Seperti pada pemberitaan sebelumnya, Sri Suyanti guru kelas IV sebagai guru Khaza Fadila bersikap terlalu berlebihan terhadap salah satu anak didiknya ini dengan mengatakan sering menyontek ke teman kelasnya dan mengolok-oloknya bodoh.
Hal inilah yang membuat Khaza Fadila merasa dilecehkan dengan perkataan gurunya itu membuat dirinya yang selama ini berprestasi dikelasnya memilih mogok masuk sekolah.
Menurut Sri Suyanti saat dikonfirmasi diruang kepala sekolah SDN Kartoharjo II, sebagai guru kelas dirinya menanyakan kepada Khaza Fadila kenapa nilanya kurang bagus padahal sebelumnya selalu mendapatkan nilai baik dan berprestasi.
“Jadi wajarkan sebagai guru kelas saya menanyakan kenapa nilainya kurang bagus padahal sebelumnya dirinya berprestasi terus, kemudian dengan pertanyaan itu orang tuanya langsung melabrak saya dengan kata-kata tidak sopan yang katanya saya ini mengolok-olok putranya itu dengan mengatakan goblok,” terang Sri Suyanti.
Ungkapnya lagi, padahal selama ini sebagai guru kelas Sri Suyanti mengaku tidak pernah melontakan kata-kata yang menjatuhkan mental Khaza Fadila. Bahkan, dirinya juga tidak pernah melarang terhadap anak didiknya ini belajar diruang kelas bersama teman-temanya.
“Yang katanya saya mengucapkan goblok terhadap Khaza Fadila dan saya tanyakan terhadap teman-temanya ternyata mereka tidak merasa mendengar kalau saya mengucapkan kata-kata itu,” beber Sri Suyanti.
Tidak hanya itu saja sebagai guru kelas IV, Sri Suyanti sudah mengharapkan Khaza Fadila untuk masuk sekolah lagi namun sebaliknya entah alasan yang kurang jelas Khaza Fadila malah merasa takut dengan enggan belajar lagi bersama temanya disekolah.
Polemik antara guru dan murid inilah akhirnya sampai terdengar di meja DPRD dan Inspektorat Ngawi apalagi berbagai tanggapan masyarakat mulai pro kontra.
Agus Sulistiawan salah satu anggota DPRD Ngawi dari Komisi II menerangkan, sebagai legislative pihaknya perlu mendengarkan kedua belah pihak yang mengakibatkan Khaza Fadila tidak mau belajar lagi disekolahnya.
“Kita sebagai legislator tetap mendengarkan dari kedua pihak yang katanya bermasalah ini dan mencarikan solusi terbaik jangan sampai ada salah satu pihak yang dirugikan,” kata Agus Sulistiawan.
Ditambahkanya, permasalahan murid dengan guru segera mungkin diselesaikan dengan damai.
Hematnya, kalau perseteruan tersebut berlarut-larut besar kemungkinan akan berdampak secara psikologis masing-masing pihak terutama pada Khaza Fadila sendiri yang tentunya masih memerlukan pembinaan dari orang tua ataupun guru sebagai pendidik.
Akhirnya, pihak Komisi II DPRD Ngawi langsung mendamaikan setelah mempertemukan antara Khaza Fadila yang didampingi kedua orang tuanya dengan Sri Suyanti guru kelas IV SDN Kartoharjo II.
“Kesalahpahaman keduanya sudah kita hentikan dan besok Khaza Fadila bisa masuk sekolah kembali tanpa ada alasan apapun baik dari orang tuanya dan pihak sekolah sini,” pungkas Agus Sulistiawan. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda