NGAWI™ Alas Ketonggo atau Srigati yang berlokasi di Desa Babadan, Kecamatan Paron, diyakini memiliki kekuatan supranatural. Aura mistis kian terasa saat pergantian tahun 1435 Hijriyah pada malam jelang 1 Muharram atau 1 Syuro. Ribuan Pengunjung domestik bahkan dari negara tetangga banjiri lokasi guna mesu budi lelaku kungkum dikali Tempur Sedalem,(04/11).
Menjelang tengah malam mereka langsung menuju beberapa tempat yang dianggap memiliki kekuatan magic seperti pertapaan Palenggahan Agung Srigati, Sendang MintoWiji, Sendang Drajat, Pertapaan Dewi Tunjung Sekar, Umbul Jambe, Sendang Penguripan, Kori Gapit, Kali Tempur Sedalem, dan Pesanggrahan Soekarno.Menurut keterangan juru kunci Srigati, Mbah Marji atau biasa disapa Ki Among Jati, para pengunjung setelah sampai di tempat-tempat yang sakral langsung melakukan semedi atau ngalap berkah dibeberapa tempat menurut keyakinan mereka masing-masing.
“Disini pengunjung mempunyai berbagai permintaan untuk dikabulkan dari Yang Maha Kuasa, seperti minta kesehatan, keselamatan dan masih banyak lagi dan jangan dianggap di Alas Srigati ini melakukan hal-hal yang menyimpang,” terang Ki Among Jati.
Selain tempat pertapaan tersebut di hutan yang menurut sebagian orang tidak kalah ‘Wingit’ dengan Alas Purwo ini, juga mememiliki sebuah sungai yang sering digunakan sebagai orang untuk menyepi dan bermeditasi dan bisa disebut ‘Kali Tempur Sedalem’.
Kemudian dari penelusuran yang ada ketika mengunjungi Kali Tempur Sedalem, dari sinilah terlihat jelas ditengah pertemuan dari dua sungai pengunjung saling berendam di air sambil menyalakan hio atau sejenis dupa.
“Disini hanya meminta agar rejeki saya dimudahkan,” kata Sujarwo,pengunjung yang mengaku dari kota Solo. Tambah Sujarwo, dirinya bersama keluarga mengaku setiap malam Suro selalu berkunjung ke Srigati untuk melakukan meditasi dengan harapan bisnisnya yang sudah dijalankan bertahun tahun selalu lancar.
Memang mendasar rumor yang ada bahwa Srigati ini dijadikan tempat tujuan seperti meminta pesugihan, ngalap berkah, meminta agar karirnya lancar sampai orang yang dirasa memiliki sedikit kemampuan untuk menarik senjata atau barang pusaka yang diduga banyak tersebar di tempat tersebut, dan ada juga yang meminta jodoh.
”Jangan berpikir di Srigati sebagai tempat untuk musrik semua yang dilakukan pengunjung tidak lebih meminta keridhoan Yang Maha Kuasa,” lanjut Ki Among Jati. Sebagian orang menyebutkan mempercayai bahwa petilasan Srigati dulunya sebagai tempat persinggahan Prabu Brawijaya setelah kalah perang melawan pasukanya Raden Patah dari Demak sekitar tahun 1293 Masehi. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda