NGAWI™ Seribu satu cara ternyata dilakukan para calon legislatif (Caleg) guna meraih kursi dewan baik DPR RI, DPRD Propinsi maupun DPRD Kabupaten. Selain kampanye maupun temu kader ternyata para caleg banyak yang ngalap berkah ritual kungkum di kali Ketonggo atau biasa dikenal dengan Srigati, Desa Babadan, Kec. Paron, Ngawi.
Diketahui sudah puluhan caleg melakukan ritual ‘kungkum’ atau mandi di Sungai Tempuk yang lokasinya ditengah hutan diwilayah Alas Ketonggo ini.“Kalau tidak salah sudah ada 50 an caleg dari berbagai partai peserta pemilu mendatang yang melakukan ritual kungkum disini dengan cara sembunyi-sembunyi dan ada juga yang terang-terangan, bahkan selama dua minggu terakhir makin meningkat jumlahnya,” terang Marji seorang juru kunci Alas Ketonggo, Rabu (12/05).
Beber Marji, secara jelas tujuan para caleg tersebut tidak lain untuk meraih suara terbanyak dari masing-masing daerah pemilihan (dapil).
Cara yang dilakukan untuk mencari berkah di Sungai Tempuk cukup variatif mulai hanya ritual semedi di pinggir sungai sampai kungkum hinggga beberapa menit bahkan ada yang lebih dari satu jam.
“Sudah dari dulu tempat-tempat disini dijadikan tempat ritual tujuanya juga bermacam-macam mulai cari pangkat, pekerjaan dan lainya tetapi perlu diketahui mereka ini bukan menyembah sesuatu yang bisa dikatakan musrik atau lainya tetapi mereka ini berdoa kepada Tuhan agar tujuanya terkabulkan,” kata Marji.
Sementara salah satu caleg wanita dari partai besar dari dapil Kabupaten Ngawi mengaku dirinya datang ke Alas Ketonggo dengan ditemani suami untuk mencari berkah dengan ritual kungkum di Sungai Tempuk.
Sesuai keteranganya, dirinya nekat melakukan ritual kungkum tidak ingin tujuanya gagal dalam pemilu yang kurang satu bulan ini.
“Kami datang kesini karena sudah mendekati pemilihan (coblosan), kami datang dengan tujuan mendapatkan ridho dan berdoa agar bisa lolos dalam pileg untuk menjadi anggota DPRD Kabupaten Ngawi,” terangnya.
Pewarta: Purwanto
Editor: Kuncoro
1 comments:
Aneh juga para caleg ini, bukanya blusukan ke pelosok dapilnya utk menyampaikan visi misinya sekaligus mengenalkan diri dan mempromosikan dirinya, eh malah "berdoa" (katanya) di situs yang konon merupakan tempat keramat.
Apa kita akan mempercayakan nasib kita utk diwakili oleh caleg yg pola pikirnya saja sudah berbau klenik dan diluar penalaran.
Mestinya para caleg tsb mendekati para calon pemilihnya dng menawarkan gagasan, ide, program yang pro kerakyatan utk bekal pengabdiannya kalau caleg tsb terpilih.
Mungkin memang jaman sudah edan, para caleg berebut suara pemilih hanya mengandalkan politik uang, berkoar tebarkan janji, bergaya tebar pesona yang kesemuanya hanya manis sesaat dan selanjutnya musnah ditelan ambisi kekuasaan.
Menjadi anggota Legislatif mungkin utk sebagian besar para caleg bukanlah satu bentuk pengabdian lagi utk mewakili aspirasi konstituenya agar lebih sejahtera dan bermartabat, namun banyak para caleg yg maju hanya semata karena butuh pekerjaan, semata butuh penghasilan dan kekuasaan, semata hanya butuh peningkatan status sosial dengan mengabaikan nilai luhur dari sebuah esensi seorang WAKIL RAKYAT. (alsinisi, widodaren,gerih)
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda