NGAWI™ Dinas Kesehatan Kab. Ngawi mencatat 141 orang positif mengidap HIV AIDS. Yang terbagi dalam 72 pria dan 69 perempuan sampai akhir September 2013. Dan 63 diantaranya dinyatakan meninggal dunia. Peningkatan penderita HIV AIDS ini tergolong signifikan mengingat dari tahun sebelumnya, 2011 hingga awal 2012 jumlahnya baru mencapai 82 orang saja.
Dari 24 Puskesmas di wilayah Ngawi angka yang cukup tinggi penderita HIV AIDS berada di Puskesmas Padas jumlanya mencapai 14 orang dan 7 orang diantaranya sudah meninggal dunia disusul Puskesmas Kasreman setidaknya ada 12 orang dan 6 orang diantaranya meninggal dunia.
“Kalau dihitung dari pertahunya memang di Ngawi ini mengalami peningkatan yang cukup drastis,” terang Dr.Endah Pratiwi, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P dan PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, Rabu kemarin (16/10).
Selain itu HIV AIDS diketahui juga menyerang terhadap ibu rumah tangga dari tahun 2002 lalu setidaknya 45 orang diketahui sudah meninggal dunia. Untuk tahun ini saja terdapat 117 orang ibu rumah tangga yang positif mengindap HIV AIDS dan terbagi atas 36 orang ibu rumah tangga berada dirumah ditambah 81 orang lainya berada diperantauan.
“Ibu rumah tangga ini meninggal lantaran tertular dari pihak suaminya yang kemungkinan suka melakukan sex bebas dengan pasangan lain,” jelas Dr.Endah. Kemudian tingginya angka kematian tersebut dipicu dari penderita HIV AIDS sendiri.
Pada umumnya mereka baru mendapatkan penanganan medis setelah kondisinya parah yakni pada stadium tiga dan empat. Ditambahkan, dengan adanya peningkatan HIV AIDS ini diharapkan kerjasama oleh semua pihak secara sedini mungkin melakukan pencegahan bukan serta merta dibawah tanggung jawab pemerintah melainkan semua elemen masyarakat. Salah satunya agar masyarakat menghilangkan paradigma negative terhadap si penderita.
Diakui Dr.Endah, hingga saat ini sikap dan pandangan masyarakat terhadap penderita HIV AIDS sangat buruk sehingga melahirkan permasalahan serta tindakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap si penderita maupun keluarganya.
“Masyarakat harus tahu betul tentang apa HIV AIDS itu, karena penularanya tidak semudah seperti yang mereka pikirkan jadi bila ada warga disuatu tempat yang terkena penyakit itu jangan sampai dikucilkan oleh masyarakat,” kupasnya.
Paparnya, penularan HIV AIDS sendiri terjadi lewat dua cara yakni secara transmisi dan kontaminasi. Penularan secara transmisi dapat terjadi apabila terjadi kontak secara seksual. Dalam hal ini diartikan adanya kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya.
Sedangkan penularan secara kontaminasi berhubungan dengan pengguna obat suntik, penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi dan menggunakan kembali jarum suntik (syringe) yang mengandung darah yang terkontaminasi oleh organisme biologis penyebab penyakit (patogen), tidak hanya merupakan risiko utama atas infeksi HIV, tetapi juga hepatitis B dan hepatitis C.(pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda