saat awak media melakukan pengamatan dari dekat ada beberapa bangunan yang mulai keropos bahkan taman sebagai ruang hijau tidak luput dari kerusakan. Padahal keberadaan GOR tersebut saat ini masih tahap perawatan oleh pihak rekanan atau belum diserahterimakan ke Pemkab Ngawi.
Menurut Mukson Hariyadi koordinator LSM Bhirawa Ngawi carut marutnya pembangunan GOR tidak lepas pada pengerjaan bangunan itu sendiri. Ungkapnya, pada awal proyek mulai dibangun tidak lebih dari 12 rekanan atau pemborong ikut andil didalamnya dengan demikian akan mempengaruhi mutu bangunan yang nantinya juga diprediksi diragukan kwalitasnya.
Imbuhnya lagi, pembangunan GOR sendiri seharusnya diperhitungkan sejak awal kalau tidak mau disorot public. Apalagi pihak PU BMCK Ngawi jangan hanya beralasan menyusutnya budget dari Rp 23 miliar menjadi Rp 11,5 miliar.
“Wah kalau pihak PU BMCK hanya berpijak ada penyusutan anggaran saya kira kurang pas,” papar Mukson Hariyadi.
Kemudian terkait adanya indikasi amburadulnya mega proyek GOR seperti yang dikutip dari nara sumber yang mewanti-wanti namanya untuk tidak dikorankan menyebut pembangunan gelanggang olahraga tersebut berbau kongkalikong antara pemborong, Pemkab Ngawi dan pengawas terutama BPK.
“Saya dengar ada BPK yang telah memeriksa keberadaan GOR beberapa waktu kemarin, tapi hasil temuanya kok tidak ada masyarakat yang tahu ya atau BPK sendiri sudah ditutup mulutnya,” tegas nara sumber.
Sementara sesuai hasil penelusuran dilapangan dengan tarik ulurnya pendanaan tersebut membuat konsep pembangunan GOR sendiri terpaksa harus dirubah menjadi satu indoor yang sebelumnya double indoor.
Carut marutnya pendanaan dari Kemenpora tersebut menurut Bambang Hariyono CES, Kepala PU Bina Marga Cipta Karya dan Kebersihan Kabupaten Ngawi, tidak lepas adanya konflik di internal Kemenpora sendiri.
“Karena kita memang sudah koordinasi dengan Kemenpora dan pihaknya sudah sanggup, dan sebelum dana itu terealisasi gunung api di Kemenpora jebluk,” jelas Bambang Hariyono CES, beberapa hari kemarin.
Sehingga akibat adanya konflik ini menjadi factor utama tersendatnya realisasi dana pembangunan GOR.
Bambang Hariyono CES secara rinci tidak menyebutkan hanya saja dirinya menuturkan Pemkab Ngawi sendiri siap untuk menalangi bilamana dana yang tinggal separuh tersebut dalam realisasinya tersendat lagi.(pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda