“Kalau tahun ini bisa dinamakan tahun politik sehingga ramainya kendaraan begitu juga penumpangnya yang singgah di terminal ini pada H-plus, karena gara-gara mudik gratis yang dilakukan para calon legislatif yang mau tebar pesona dengan menyewa bus,” terang Ali Imron, ketika dihubungi via telepon. Kamis (8/8).
Masih menurutnya, dengan banyaknya Perusahaan Organda (PO) yang disewa oleh para petualang politik guna melayani pemudik dari beberapa kota besar mengakibatkan bus enggan mampir ke terminal melainkan langsung sesuai jalur mudik itu sendiri.
“Bahkan hari Kamis pekan mendatang ada 6 bus yang di sewa oleh salah satu calon gubernur akan diberangkatkan dari Terminal Kertonegoro,” Kesahnya lagi.
Dalam catatan terakhir kemarin H-1 seperti yang dijelaskan Ali, jumlah penumpang yang turun di terminal kedatangan hanya berkisar 1.500 orang sedangkan yang mau berangkat dari Terminal Kertonegoro tidak lebih 800 orang.
Rasa kegelisahan tidak hanya berdampak terhadap manajemen UPTD Terminal Kertonegoro akan tetapi juga dirasakan para pedagang asongan maupun yang menempati kios merasa kehilangan omzetnya.
“Kalau tahun kemarin sewaktu H-1 seperti hari ini kita sudah mendapatkan uang sekitar satu juta,” kata Jito (45) seorang pedagang makanan asal Beran-Ngawi. Namun dari H-7 lalu beber Jito, dirinya hanya bisa menjual barang daganganya kurang dari Rp 500 ribu.
“Mau ramai gimana, pukul 16.00 WIB saja Terminal Kertonegoro sudah sepi tanpa ada satupun bus yang masuk,” ungkapnya lagi.
Sesuai informasinya tahun ini Soekarwo (Pakde Karwo) yang merupakan Gubernur Jawa Timur sudah menyiapakan 400 bus AKDP untuk melayani gratis bagi pemudik.
Selain itu pihak Pemprov Jawa Timur mulai 2 – 9 Agustus bekerjasama dengan PT.Kereta Api Daerah Operasional 8 Surabaya dengan kapasitas kereta api sendiri bisa mengangkut 629 penumpang.(pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda