media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 26 Januari 2014

Home > > Antisipasi Flu Burung, Dinas Peternakan Ngawi Bagikan Desinfektan

Antisipasi Flu Burung, Dinas Peternakan Ngawi Bagikan Desinfektan

ihak Dinas terkait belum berni memastikan ribuan ekor bebek mati mendadak tersebut disebabkan serangan virus flu burung

NGAWI™ Kasus matinya ribuan bebek disejumlah kandang peternakan yang terjadi di 4 wilayah kecamatan di Kabupaten Ngawi langsung mendapatkan respon Dinas Peternakan dan Perikanan setempat. Meski begitu, Pihak Dinas terkait belum berni memastikan ribuan ekor bebek mati mendadak tersebut disebabkan serangan virus flu burung.


Sejumlah peternak bebek mulai berinisiatif menyemprot kandang bebek mereka menggunakan obat-obatan yang dicampur dengan disinfektan. Upaya ini dilakukan agar ternak bebek dan unggas milik para peternak itu selamat dari serangan hama virus flu burung yang menyebabkan kematian mendadak dan memicu peternak merugi itu.

Salah satunya penyemprotan obat-obatan yang dicampur dengan disinfektan itu dilakukan, Sutedjo (67) peternak bebek asal Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi. Pria yang rambutnya sudah beruban semua itu mengungkapkan jika merasa was-was jika sebanyak 600 ekor bebek di kandang ternak miliknya menjadi korban serangan virus flu burung.

Oleh karenanya, dirinya langsung menyemproti kandang dan sekitar kandang ternaknya menggunakan disinfektan yang diterimanya dari Dinas Peternakan dan Perikanan Pemkab Ngawi.
"Kami sendiri takut, karena kemarin mendengar bebek teman-teman yang beternak di tetangga desa banyak yang mati mendadak mencapai ratusan per peternak. Makanya, kami melaksanakan penyemprotan dan pembersihan kandang bebek ini," terangnya. Minggu (26/01).

Diberitakan sebelumnya, ribuan bebek milik peternak yang ada di sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Ngawi mati mendadak. Diduga, matinya bebek secara serentak dengan kapasitas dalam satu peternakan mati antara 20 sampai 30 ekor per hari itu, diduga disebabkan terserang hama flu burung.

Pasalnya, kematian itik dan bebek itu memiliki ciri-ciri kematian layaknya serangan flu burung yakni mati mendadak, mata biru, serta mengeluarkan lendir. Serangan itu merata ke sejumlah sentra peternakan bebek dan itik di 4 wilayah kecamatan yakni di Kecamatan Paron, Ngawi, Geneng, dan Kecamatan Jogorogo.

Sedangkan sejumlah desa yang sudah melaporkan kasus bebek mati mendadak diantaranya Desa Dawu dan Desa/Kecamatan Paron, Desa Watualang dan Desa Karangasri, Kecamatan Ngawi, Desa Sidorejo, Kecamatan Geneng, serta Desa/Kecamatan Jogorogo.(Kun-Pr).

Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda