“Mengingat saat ini para petani pilihanya banyak dan berpikir apa yang lebih menguntungkan, bahkan tanaman singkong menjadi ancaman bagi petani tebu sebelumnya,” terang Dahlan Iskan.
Dia menguraikan, dengan melakukan revitalisasi sistem management sehingga petani tebu akan menghasilkan tebu berkwalitas MBS (Manis,Bersih dan Segar). “Kalau langkah efisiensi diterapkan maka petani tebu tidak akan beralih ke tanaman lain,” jelasnya lagi.
Selain itu Menteri BUMN ini optimis PG Soedono yang menjadi bagian perusahaan perkebunan milik negara ini dibawah PTPN XI yakin kedepanya bisa menjadi market leader di industri pergulaan nasional.
Kemudian Dahlan Iskan dalam selanya mencoba mempertanyakan beberapa keluhan yang dihadapi petani tebu sendiri. Seperti yang diungkapkan Hari Widodo salah satu petani tebu dihadapan Menteri BUMN menuturkan untuk lebih menegakan varietas tebu terhadap para petaninya yang dipelopori oleh PG sendiri.
Hari Widodo mengharapkan pihak PG untuk menciptakan lahan percontohan kebun tebu atau demplot yang didalamnya ada sistem tata pengolahan tanah yang baik demikian pula pemilihan bibit tebu dengan varietas unggul.
Masih dikesempatan yang sama selaku petani tebu Hari Widodo memberikan beberapa contog bibit tebu dengan varietas unggul.
Beber Hari Widodo, varietas yang diunggulkan saat ini adalah BL,yang mirip dengan varietas POJ-2878.
Kedua varietas ini tahan terhadap penyakit mosaic dan tahan blendok, namun BL agak dari serangan hama penggerek pucuk. Potensi produktivitas dari varietas BL ini bias mencapai rata-rat 121,4 kuintal gula per hektar dan hasil hablur tertinggi yang bisa dicapai adalah 169,2 kuintal perhektar.
Sementara Dahlan Iskan saat menjawab pertanyaan media terkait pengalihan program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) yang bakal diserahkan ke PT.PNM (Permodalan Nasional Madani). Sesuai prinsipnya, agar masing-masing BUMN lebih fokus pada core business atau pekerjaan inti.
“Supaya kontrol penggunaanya lebih baik dan efektif karena mengingat sistem pengelolaanya sangat tinggi pada BUMN tersebut,” imbuhnya. Dan ketika disinggung mengenai tenaga kerja alih daya (outsourcing) di tubuh BUMN, Dahlan Iskan menghendaki adanya perbaikan sistem regulasi didalamnya.
Yakni perusahaan pemasok tenaga kerja tersebut harus memiliki sistem penggajian di atas Upah Minimum Propinsi (UMP) dan dapat direalisasikan ke daerah seperti Ngawi karena menjadi bagian kebutuhan mutlak.
Sebelum melakukan kunjungan ke PG Soedono, Dahlan Iskan bersama Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono pada pagi harinya menyapa masyarakat dengan kegiatan senam bersama di Alun-Alun Merdeka yang diikuti tidak kurang 10 ribu peserta. Rangkaian senam massal tersebut sebagai bagian dari agenda menyambut HUT Kabupaten Ngawi ke 655. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda