NGAWI™ Samini, mungkin bisa dikata sang maestronya DPRD Kab. Ngawi. Betapa tidak, perempuan paruh baya ini tercatat sudah lima periode duduki kursi legislatif sejak tahun 1987 hingga saatini, bahkan dia satu-satunya sebagai anggota legislatif tingkat kabupaten yang mampu bertahan dari era orde baru hingga era transparansi saat ini.
Kiat sukses Samini dalam menorehkan sejarah paling lama sebagai anggota DPRD Kabupaten Ngawi bukan tanpa alasan. Sederet kisah berhasil ditulis media dari penuturan politikus kawakan ini bukan sekedar pencitraan atas dirinya atau sekedar mencari sensasi tanpa kelas.Saat diruang kerjanya di Komisi III DPRD Kabupaten Ngawi, Samini menjelaskan selama ini dirinya tidak terlalu peduli dengan hiruk pikuknya dunia politik yang justru akan menyeret disharmoni internal partainya sendiri.
Sebagai salah satu kader Partai Golkar yang terkenal loyalis tersebut Samini mengaku lebih melihat ke masyarakat langsung daripada merebutkan status di tubuh partainya.
“Kalau selama dalam partai itu tertanam loyalis mengapa harus takut salah dengan partai kita, yang terpenting bagi kita ini mengerti apa yang terjadi disekitar kita, apakah itu ya masyarakat dengan segala dinamikanya dan bermuara pada masyarakat itu sendiri yang mampu memahami keberadaan kita,” terang Samini.
Sebagai anggota wakil rakyat dua zaman tersebut Samini lebih mengedepankan kepentingan masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan. Sampai usianya yang sudah senja ini selain beraktivitas di kantor kedewanan, Samini dalam kesehariannya terlihat begitu dekat dengan puluhan anak asuhnya yang dibina dalam sebuah Yayasan Lembaga Pendidikan Pamardi Siwi (YLPPS) terdiri SMP dan SMK di Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi.
Diterangkan sejak tahun 1960 dirinya sudah membina anak asuh yang diambil dari anggota masyarakat yang pas-pasan. Bahkan salah satu anak asuhnya sekarang kupas Samini ada yang duduk sebagai dosen di UNESA Surabaya.
Lebih lanjut, dalam meniti karier sebagai wakil rakyat sejak awal tertanam pada konsep kebersamaan bukan diatas personal politik sesuai garis partainya. Dijabarkan Samini, salah satu masalah utama yang dihadapi masyarakat secara umum saat ini adalah memudarnya wawasan kebangsaan dan rasa bangga sebagai bangsa atau rasa nasionalisme.
Tergerusnya rasa nasionalisme suatu masyarakat terhadap Negara dapat disebabkan oleh hal-hal yang bersifat internal maupun eksternal. Bersifat internal, manakalah rasa kebersamaan antara sesama anggota masyarakat mulai berkurang, seperti memelihara persamaan dalam perbedaan dan memelihara perbedaan dalam persamaan.
Kalau yang bersifat eksternal dapat diidentifikasi dalam bentuk rong-rongan dan gangguan dari berbagai pihak yang bersifat pragmatis, historis, yang bertujuan untuk memecah makna pluralisme yang sebenarnya. “Realitanya utamakan dalam kesantunan berpolitik yang mengarah kepentingan masyarakat itu saja,” kata Samini.
Diakhir penjelasanya, Samini yang masih mencalonkan diri kembali menjadi legislative ke enam kalinya dari Partai Golkar pada Pemilu 2014 mendatang lewat Dapil V (Jogorogo, Ngrambe dan Sine) mengaku prihatin atas tergerusnya moral masyarakat maupun di lembaga pendidikan dewasa ini.
Alasan tersebut dipicu atas sederet kasus yang menimpa beberapa siswa maupun pendidik yang terjebak tindak asusila. “Kita harus terjun langsung terhadap titik persoalan yang mengarah merosotnya nilai kepribadian terhadap masyarakat kita ini,” ulasnya. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda