Dengan demikian untuk mengantisipasi kelangkaan air bersih tersebut diperlukan dana yang tidak sedikit.
Eko Heru Tjahjono Kepala BPBD Kabupaten Ngawi memaparkan pihaknya perlu digelontorkan dana tambahan sekitar Rp 350 juta untuk menunjang operasional suplay air bersih dikawasan rawan kekeringan. “Yang jelas untuk memperlancar operasional kita pada saat terjadi kekeringan nanti diperlukan dana sejumlah itu,” terang Eko Heru Tjahjono, Jum’at (28/6).
Namun demikian lanjut Heru, dana yang diajukan ke Pemkab Ngawi ini bisa saja membengkak lagi apabila kawasan kekeringan makin meluas. Sehingga pihaknya menginginkan dana yang tersedia nanti cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga.
“Dari pengalaman tahun lalu memang daerah Ngawi ini ada beberapa titik yang bener-bener memerlukan kesigapan kita akan air bersih,” kupasnya. Dia menyebut dari luasan wilayah yang sering dilanda kekeringan ada 2 (dua) tingkatan.
Untuk kategori I merupakan daerah/kecamatan rawan kekeringan disetiap tahunya seperti Pitu, Bringin, Karngjati, Kedunggalar, Karanganyar dan Widodaren. Sedangkan kategori II masuk di beberapa kecamatan dengan ancaman kekeringan lebih rendah antara lain Ngawi Kota, Gerih dan Geneng.
Kemudian wilayah kekeringan sendiri tidak menutup kemungkinan bakal terjadi di kategori I dan II namun ada tempat yang cukup berpotensi rawan air bersih sehingga diperlukan tingkat kewaspadaan bersama.
Selain itu tegas Heru, untuk menindaklanjuti adanya kekeringan BPBD akan menyiagakan tim reaksi cepat yang tugasnya memantau daerah yang sekiranya diperlukan tindakan darurat.
Tim ini nantinya akan melakukan pengiriman air bersih secepatnya secara tepat waktu sesuai keakurasian data yang masuk. “Misalkan ada informasi kekeringan dan itu perlu adanya suplay air maka secepatnya akan kita kirim ke wilayah tersebut,” pungkas Eko Heru Tjahjono. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda