang dilakukanya saat ini demi perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Konsepya diarahkan untuk memperbaiki sistem pengelolaan sumber daya alam agar mampu memberi manfaat ekonomi, termasuk jasa lingkungannya, dalam jangka panjang dengan tetap menjamin kelestariannya. “Apalagi yang kita tanam saat ini adalah durian dilain sisi sebagai pohon lindung sekaligus buahnya mempunyai prospek ekonomi yang cukup bagus,” tandasnya lagi.
Komitmenya, dengan penanaman pohon durian tersebut dalam jangka tertentu Ngawi bisa menjadi sentra durian yang diproduksi dari daerah Ngawi selatan ini. Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ngawi, Setiono, membeberkan, program penanaman durian untuk saat ini yang dilakukan sebanyak 26.981 batang pohon. “Salah satu komoditi perkebunan yang berpotensi untuk dikembangkan adalah tanaman durian, buah durian merupakan salah satu jenis buah tropis yang amat populer dikalangan masyarakat,” kata Setiono.
Kemudian buah durian sesuai penuturanya, durian merupakan tanaman spesifik tropis yang bernilai ekonomis cukup tinggi bagi peningkatan pendapatan petani, devisa Negara, dan kebutuhan agribisnis.
Meskipun prospek durian amat cerah di pasaran dalam dan luar negeri, namun ternyata jenis tanaman ini masih belum diperhatikan secara memadai. Sehingga dengan penanaman pohon durian secara serentak tersebut upaya pihak pemerintah daerah untuk membudidayakan sekaligus menambah nilai ekonomi di masyarakat dari buah durian.
Meski demikian diakui Setiono, budidaya durian ternyata cukup kompleks karena mencakup teknologi, pembibitan, produksi dan pemasaran hingga pengolahan atau prosesingnya. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kwantitas dan kwalitas produksi durian nasional yang sesuai dengan permintaan pasar (konsumen) adalah pengembangan budidaya tanaman durian secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis berupa kultur perkebunan, baik skala kecil maupun besar. (pr)
GENENG™ Setidaknya 12 pelajar terdiri dari 6 pasang muda mudi digerebek petugas lantaran diduga para pelajar ini melakukan hal yang tak senonoh dalam bilik salahsatu warnet dibilangan Desa Klitik, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, (12/12). Merekapun terpaksa digelandang ke Mapolsek Geneng Ngawi guna mendapat pembinaan sebelum dipulangkan kembali.
Umumnya mereka masih mengenakan seragam sekolah setingkat SMP, SMA dan SMK di wilayah Ngawi. Dalam penggerebekan tersebut sempat ditemukan satu pasangan pelajar melakukan perbuatan tidak senonoh dari bilik warnet yang cukup sempit.
Razia yang dilakukan Polsek Geneng tersebut, mendasar banyaknya laporan warga sekitar warnet yang menginformasikan belasan pelajar pasangan muda mudi masuk warnet yang kondisinya agak tertutup.
Keenam pasangan pelajar yang terjaring itu masing-masing adalah GS, siswa Kelas 12 SMK, warga Desa Manguharjo, Kecamatan Ngawi bersama MO, siswa kelas 12 SMA.
DM siswi SMK warga Desa Kasreman, Kecamatan Geneng, dan LY pelajar SMK warga Kasreman, Kecamatan Geneng.
DP siswa kelas 12 SMK warga Desa Kasreman, Kecamatan Geneng dan AW siswi SMK warga Desa Tambakromo, Kecamatan Geneng.
AY siswa SMK warga Desa/Kecamatan Paron dan NT siswi SMK warga Desa Kerten, Kecamatan Paron,
AG siswa SMK warga Ngawi dan EP siswi SMA warga Kecamatan Pitu.
Serta AH siswa SMK warga Desa Dempel, Kecamatan Geneng dan DS siswi SMP warga Desa Kersikan, Kecamatan Geneng.
Siang itu juga sebanyak 6 pasangan pelajar langsung digiring masuk mobil patroli dan dibawa ke Polsek Geneng untuk didata dan selanjutnya diminta membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Mereka yang diciduk polisi ini, rata-rata berduaan dengan lawan jenisnya di dalam bilik warnet itu. Kapolsek Geneng, AKP Partono mengatakan, penggerebekan yang dilakukanya karena ada laporan masyarakat yang menyebutkan jika bilik warnet yang menjadi idola kalangan pelajar itu, diduga sering digunakan berbuat mesum kalangan pelajar. Saat melakukan penggerebekan, petugas mendapati sejumlah pasangan pelajar yang berbuat tak senonoh di dalam bilik warnet itu.
"Keenam pasangan masih berstatus sebagai pelajar. Karena razia warnet banyak masukan informasi yang menyebutkan bilik warnet yang kami gerebek tadi sering digunakan ajang mesum kalangan pelajar. Usai membuat surat pernyataan orangtua yang bakal menjemput mereka ke Polsek agar tidak mengulangi perbuatannya lagi," terangnya. Selain itu pihak sekolah akan diberitahu sebagai bahan pembinaan terhadap anak didiknya yang dianggap berbuat negative ini. Tambah AKP Partono, pemilik warnet yang ada di Desa Klitik tersebut akan segera dipanggil terkait aksi yang dilakukan para pelajar ini. (pr)
NGAWI™ Bayi laki-laki pertama yang lahir tepat pukul 12.12 WIB, merupakan pasangan Toyibun (29) -Endang Lestari (24), dan disusul beberapa menit selanjutnya bayi yang juga laki-lahi dilahirkan kembali dari pasangan suami istri Dadang Wahyuwibowo (32) dan Afifta Puspasari (28), kedua merupakan warga Desa Karangasri, Kecamatan Ngawi Kota,(12/12).
Seperti yang diungkapkan Surati, bidan yang menangani persalinan kedua bayi tersebut, kalau dilihat dari waktu melahirkan tepat pada moment 12 an yang merupakan angka cantik memang cukup unik dimana lahir pada tanggal 12 bulan 12 tahun 2012 dan pukul 12 lewat 12 menit.
“Mereka datang pada pagi tadi alhamdulilah langsung kita tangani dan sekitar pukul 12 lebih 12 menit bayi pertama dari pasangan Bapak Toyibun dan Ibu Endang Lestari dapat dilahirkan dengan normal tanpa operasi Caesar dan ini merupakan bayi pertama dari pasangan ini,” terang Surati.
Dia menambahkan, bayi laki-laki dengan angka 12 tersebut saat ini kondisi tubuhnya dalam keadaan sehat dengan berat saat lahir 3 kilogram serta panjang 49 centi meter. “Kondisi bayi serta ibunya dalam keadaan sehat begitu juga bayi kedua yang dilahirkan tadi,” urai Surati lagi.
Dalam keteranganya Surati mengaku pada hari yang sama telah menerima 4 pasien ibu mau melahirkan. Namun, satu diantaranya pasien tersebut jelas Surati telah dirujuk ke RSUD Dr Soeroto Ngawi karena mengalami sesuatu hal yang perlu mendapatkan pertolongan.
“ Hari ini ada empat pasien ibu mau melahirkan, satu pasien kita rujuk dan satunya lagi masih kita tangani dan dua sudah melahirkan tadi itu,” ungkapnya. Lahirnya bayi pada angka cantik ini seperti yang dikatakan Toyibun tidak direncanakan sama sekali.
“Bayi saya yang lahir tadi memang tepat pukul 12 lewat 12 menit padahal kalau dilihat dari tanggal maupun bulan dan tahun tidak ada perencanaan sama sekali dan cuma kebetulan saja,” kata Toyibun. Dirinya hanya mengharapkan dengan lahirnya putra pertama ini akan mengharapkan keberkahan bagi keluarganya dikemudian hari.
“Untuk nama dari bayi ini memang sudah kita persiapkan sejak awal namun belum saatnya kita beritahu karena dalam adat Jawa biasanya pemberian nama pas pada satu kemudian,” pungkas Toyibun. (pr)
MADIUN™ Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Hj Ani Yudhoyono beserta rombongan tiba di Lapangan Udara (Lanud) TNI AU Iswahyudi Madiun, dengan pesawat khusus kepresidenan Boeng 737-800 milik Garuda. orang nomor satu Republik Indonesia ini disambut Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, beserta jajaran Forpinda. (11/12).
Tidak berapa lama di Lanud Iswahyudi, Presiden SBY langsung meluncur ke Desa Mlilir, Kecamatan Dolopo untuk menghadiri panen raya padi sekaligus berdialog para petani setempat.
Kunjungan kerja ke daerah tersebut Presiden SBY yang didampingi beberapa kabinetnya seperti Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menparekraf Mari Elka Pangestu, Menkop dan UKM Syarief Hasan, Menperin MS Hidayat dan Menko Polhukam Joko Suyanto.
Kemudian sesuai jadwalnya, hasil karya mobil listrik produksi kerja sama PT PLN dengan PT Sarimas, mobil listrik produksi PT Great Asia Link (Grain dan PT Pindad), serta becak tenaga surya (Cakra Hybrid) yang merupakan karya anak SMK PGRI 2 Ponorogo akan langsung ditinjau Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono.
Selain itu di Kabupaten Magetan yang menjadi bagian produk unggulan sentra kerajinan kulit dan pusat penggemukan sapi akan menjadi jadwal kunjungan Presiden SBY dalam satu hari ini.
Dalam rangkaian kunjungan Presiden SBY ke Madiun dan Magetan tersebut sesuai informasi dilapangan berkaitan dengan pembahasan pembangunan daerah Jawa Timur secara umumnya. Sementara untuk mengantisipasi gangguan keamanan kunjungan Presiden SBY, Kodam V Brawijaya dan Polda Jatim menerjunkan sebanyak 3.850 personel gabungan.
Mereka terlihat ditempatkan di sepanjang rute yang bakal dilewati Presiden beserta rombongan serta sejumlah lokasi yang dikunjungi.
Dalam siaran persnya, Kapenrem 081 DSJ Madiun, Mayor Inf Budi Yuwono menegaskan, jumlah personel gabungan ini terdiri TNI-Polri ini tidak termasuk dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan Satpol Pamong Praja (PP) dan Dinas Perhubungan (Dishub).
Kata dia, seluruh petugas dari TNI-Polri yang diterjunkan ditempatkan sesuai prosedur tetap (protap) di mana mereka dibekali peluru tajam. Tidak sebatas itu saja sesuai protap pengaman Presiden akan disiagakan penembak jitu (sniper) yang berada di sekitar Presiden SBY dalam jarak tertentu. (pr)
NGAWI™ Selebaran yang isinya bila tak segera melunasi tunggakan retribusi maka akan kehilangan hak menempati lapak PKL Alun-alun Ngawi yang memang tak kunjung rampung meski jatuh tempo pekerjaan seharusnya sudah sepekan lalu. Karuan, belasan orang yang tergabung dalam paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) menggeruduk kantor Dispora setempat (11/12).
Menurut Sutris salah satu PKL , pihaknya menuntut klarifikasi terkait informasi sesuai pada surat selebaran dari paguyuban PKL. Terangnya, kalau tidak mau membayar tunggakan restribusi selama tiga tahun terakhir maka tidak berhak menempati kios PKL yang baru dibangun tersebut. “Kalau menyuruh untuk melunasi yang nilainya ratusan ribu hingga jutaan jelas kami tidak mampu, makanya dengan surat itu kami ingin mengklarifikasi kebenaran informasi tersebut,” ungkap Sutris.
Tambah dia, mayoritas PKL yang mendatangi ke Disporabudpar merupakan pedagang lama dari kios yang ada di jalan serong timur Alun-alun Merdeka. “Semuanya yang ada disini merupakan pedagang lama, dan informasi tersebut juga harus jelas,” kilahnya lagi. Akhirnya belasan PKL tersebut melalui 4 orang perwakilanya langsung diterima Agus Santoso, Kepala Disporabudpar Kabupaten Ngawi.
Dalam pertemuanya tersebut menurut penjelasan Agus Santoso, semua permasalahan pengaturan sebenarnya sudah diserahkan ke paguyuban PKL. Selain itu untuk bisa menempati kios PKL baru yang dibangun dengan memakan dana Rp 793 juta bersumber DAU 2012 itu. Terang Agus Santoso, harus mempunyai Tanda Daftar Usah (TDU) yang dikeluarkanya mendasar pelunasan restribusi.
“Memang ada yang masih menunggak pembayaran restribusi selama tiga tahun mulai 2010 lalu, namun kebijakan kita tadi bersama PKL maka yang segera mereka bayarkan hanya tunggakan tahun ini yakni 2012 saja,” kata Agus Santoso. Dia menegaskan, jatuh tempo pembayaran restribusi kios PKL tepatnya tanggal 20 Desember harus segera dilunasi untuk bisa menerbitkan TDU.
Sesuai rencana sebanyak 72 kios PKL ini akan dioperasikan pada awal tahun depan sambil menunggu proses finishing. Bebernya, selama ini PKL yang menepati kios tersebut hanya dibebani Rp 2 ribu setiap harinya diluar kebutuhan air dan listrik. “Yang kita utamakan tetap pedagang lama yang bakal menempati kios baru itu, dan nantinya kios-kios ini dikhususkan untuk kuliner saja,” urai Agus Santoso. (pr)
NGAWI™ Konser Band Endang Soekamti di Alun-alun Merdeka Ngawi, Jawa Timur, Sabtu malam (8/12), yang semula berjalan lancar dengan disaksikan ribuan orang sempat diwarnai kekisruhan antar penonton. Adu jotospun tidak terelakan dan berakibat pagar pembatas antara panggung dengan penonton roboh.
Kisruh antar penonton ini setelah Endang Soekamti menyanyikan beberapa lagu hitsnya, kemudian biang kerok kekisruhan yang berjumlah sekitar 20 orang melarikan diri ke luar areal hiburan.
Meski demikian puluhan aparat dari Polres Ngawi tetap mengejar dan berhasil mengamankan beberapa orang yang diduga sebagai pemicu keributan.
“Sebetulnya tadi cuma dua orang yang berselisih paham, namun langsung saja dari kelompok lain pada nimbrung,” ujar Yoga, salah satu penonton. Setelah peristiwa reda dan penonton lain ditertibkan oleh petugas, Band Endang Soekamti yang diawaki oleh Erik(vokal dan bass), Ari (drum), dan Dori (bass) kembali menggebrak Kota Ngawi kebetulan saat konser ini cuaca terang, penampilannya hingga menjelang tengah malam.
Endang Soekamti merupakan grup band yang menggunakan idiom punk dalam bermusik. Lirik-liriknya terkesan "semaunya", kadang-kadang kasar, dan "nyeleneh", khas humor Yogyakarta hingga fans manianya Kamtis Familly terpukau.
Dalam konser ini Endang Soekamti membawakan beberapa lagu diantaranya Semoga Kau Di Neraka, Pejantan Tambun, Tancap Gas, Masih Merdeka, Pencuri Cinta, Berpacu Dalam Melodic dan Mari Bercinta.
Dalam tour konsernya, Endang Soekamti akan manggung di kota-kota Jawa Timur, sesuai rencana pada Minggu sore, (9/12), akan menyambut penggemarnya di Kota Lamongan. Dan Endang Soekamti pada moment tanggal 12/12/2012 akan merilis album ke lima seperti yang diungkapkan Erik sang vokalis. (pr)
NGAWI™ Perekaman e-KTP oleh Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Ngawi sudah menembus angka di atas 500 ribu jiwa, tepatnya 547.405 jiwa dari 659.435 wajib KTP dengan persentase 83.01 persen. Dan ini berarti tinggal menyisakan 112.030 warga saja dari 19 kecamtan yang ada.
Kepala Disdukcapil Kabupaten Ngawi, Rahadie Surya Putra, membenarkan jika pihaknya sampai akhir tahun ini telah berhasil menjaring para wajib KTP meskipun ada beberapa faktor yang masih jadi hambatanya. “Seharusnya program ini selesai pada akhir Desember 2011 lalu. Namun, karena belum memenuhi kuota, akhirnya diperpanjang lagi dalam tahun ini,” terangnya.
Tambah dia, faktor yang menjadi terhambatnya program e-KTP selama ini kurangnya peralatan perekaman dimana peralatan secara normalnya yang dibutuhkan sebanyak 72 set namun saat sekarang baru ada 38 set yang tersebar di seluruh kecamatan.
Selain itu kurangnya kesadaran masyarakat wajib KTP untuk datang di tempat perekaman seperti di kantor kecamatan. Rahadie Surya Putra menilai, para wajib KTP yang ada di luar kota ataupun yang merantau ke luar negeri menjadi indikator terhambatnya penyelesaian perekaman.
Meskipun pihaknya selalu mengadakan sosialisasi ke masyarakat secara langsung tetapi malah sebaliknya asumsi masyarakat yang mengartikan jika terlambat melakukan perekaman pertama maka mereka cenderung menunggu panggilan ke dua dan seterusnya.
Sesuai data awal Desember tahun ini dari 19 kecamatan yang berhasil melakukan perekaman data tertinggi ada di Kecamatan Pangkur. Khususnya Kecamatan Pangkur berhasil merekam sedikitnya 19.966 jiwa atau 104.79 persen.
Kemudian pada waktu yang sama seperti di Kecamatan Paron berhasil merekam 55.885 jiwa dari 72.393 jiwa wajib KTP atau 77.20 persen. Menurut Panca Widodo, Sekretaris Kecamatan Paron menerangkan, dipastikan dalam akhir tahun tinggal menyisakan 16.508 warga yang belum berhasil direkam.
Tambahnya, print out dari Kementerian Dalam Negeri sebanyak 43.885 e-KTP dan baru diambil warga sebanyak 5.300 e-KTP. “Maka dari itu nantinya kita akan turun ke desa membawa alat perekaman semua seperti foto maupun pendekteksi iris mata dan sidik jari,” tutur Panca Widodo. (pr)
NGAWI™ Ditengah upaya melakukan pemulihan kwalitas lingkungan hidup, Pemkab Ngawi dengan gencarnya melaksanakan peraturan perundang-undangan sesuai Kepres No 24 Tahun 2008 tentang penghijauan menuju 1 miliar pohon. Gerakan tersebut dengan dibuktikan menciptakan kawasan hijau diseluruh pelosok wilayah Kabupaten Ngawi.
Seperti yang diungkapkan Bupati Ngawi, Ir Budi Sulistyono, pada saat penanaman pohon sukun sebanyak 22.375 batang di Desa Semen, Kecamatan Paron yang dilakukan secara simbolis di lapangan desa setempat yang melibatkan seluruh jajaran SKPD dan Forpinda.
Menurutnya dengan penanaman pohon sukun yang jumlahnya ribuan batang tersebut diharapkan Desa Semen menjadi ikon dengan sebutan desa sukun. “Tujuanya adalah menuju Ngawi hijau sebagai bagian pencanangan program nasional, dengan demikian langkah selanjutnya menciptakan hijau yang berbasis ekonomi seperti di Desa Semen ini,” terang Ir Budi Sulistyono, Jum’at (7/12).
Hematnya, dengan pencanangan desa sukun dalam kurun waktu 4 sampai 5 tahun kedepan dipastikan Desa Semen akan jadi sentra produksi buah sukun yang mempunyai nilai ekonomis cukup baik. “Selain itu ini akan jadi bentuk penguatan ekonomi secara umum sebagai bagian ekonomi kerakyatan terhadap warga desa,” tuturnya lagi.
Janjinya untuk kedepan dalam menata penguatan ekonomi diberbagai sector, Mbah Kung (panggilan akrab Ir Budi Sulistyono-red) secara optimis mampu menciptakan satu desa satu program. Pihaknya mencontohkan dalam merealisasikan program tersebut, seperti di Desa Sumberbening,
Kecamatan Bringin dalam waktu dekat akan menjadi desa tambak yang menitik beratkan pada perikanan terpadu dengan memanfaatkan sumber daya alam di Waduk Sangiran. Ditambah dalam bulan ini secara serentak akan dilakukan penanaman ribuan pohon durian di seluruh wilayah Kecamatan Ngrambe.
Tidak hanya itu, dalam kurun setahun ini jelas Mbah Kung juga telah berhasil mengembangkan terobosan dengan menciptakan sentra budidaya kambing seperti di Desa Pelang Lor, Kecamatan Kedunggalar.
Maka sesuai targetnya pada tahun 2013 nanti gerakan penghijauan yang dilakukan Pemkab Ngawi akan mampu menanam kurang lebihnya 1, 9 batang pohon buah-buahan serta pohon lindung yang tersebar di 19 kecamatan.
Dengan adanya beberapa program berbasis kerakyatan secara stimulus tersebut, Mbah Kung menguraikan dalam tahun ini peningkatan ekonomi sesuai indeknya menembus angka 6 persen lebih pada tingkatan kabupaten.
Dalam waktu yang sama Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ngawi, Setiono, mengatakan dalam pelaksanaan penanaman ribuan pohon sukun di Desa Semen pemanfaatanya bisa multi fungsi baik nilai ekonomisnya maupun bentuk upaya mempertahankan kelestarian lingkungan dengan keanekaragaman hayati didalamnya.
“Program penghijauan ini akan terus kita lakukan secara periodik setiap tahunya, sehingga wilayah Ngawi akan menjadi daerah yang ijo royo-royo dan berproduktif bagi warganya,” pungkas Setiono. (pr)
WIDODAREN™ Dalam waktu yang hampir bersamaan, setidaknya 2 toko emas dibobol pencuri. Kejadian tersebut menimpa toko emas Macan milik Roni Raharjo (50) dan toko Doro milik Iwanto (57), keduanya merupakan warga Dusun Walikukun Wetan, Desa/Kecamatan Widodaren. Kerugianpun ditaksir mencapai hingga miliaran rupiah (5/12).
Kedua korban mengaku telah kehilangan uang tunai Rp 285 juta dan perhiasan emas totalnya 14 kilogram. Dari pengakuan para korban, kemarin sore sekitar pukul 15.00 WIB.
keduanya menutup toko dengan mengunci pintunya kemudian pulang kerumah masing-masing. Namun setelah pagi harinya sesuai keterangan korban, mendapati CCTV yang ada dalam toko dalam kondisi rusak. “Ya kaget kok kamera pengintai itu rusak, setelah itu melihat uang dan perhiasan raib semua,” terang Roni Raharjo, Kamis (6/12).
Lanjutnya, aksi nekat yang dilakukan para maling tersebut dipastikan lewat belakang toko setelah ada tembok yang dijebol. Dengan kejadian pembobolan tempat usahanya ini, para korban langsung melaporkan kejadian yang baru menimpanya kepada pihak kepolisian.
Kemudian hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan Polres Ngawi memastikan pelaku pembobolan dilakukan lebih dari satu orang.
Seperti yang diungkapkan Kasubag Humas Polres Ngawi, AKP Lilik Sulastri, membenarkan kejadian pembobolan toko emas di wilayah Kecamatan Widodaren tersebut.
Tambahnya, saat ini kasus perampokan tersebut masih dalam penyidikan oleh unit Reskrim Polres Ngawi.
Dan pihaknya mengharapkan kepada warga untuk melaporkan kepada petugas bila melihat hal-hal yang mencurigakan sebelum terjadinya perampokan di toko emas tersebut. Pasalnya hal itu bisa membantu pengungkapan identitas pelaku. (pr)
NGAWI™ Jalannya pekerjaan proyek penataan kios Pedagang Kaki Lima (PKL) kawasan Alun-alun Merdeka Ngawi terkesan jalan ditempat. Bagaimana tidak, Deadline pengerjaan tinggal 3 hari kerja, kenyataan justru masih jauh dari kata rampung. Parahnya, lokasi proyek yang tepat didepan mata pusat pemerintahan ini terkesan diumbar saja oleh pihak-pihak terkait.
Seperti yang terpampang pada papan proyek itu akan rampung pada 8 Desember 2012 sesuai jangka waktu pengerjaan 100 hari mulai 31 Desember lalu. Proyek kios PKL yang memakan dana sekitar Rp 793 juta lebih bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2012 kondisinya sekarang ini diperkirakan baru mencapai 70 persen.
Pihak Komisi D DPRD Ngawi dalam menanggapi ancaman molornya pengerjaan kios PKL akan bertindak tegas sesuai kewenanganya. “Kalau memang molor dan tidak sesuai dengan jatuh tempo pengerjaanya maka pihak kita akan mempelajari hal tersebut guna mengusulkan untuk memberikan sanksi terhadap rekanan tersebut,” ujar Anas Hamidi, Rabu (5/12).
Kemudian dalam penelusuran media untuk mempertanyakan kapan kios PKL tersebut akan selesai kepada pihak CV.Dwi Karya sebagai rekanan ketika dilokasi namun tanpa tidak ada satupun yang bisa ditemui.
Padahal para pedagang sebelumnya yang menempati kios dikawasan tersebut banyak yang mengharap untuk segera di selesaikan pembangunan kios PKL. Dengan alasan sekarang ini, mereka mengeluhkan kondisi relokasi yang ada kali ini. “ Setiap kali hujan ya kondisinya becek kalau yang ada dibarat alun alun sini,” terang salah satu pedagang yang enggan disebut namanya. Terlebih kata pedagang, melihat dari struktur banguan kios PKL yang sekarang ini atapnya memakai bahan fiber jelas akan mempengaruhi kenyaman para konsumenya. “Kalau jadi fiber atapnya itu seperti apa situasinya dalam musim kemerau pasti panas banget,” imbuhnya lagi.
Sementara Muh. Sadli kabid Kimpraswil DPU Bina Marga Cipta Karya dan Kebersihan (BMCK) Kabupaten Ngawi ketika dihubungi mengaku ada rapat kerja di Yogjakarta. Dan dirinya hanya mengirim pesan singkat yang pada dasarnya proyek kios PKL tersebut akan rampung tepat waktu. Selaiin dirinya hanya mengaku dalam nilai kontrak sampai batas kontruksi rangkanya saja. Untuk atapnya jelas Sadli, diluar dari kewenanganya melainkan bantuan dari koperasi. Anehnya, koperasi mana dan nilainya berapa dari atap yang disebutkan dirinya tidak menjelaskan lagi. (pr)
NGAWI™ Ketersediaan stok berbagai jenis pupuk memasuki musim tanam pada akhir tahun ini dinilai masih mencukupi kebutuhan petani. Kabid Produksi Dinas Pertanian Ngawi, Suranto, membeberkan titik aman kebutuhan pupuk diwilayahnya meliputi lahan pertanian sawah maupun perkebunan.
“Pada bulan ini untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk dikalangan petani kita sudah mengadakan pertemuan dengan PT Petrokimia Gresik dan PT Kujang sehingga petani tidak perlu khawatir,” kata Suranto, Selasa (4/12). Kata dia, di wilayah Ngawi untuk lahan pertanian sawah luasnya mencapai 50.476 hektar sedangkan lahan bukan sawah seperti perkebunan dan perikanan luasnya sekitar 22.547 hektar.
Urainya, dalam musim tanam saat ini terhitung mulai November kondisi ketersediaan pupuk mendasar jumlah alokasi terdiri Urea stok 43.302 ton realisasi 31.119 ton, SP 36 stok 12.690 ton realisasi 9.265 ton, ZA stok 26.700 ton realisasi 25.457 ton, NPK stok 45.470 ton realisasi 33.572 ton dan Organik stok 24.950 ton realisasi 15.665 ton.
Dengan demikian penggunaan pupuk secara berimbang kata Suranto, akan mempertahankan kesuburan lahan pertanian termasuk unsur hara di dalamnya. “Kalau pemupukan terlalu berlebihan terhadap tanaman jelas ada efeknya terhadap lahan belum lagi biaya produksinya,” ungkapnya. Dengan demikian untuk melangsungkan kesuburan tanah persentase penggunaan pupuk organic harus ditingkatkan.
Terkait maraknya keresahan petani dibeberapa wilayah menyangkut peredaran pupuk dalam paket seperti ZA dengan Petroganik. Suranto menjelaskan, pihaknya akan melihat dampak riil dilapangan seandainya ada ulah nakal yang dilakukan para pemilik Delivery Oder (DO).
“Kalau masalah penjualan paket pengawasanya ada di Dinas Koperasi dan Perdagangan dan bukan kita, hanya saja secepatnya tetap ada langkah-langkah antispiasi dengan saling berkoordinasi,” janji Suranto. Karena selama ini penjual pupuk yang mengantongi DO dari produsen pupuk tetap mendasar SK Bupati. (pr)
NGAWI™ Tabrakan hebat terjadi di Jalan Raya Ngawi-Caruban, tepatnya Km 19-20 masuk wilayah Legundi Kec. Karangjati. Berawal mobil Kijang (AE 1717 J) tiba-tiba oleng dan menghantam truk box (AD 1915 YA) yang kebetulan sedang parkir ditepi jalan, pada pagi buta hari ini (03/12). Dikabarkan 1 orang tewas serta sedikitnya 6 orang lainya mengalami luka berat.
Korban yang tewas tersebut atas nama Agus (42) warga Desa Walikukun, Kecamatan Widodaren-Ngawi dengan mengalami hematum kepala bagian depan serta luka robek pada bibirnya. Sedangkan yang mengalami luka berat tercatat Suparman (42) yang merupakan anggota Polres Ngawi, Danang (32) karyawan BPR Kediri, Muhfid (26) asal Desa Walikukun, Kecamatan Widodaren, Ikhwan (15) pelajar asal Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Harsono (40) warga Desa Pengkol, Kecamatan Mantingan dan Yuli Kurniawan (20) warga Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu.
Korban tewas maupun yang luka berat tersebut merupakan penumpang mobil kijang yang sebelumnya hendak pulang ke Kecamatan Widodaren setelah menghadiri kegiatan jemaah wahidiyah di Kabupaten Jombang. Menurut keterangan beberapa orang saksi di TKP menyebutkan, pada awalnya mobil kijang yang dikemudikan Suparman melaju dari arah selatan ke utara dengan kecepatan sedang.
Setelah masuk kawasan Desa Legundi ada truk box yang dikemudikan Sahid (56) warga Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren sedang diparkir ditepi jalan bagian barat dengan posisi menghadap ke arah selatan.
Pada waktu yang bersamaan mobil kijang tiba-tiba oleng ke kiri, karena jarak terlalu dekat maka pengemudi kijang tidak dapat mengendalikan mobilnya yang akhirnya menabrak bagian kiri dari depan truk box tersebut. “Saat itu terlihat sopir truk box baru saja turun dan menuju warung yang ada didekatnya, dan pada saat kecelakaan terjadi sebetulnya cuacanya sangat terang tidak hujan makanya factor kecelakaan sendiri saya tidak tahu,” ujar saksi.
Dari tabrakan ini kedua kendaraan mengalami kerusakan cukup parah apalagi mobil kijang terlihat rusak bagian body depan serta kaca pecah. Kemudian seluruh penumpang mobil kijang yang mengalami luka-luka langsung dilarikan ke Puskesmas Karangjati.
Karena kondisi penumpang cukup parah maka seketika itu langsung dirujuk ke RS Widodo-Ngawi. Setelah mendapatkan perawatan beberapa saat di RS Widodo-Ngawi, satu penumpang bernama Agus nyawanya tidak tertolong lagi. Kemudian jasadnya langsung diambil pihak keluarganya untuk dimakamkan pada siang itu juga. (pr)
NGAWI™ Musababnya, kedua remaja tanggung ini kadung janji kencani purel disalah satu karaoke. Lantaran modal cekak, mereka nekat mengobok-obok rumah kos-kosan milik lukito (52), dibilangan Karangtengah Kec. Ngawi Kota disiang bolong. Tak pelak, wargapun mengetahuinya dan menghajar hingga babak belur.
Peristiwa yang terjadi pada awalnya, BP (20) warga Ngawi Kota dan SH (17) asal Desa Dawu, Kecamatan Paron, kedua remaja ini bermaksud ingin menguras barang-barang berharga dirumah kos-kosan milik Lukito dengan mengendap-endap mendekati sasaran.
Karena gelagat mencurigakan kedua remaja tersebut dipantau oleh warga sekitar begitu memulai aksinya BP dan SH langsung dihajar oleh puluhan warga.
Akibatnya wajah kedua pelaku terlihat bonyok terkena bogem mentah dari kepalan tangan warga, untungnya petugas dari Polsek Ngawi Kota langsung mengamankan pelaku. “Tadinya mereka mencurigakan setelah kita pantau ternyata mau membobol kos-kosan milik Pak Lukito,” terang warga yang enggan disebut namanya, Sabtu (01/12).
Dalam interogasi di kantor Polsek Ngawi Kota kedua remaja tersebut mengaku tidak berdua saja setiap melakukan aksi pencurian, melainkan dengan dibantu 2 kawanya lagi. Dari hasil pengembangan diketahui kedua remaja tersebut berinisial AFN (14) asal Sidomakmur, Kecamatan Ngawi Kota dan HBW (15) yang merupakan warga Desa Dawu, Kecamatan Paron.
Kedua pelaku yang masih tercatat sebagai pelajar di sekolah kejuruan di Kota Ngawi itu berhasil diringkus dirumahnya masing-masing tanpa ada perlawanan. Dari tangan para pelaku berhasil diamankan oleh petugas berupa 6 slop dan puluhan dos rokok berbagai merek yang merupakan hasil jarahan dari beberapa toko di wilayah Ngawi.
Ditambah dalam penyidikan petugas komplotan pencuri ini juga mengaku pernah menggasak rumah seorang pejabat asal Jawa Tengah di Jalan Teuku Umar Ngawi. Mereka berhasil menguras berupa 4 HP dengan merk Nokia serta merk Cina selain itu juga uang tunai sebesar Rp 1, 7 juta totalnya dari aksi yang tidak patut ditiru ini senilai Rp 2,9 juta.
Menurut Kasi Humas Polsek Ngawi Kota, Aiptu Supriyani, kepada media menjelaskan petugas juga berhasil menyita 1 unit sepeda motor jenis Honda Mio bernopol AG 3152 FF yang digunakan pelaku dalam melancarkan aksinya.
Tambah dia, hasil dari jarahan tersebut dipergunakan untuk membeli asesoris kebutuhan anak muda mulai jam tangan hingga baju dan celana. Selain itu sisa uang yang ada juga digunakan untuk berfoya-foya dengan purel disalah satu café karaoke di wilayah Ngawi. Selanjutnya jelas Aiptu Supriyani, kepada tersangka meskipun tergolong masih remaja tetap akan dijerat dengan pasal pencurian 363 KUHP dengan ancaman maksimal penjara 5 tahun. (pr)
NGAWI™ Meski seabrek kegiatan mulai dari gemar makan ikan serta touring kuliner yang mungkin saja bertujuan menyadarkan masyarakat akan pentingnya Gizi, ternyat Kasus kematian akibat gizi buruk terhadap bayi dibawah lima tahun (balita) di Ngawi mengalami peningkatan tajam. Ditengarai, ini akibat daya beli masyarakat yang makin menurun.
Seperti yang berhasil diungkap masalah penanganan gizi buruk kuran maksimal di wilayah Kabupaten Ngawi terbukti pada akhir tahun ini justru mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Sesuai data riil versi Samsul Fathoni salah satu pemerhati kesehatan anak dari Ngawi menerangkan setidaknya tercatat ada 347 kasus gizi buruk di tahun 2012 ini sedangkan tahun sebelumnya ada 276 kasus gizi buruk yang tersebar di beberapa kecamatan seperti Paron, Padas, Pitu, Jogorogo, Ngawi, Gerih, Geneng dan Mantingan.
Peningkatan tersebut terbagi atas 15 balita terkena gizi buruk dengan 4 balita dinyatakan meninggal, selain itu tercatat 3 balita kategori gizi kurang, 11 balita gizi buruk dan 1 balita terkena marasmus.
Tambahnya, para pengambil kebijakan dalam hal ini paling kompeten terdiri Dinas Kesehatan dan BKKBN dinilai kurangnya melakukan koordinasi serta sosialisasi terhadap gizi balita dimasyarakat. “Padahal kalau dicermati betul untuk menentukan gizi baik tidak harus dengan biaya mahal, dengan demikian asupan ataupu nutrisi terhadap balita perlu mendapatkan perhatian bersama,” ujar Samsul Fathoni.
Jelasnya lagi, penyebab utama gizi buruk di wilayah Ngawi sebetulnya bukan faktor kemiskinan yang mendera keluarga. Pada dasarnya minimnya pengetahuan orang tua terhadap pentingnya gizi bagi balita juga menjadi faktor penunjang. “Kalau sudah begini keadaanya, maka langkah pemerintah daerah sendiri harus meningkatkan pemahaman kembali terhadap masyarakat akan kesehatan balita,” tuturnya.
Sementara terkait adanya peningkatan gizi buruk pihak Komisi II DPRD Ngawi sejauh ini sesuai pengamatan media masih berpangku tangan. Sesuai fungsinya sebagai lembaga legislative mereka seharusnya lebih intens melakukan pengawasan terhadap budget pengeluaran yang dianggarkan pada pos kesehatan balita dalam APBD setiap tahunya melalui Dinas Kesehatan.
Kemudian untuk memperjelas faktor utama atas gejolak peningkatan gizi buruk terhadap balita kepada Dinas Kesehatan sampai saat ini belum bisa memberikan jawaban. Sesuai informasi Dr.Heru selaku Kasi Gizi dan Keluarga Dinas Kesehatan Ngawi masih berada di Surabaya dalam rangka kunjungan kerja. (pr)