Diungkapkan oleh Lettu Chb Sutana usai pertemuan kepada media menjelaskan bahwa di Jawa Timur mengalami perkembangan situasi (bangsit) yang perlu di waspadai dan dikendalikan, diantaranya kegiatan Raka-Raki, yang meliputi kegiatan eks tapol G. 30 S/ PKI, tuntutan rehabilitasi, penyebaran gambar palu arit di Jember dan Ngawi, FPI, HTI, dan kegiatan menentang kebijakan pemerintah.
Kemudian untuk bidang politik meliputi pemilukada dan pilkades, kerawanan dalam pemboikotan pelaksanaan proses pilkades. Sedangkan bidang sosial yang perlu diwaspadai antara lain adanya buruh yang menuntut gaji, penolakan pembangunan tempat ibadah, demo korban lumpur lapindo, dan sengketa tanah.
Untuk pengawasan militer dan keamanan yang perlu kewaspadaan ekstra meliputi isu terduga teroris di Jawa Timur, adanya imigran gelap, penolakan pencalonan pasangan cagub dari Karsa, dan konflik-konflik internal.
Dengan demikian ujar Lettu Chb Sutana, diperlukan tindakan antisipatif untuk mengatasi masalah yang timbul , yaitu dengan monitoring perkembangan situasi dan mewaspadai provokasi. “Yang jelas kewaspadaan terhadap gangguan keamanan maupun politik negara perlu pengawasan bersama,” terangnya.
Ditegaskannya lagi, kedepanya Kasi Trantip merupakan ujung tombak untuk menciptakan lingkungan aman terkendali dan merupakan intelejen di daerah masing-masing sesuai tugasnya.
Dimana dalam 3 tahun mendatang Trantip mempunyai tugas penting untuk mengamankan hajat besar Pemerintah Kabupaten Ngawi yakni Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden, dan Pemilu Bupati 2015, yang memungkinkan terjadinya ATHG (ancaman tantangan hambatan gangguan) terhadap kegiatan tersebut.
Dan bagaimana agar ATHG tersebut tidak terjadi adalah tujuan dari penyelenggaraan Kegiatan Pelatihan Pengendaliaan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan di Kabupaten Ngawi tahun 2013 ini berlangsung.-(pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda