NGAWI™ Bermaksud hendak meliput dugaan kesurupan terhadap puluhan siswi SMPN 1 Ngawi saat usai upacara, beberapa awak media terkena kata-kata tak pantas dari salahsatu oknum guru. Kontan saja sejumlah wartawan dari Radar Madiun (Jawa Pos), SCTV, Kompas TV dan Koran Aspirasi berusaha mengklarifikasi hal tersebut pada oknum guru perempuan itu.
“Kalau kita dilarang untuk melakukan liputan terkait siswi kesurupan disekolahanya itu ndak masalah tapi dengan cara yang sopan, malah mereka bilang kita ini wartawan bobo ho,” terang Andik Nugroho salah satu wartawan yang bekerja di surat kabar Surya, Senin (20/01).Namun, apa yang didapat justru sebuah jawaban yang sama sekali tidak memuaskan. Oknum guru ketika dikejar untuk ditanya maksud serta tujuanya hanya menjawab tidak tahu bahkan mengelak.
“Seorang guru sangat lekat dengan nilai-nilai akademis dan orang ber-SDM, kenapa mereka malah berkata kayak orang yang tidak berpengalaman saja,” lanjut Andik Nugroho.
Dengan adanya insiden tersebut Hadi Santoso Kepala SMPN 1 Ngawi seketika langsung meminta maaf terhadap awak media. Menurutnya, akibat ulah oknum guru yang perilakunya tidak terpuji, dirinya selaku kepala sekolah akan secepatnya melakukan pembinaan.
Jelasnya, kemungkinan besar oknum guru yang dimaksud trauma terhadap ulah segelintir orang yang mengaku wartawan yang telah merugikan lembaganya.
“Yang jelas akan kita beri pembinaan jangan sampai mereka para guru ini melakukan aksi serupa dikemudian hari dan tahu kerja wartawan seperti apa dan saya yang dituakan disini meminta maaf kepada rekan wartawan semua,” ungkap Hadi Santoso.
Kemudian terkait kesurupan tersebut Hadi Santoso menjelaskan hanya terjadi pada 7 siswi kelas 8 dan kelas 9 seusai upacara sekolah namun dia mengelak kalau dikatakan kesurupan hanya bilang sakit.
“Tadinya ada salah satu siswi yang jatuh pingsan saat upacara tahu-tahu teman lainya berteriak histeris,” kata Hadi. Bebernya, seketika siswi yang pingsan langsung dibawa ke UKS akan tetapi sekitar 30 siswi lainya ikutan berteriak seperti orang kesurupan sembari menangis menjerit histeris.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak dimungkinkan setelah para siswi sadar mereka langsung dipulangkan kerumahnya masing-masing. “Kemungkinan faktornya mereka para siswi kelelahan apalagi cuaca yang tidak mendukung kayak gini,” pungkas Hadi Santoso.(pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda