NGAWI™ Komisi II DPRD Kabupaten Ngawi yang membidangi pendidikan lakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SMKN 1 Paron. Selaku wakil rakyat tidak ingin kecolongan dengan aksi dugaan pelecehan yang bisa mencoreng dunia pendidikan. Sayangnya Parjono selaku kepala sekolah tidak berada ditempat dan hanya ditemui kedua wakil kepala sekolah yakni Suyono dan Ratnawati.
Sebagaimana dalam sepekan ini disekolah tersebut yang berlokasi di Desa Gentong, Kecamatan Paron, sempat heboh lantaran ada salah satu gurunya yang berstatus GTT berinisial BS (32) diduga telah melakukan tindak asusila ke beberapa siswinya dengan modus fotografi.“Tujuan kita lakukan sidak ini untuk menggali informasi kebenaran apakah betul kabar yang beredar ditengah masyarakat menyangkut salah satu gurunya itu yang telah melakukan tindakan tidak sepantasnya kepada siswi-siswinya,” terang Agus Sulistyawan, salah satu anggota Komisi II DPRD Kabupaten Ngawi, Senin (04/11).
Dalam kesempatan sidak itu selain mengumpulkan informasi menyangkut langkah antisipasi internal SMKN 1 Paron, anggota dewan sendiri juga menemui salah satu siswi berinisial N kelas 3 yang disinyalir menjadi korban pelecehan seksual oleh BS.
Hasilnya urai Agus, bahwa bersangkutan N mengakui telah mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya dari BS saat dirinya pingsan setelah mengikuti acara ekstrakurikuler sebulan lalu.
“Sesuai keterangan dari adik kita yang berinisial N ini memang BS itu telah meraba-raba daerah sensitive miliknya sewaktu sadar dari pingsan seusai mengikuti acara disekolahan karena BS tersebut juga diketahui sebagai pembina PMR,” bebernya.
Tambahnya, untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut biar duduk perkaranya jelas pihaknya selaku wakil rakyat dalam waktu dekat akan melakukan hearing dengan pihak-pihak yang bermasalah.
Kemudian Suyono wakil kepala sekolah SMKN 1 Paron yang membidangi kehumasan menjelaskan pihaknya merasa dikebiri oleh pemberitaan media selama ini yang tidak berimbang.
Ulasnya, dengan adanya manuver pemberitaan yang terus-terusan pihaknya saat ini telah membentuk tim khusus yang terdiri dari wakil kepala sekolah dan guru untuk mengumpulkan data adanya informasi oknum guru cabul tersebut.
“Menurut saya sampai hari ini berita itu masih perlu diklarifikasi karena untuk membuat masyarakat semakin percaya bahwa berita itu tidak separah yang ada di media,” sanggahnya.
Dan pihaknya berjanji hasil investigasi yang dilakukan tim khusus sebagaimana yang dimaksud akan dibeberkan di media apapun hasilnya.
Hanya saja Suyono mengakui setelah adanya desas-desus oknum guru itu pihaknya memanggil tiga siswinya yang diduga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan BS.
“Satu dari tiga anak yang kita tanya memang mengakui kalau dirinya pernah dipegang yang tidak bagus oleh guru yang dimaksud tapi itupun didepan orang banyak bukan berdua,” jelasnya.(pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda