Setidaknya dalam operasi yang melibatkan 10 personel Satpol PP berhasil mengamankan 4 gerobak dan 3 lapak yang ditinggal pemiliknya di kawasan hijau alun-alun setempat.
Sesuai keterangan Kasi Trantib Satpol PP Ngawi, Fuad Fahmi, penertiban yang dilakukanya tersebut telah sesuai peraturan apalagi saat yang bersamaan merupakan waktu penilaian terhadap piala Adipura dari tanggal 17 sampai 20 Januari oleh tim penilai dari pusat.
“Jadi operasi tadi sudah sesuai prosedur, karena sesuai aturanya mereka para PKL tidak boleh meninggalkan gerobak ataupun lapak dikawasan itu,” ujar Fuad Fahmi.
Pihaknya juga menegaskan, gerobak maupun lapak yang sudah diamankan tersebut bisa diambil kembali oleh pemiliknya setelah menyelesaikan administrasinya. Dalam proses pengambilanya harus dibuatkan berita acara terlebih dahulu dan sebagai tindakan efek jera para pemilik gerobak serta lapak harus membuat surat pernyataan.
“Sehingga para PKL ini kalau sudah membuat surat pernyataan berati mereka berjanji tidak akan mengulangi tindakan serupa yakni meninggalkan barang-barang daganganya dengan semaunya sendiri,” tegasnya.
Selain itu untuk meminimalisir terjadinya penyalahgunaan tempat dan fasilitas umum yang ada di kawasan alun-alun misalkan dipakai untuk pacaran maupun mesum Satpol PP berjanji akan meningkatkan pengamanan.
Rencana Satpol PP tersebut bukan tanpa alasan, karena kahir-akhir ini adanya isu santer bahwa seringkali disekitar areal alun-alun digunakan hal-hal negatif seperti hadirnya perempuan nakal yang sering meresahkan warga lainya.
Kemudian Yulianto Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Ngawi membenarkan kalau penertiban PKL yang berjualan di trotoar kawasan alun-alun oleh Satpol PP tersebut tidak lepas dari penilaian piala Adipura.
“Jadi mereka yang berjualan di areal trotoar masuk taman kota harus ditertibkan, karena mereka berada di fasilitas umum yang menjadi salah satu penekanan penilaian terhadap Adipura,” ungkap Yulianto.
Bebernya lagi, terlebih menuju Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ada 6 titik penilaian yang menjadi acuan dasar dan mempunyai bobot tersendiri yang didalamnya juga termasuk kategori penilaian piala Adipura.
Yakni, sarana transportasi, pasar, rumah sakit dan puskesmas, sekolahan, kantor dan fasilitas umum. Yulianto menguraikan, selain 6 titik prioritas penilaian juga ditambah 55 titik penekanan yang lainya untuk bisa meraih piala sebagai kota terbersih seperti tahun sebelumnya.
“Memang target kita untuk meraih Adipura ya tahun ini sebetulnya, namun demikian pada tahun 2012 lalu sudah berhasil direbutnya piala itu mungkin karena faktor kebetulan,” pungkas Yulianto. (pr/K-SN)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda