NGAWI™ Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) ternyata belum bisa ciptakan atmosfer yang partisipatif. Sejatinya hasilnya tidak lebih dari program lama yang berulang-ulang diangkat kembali kepermukaan, seperti pemandangan hari ini yang terjadi saat Musrenbang yang dilaksanakan di Pendopo Wedya Graha Kabupaten Ngawi, (06/03).
Agus Fathoni pemerhati pembangunan daerah asal Ngawi menilai hasil dari Musrenbang lepas dari persoalan hanya bagian dari ritual tahunan.“Tidak mungkin musyawarah yang berlangsung beberapa jam mampu mengakomodir semua program sesuai skala prioritasnya,” terangnya.
Bebernya, perencanaan yang baik seharusnya berbasis pada potensi dan kondisi keuangan daerah, tidak sekedar berandai andai sehingga tidak akan mengundang banyak kekecewaan publik.
“Jangan sampai kita sudah berdebat untuk pembangunan yang biayanya tinggi tahu tahu uang kita jauh dari kebutuhan, sehingga perencanaan itu tidak ada manfaatnya,” jelasnya lagi.
Agus Fathoni berujar untuk mewujudkan pembangunan yang berpartisipatif berorientasi pada kesejateraan rakyat, sejak awal adanya Musrenbang secara riil tidak membawa aspirasi yang diusung dari desa.
Sementara Dwi Rianto Jatmiko Ketua DPRD Kabupaten Ngawi mengakui hasil Musrenbang masih tercium program lama yang sebetulnya sudah berjalan.
Penulis: Purwanto
Editor : Kuncoro
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda