ke duabelas kecamatan tersebut yaitu Kwadungan, Pangkur, Karangjati, Kasreman, Ngawi, Bringin, Karanganyar, Pitu, Padas, Geneng, Kedunggalar dan Kecamatan Paron.
“Luapan air datangnya secara tiba-tiba terjadi pada habis subuh tadi sehingga kita yang ada di lingkungan sini pada kalang kabut,” ujar Sukadi salah satu warga Desa Kersikan, Kecamatan Geneng kepada media.
Sementra dari data BPBD Ngawi pihaknya sudah menerjunkan puluhan personel dengan puluhan perahu karet yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
“Mulai kemarin kita sudah mulai siaga di lokasi rawan banjir dan yang terpantau hingga saat ini sekitar 14 desa yang terendam,” kata Eko Heru Tjahjono Kepala BPBD Ngawi.
Sesuai keteranganya untuk saat ini di kedua sungai besar tersebut sudah berstatus siaga I karena debit air sudah mencapai diatas 7,5 meter.
Jelasnya lagi, tingkat kewaspadaan yang dilakukanya bisa saja berubah terlebih debit air makin terus meningkat hingga pukul 14.00 WIB pada Senin siang, (8/4).
Selain itu kondisi banjir yang merendam pemukiman diwilayah Ngawi selatan khususnya diakibatkan diwilayah hulu Sungai Madiun seperti daerah Ponorogo dan Madiun sebagian saat ini terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Selaku kepala BPBD Ngawi, Heru menegaskan kepada warga yang ada di daerah rawan banjir harus mewaspadai kondisi sekitarnya.
Tingkat kewaspadaan ancaman banjir makin meluas tersebut beber Heru ditambah informasi dari BMKG Juanda yang menyebukan kalau di wilayah Ngawi dan sekitarnya dalam pekan ini akan diguyur hujan deras. (pr)
1 comments:
semoga banjir 09/10 tak terulang.
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda