NGAWI™ Gembong Pranowo, Sekretratis Umum (Sekum) Ngawi FC dan Persinga kecewa lantaran dana yang seharusnya dikelola clubnya ternyata hilang tanpa ada kejelasan pasti dari KONI Cabang Ngawi. Bebernya kepada media, dana pembinaan untuk Ngawi FC senilai Rp 150 juta hingga Rp 200 juta sampai saat ini belum diterimanya meski sudah dianggarkan lewat pos APBD.
“Kalau tidak becus ngurus olahraga seharusnya dia (Sony Rahmad Suprasono-red) mundur saja, yang lain masih banyak kok yang bisa mengurusi olahraga,” terangnya, Kamis (31/10).Tudingnya lagi, selama ini manajemen keuangan yang dikelola KONI Cabang Ngawi tidak pernah transparan kepada publik. Padahal sesuai realisasi anggaran APBD setiap tahunya untuk dana pembinaan masing-masing Pengurus Cabang (Pengcab) tidak kurang dari Rp 5 Miliar.
“Begini kalau KONI tidak ingin dicurigai pihaknya harus membeberkan anggaran yang peruntukanya untuk dana pembinaan bukanya diam seperti saat ini, coba lihat dana Rp 750 juta untuk KONI untuk tahun ini dikemanakan belum lagi ditambah PAK,” urainya.
Gembong Pranowo menjelaskan meski minimnya dana pembinaan, dua club sepakbola yang ada di Ngawi seperti Persinga dan Ngawi FC justru panen prestasi.
Hal ini tidak lepas dari torehan yang dibuat Persinga dibawah besutan pelatih Putut Wijanarko yang mampu menembus Divisi Utama pada bulan lalu sedangkan Ngawi FC sendiri baru saja menjuarai group 8 pada laga di Divisi III PSSI.
Kekecewaan terhadap kepengurusan KONI dibawah Sony Rahmad Suprasono juga dilontarkan oleh Habib Assegaf Ketua Pengurus Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Cabang Ngawi. Dengan minimnya dana pembinaan bahkan bisa dibilang nihil membuat prestasi PASI Cabang Ngawi tidak mampu berbuat banyak untuk mendulang prestasi ditingkat kabupaten maupun propinsi.
“Kami juga pusing memikirkan dana pembinaan untuk masing-masing pengcab kalau hanya Rp 5 jutaan dan heranya kenapa kalau hanya sebesar itu KONI malah mendapatkan dana Rp 700 juta dari APBD dan dikemanakan sisa dana tersebut, dan kalau perlu KONI itu sudah di KPK kan,” tegasnya.
Dirinya menilai kalau toh dana yang digelontorkan masing-masing Pengcab hanya Rp 5 juta terus sisanya dikemanakan jadi wajar apabila cabang olahraga selain sepak bola minim prestasi.
“Seharusnya itu memang sudah harus diaudit, jadi mulai lima tahun terakhir ini dana KONI yang begitu besar namun kenyataanya dicabang-cabang olahraga itu tidak ada kemajuan sama sekali kecuali Persinga dan Ngawi FC,” pungkasnya. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda