media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 16 September 2013

Home > > Kemarau Panjang, Petani Sayur Kawasan Lereng Lawu Dipastikan Merugi

Kemarau Panjang, Petani Sayur Kawasan Lereng Lawu Dipastikan Merugi

Harga Sayur Mayur Di Kota Dan KabupatenNGAWI™ Kemarau panjang yang disertai hempasan angin serta kurangnya pasokan air turut andil memperparah keadaan. Ujungnya, tanaman sayur jenis kol gepeng dan tomat sebagian besar mengalami kebusukan dan rontok. Inilah gambaran mengenaskan para petani sayur kawasan lereng Gunung Lawu bagian sisi utara tepatnya wilayah Kecamatan Jogorogo.

Seperti diakui Ratno (50) petani sayur asal Desa Umbulrejo, Kecamatan Jogorogo, mengaku cemas terhadap ulat daun serta kutu daun yang menyerang tanaman sayur jenis kubis atau kol gepeng miliknya.

“Sebenarnya sejak penyakit mulai menyerang tanaman kol saya sendiri sudah mengantisipasi dengan menyemprotkan pestisida namun efeknya tidak begitu terlihat dengan terbukti penyakitnya justru makin berkembang,” kata Ratno, Senin (16/09).

Kecemasan bakal terjadinya gagal panen juga dirasakan Widarto (47), dirinya menyebutkan tanaman sayur jenis kol gepeng miliknya yang ditanam diatas lahan seperempat hektar bakal ludes demikian juga sayuran jenis sawi. Betapa tidak, dengan modal tidak kurang dari 15 juta terancam tidak pulih apalagi untung.

“Harga sayuran untuk musim saat ini harganya anjlok seiring kwalitasnya jelek, memang kita sendiri sudah berupaya maksimal akan tetapi faktor musim saja yang menjadi penyebab utama,” terang Widarto.

Menurut dia, harga sawi di tingkat petani saat ini, sekitar Rp 200 per kilogram, sebelumnya bisa berkisar antara Rp 1.500/kg hingga Rp 2.000/kg. Kol kualitas terbaik yang biasa dijual Rp 4.000/kg kini hanya Rp 300/kg dan Tomat dari Rp 4.000/kg menjadi Rp 2.000/kg.

Sementara Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura Kabupaten Ngawi, Marsudi, mengatakan, petani diaerah Ngawi selatan khususnya didaerah lereng Gunung Lawu meliputi Kecamatan Kendal, Kecamatan Jogorogo, Kecamatan Ngrambe dan Kecamatan Sine harus mewaspadai cuaca ekstrim yang mengancam tanaman.

“Cuaca ekstrim berupa angin kencang dapat merusak tanaman dengan mudah, semua kejadian alam tidak bisa dicegah akan tetapi petani sayur dapat menanggulangi dengan melakukan perawatan dan pengawasan ketat pada tanaman sayur sehingga dampak cuaca ekstrim, petani dapat secara dini memperbaiki kembali tanamanya,” tegasnya.

Dia menjelaskan, cuaca buruk yang terjadi juga bisa memicu serangan hama pada tanaman sayur, dengan demikian petani saat mulai menemukan ada tanaman sayurnya terserang hama kalau bisa cepat ditangani sesuai prosedurnya. (pr)

Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda