Kenyataan dilapangan, beberapa kaca kantor pecah dan keramik dinding rontok. Terlebih didalam gudang sendiri kosong melompong tanpa ada satupun kegiatan padahal pembangunan gedung yang sedianya dibuat dibuat guna mengembangkan sistem resi gudang komoditi primer.
Sehingga wajar dengan mangkraknya resi gudang mendapat kritikan tajam dari berbagai pihak, apalagi ada kesan menghambur-hamburkan uang rakyat tanpa ada kejelasan.
Seperti yang dikatakan Gembong Pranowo SH seoarang aktivis dari LSM Bhirawa Ngawi, dirinya menilai sebagai leading sector Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Ngawi harus secepatnya memaksimalkan fungsi resi gudang itu sendiri.
“Memangnya dana untuk membangun resi gudang itu uang siapa, itu kan uang rakyat yang tidak sedikit jumlahnya, jadi Disperindag harus mengklarifikasi kenapa kok sampai terjadi mangkrak dan salah siapa kalau demikian terjadi,” kritik Gembong Pranowo SH, Minggu, (3/3).
Ulasnya, dengan amburadulnya kondisi resi gudang serta pemanfaatanya sama sekali tidak efektif bias jadi menghambat penguatan sistem ekonomi berbasis kerakyatan. “Jadi aneh kalau tidak ada yang mau tanggung jawab terkait resi gudang itu,” jlentrehnya lagi.
Memang sesuai penelusuran media pasca pembangunan resi gudang tiga tahun lalu ada ganjalan. PT Pertani dan PT Sumber Bhakti selaku calon pengelola waktu itu menolak dengan alasan keberadaan resi gudang yang masih jauh dari lisensi standar resi gudang.
Padahal pada waktu itu pihak kedua PT sudah melakukan sidak ke lokasi, akan tetapi nyatanya sampai sekarang seolah-olah keberadaan resi gudang tanpa tuan.
Masih ungkap Gembong Pranowo SH, pemerintah sebetulnya sudah berbagai cara untuk meningkatkan taraf perekonomian bagi petani salah satunya dengan sistem resi gudang dimana manfaatnya dapat memperkuat daya tawar-menawar petani serta menciptakan efisiensi di dunia agrobisnis.
“Kalau sudah ada program gagal seperti itu terlebih bersinggungan dengan rakyat secara langsung, pihak DPRD Ngawi harus turun tangan jangan sok tidak tahu seperti itu,” pungkasnya. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda