Pusat Jajanan Malam Hari (Pujamari) yang ditata sedemikian rupa terlebih memakai konsep Knock Down apa yang terlihat sekarang ini, tak lebih hanya sekedar pajangan semata atau hanya sebagai tontonan dan boleh dikata proyek Disdagsar yang gagal produk.
Parahnya, keberadaan Pujamari yang sepi konsumen apalagi terlihat ada beberapa pedagang yang sudah angkat kaki dari lokasi tersebut membuat keprihatinan tersendiri oleh semua pihak.
Seperti yang dikatakan Mukshon Hariyadi koordinator Bhirawa Ngawi, konsep Pujamari seharusnya diarahkan pada realita perekonomian yang berkembang di wilayah Ngawi saat ini.
“Saya yakin Pujamari yang dikembangkan ini pada tujuan awalnya untuk meningkatkan pendapatan daerah akan tetapi mendasar pengalaman yang terjadi saat ini alangkah baiknya sebelum di lounching di evaluasi dulu terhadap kemungkinan yang bakal terjadi,” kata Mukshon Hariyadi, Senin (29/7).
Kondisi sepi pengunjung kemungkinan besar menjadikan alasan mutlak untuk hengkang dari lokasi Pujamari yang menempati Jalan PB Sudirman Ngawi ini. Mukshon juga menilai sepinya pengunjung tidak lepas dari kondisi dipinggir jalan raya yang padat lalulintasnya.
Mukshon Hariyadi, menegaskan posisi Pujamari sekarang ini sangat dilematis terutama siapa yang bertanggung jawab pihak Disdgasar ataukah pedagang kuliner itu sendiri.
Seandainya menyebut kegagalan ada di pedagang kuliner barang tentu menjadi alasan prematur. Maka dari itu kegagalan Pujamari tetap ada ditangan Disdagsar, maukah Anwar Rifai selaku Plt. Kepala Disdagsar bertanggung jawab sesuai ranahnya.
Sementara, Anwar Rifai selaku Plt.Disdagsar Kabupaten Ngawi saat dihubungi media lewat via telepon beberapa kali tidak pernah ada jawaban. Sehingga penyebab Pujamari sepi dari pengunjung karena mendasar faktor apa hingga kini belum diketahui.
Padahal saat lonching, Anwar Rifai sempat berkelakar Pujamari akan bisa mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD), akan tumbuhnya investasi usaha mikro dan jasa perdagangan. (pr)
1 comments:
Seharusnya dibuat pasar malam seperti malaysia.q sudah 6 tahun dimalaysia emang hasilnya memuaskan tapi caranya bukan begitu,seharusnya di buat sistem berjalan maksudnya hari senin dikawasan kec.geneng, hari selasa dikawasan jogorogo, hari rabu di kawasan kwadungan, hari kamis dikawasan karang jati, hari jumat di kawasan ngrambe, hari sabtu di ngawi.insyaallah dengan ini semuanya boleh menarik konsumen bahkan konsumen akan menjadikan ini menjadi rutinitas.
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda