media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 10 Mei 2014

Home > > Lantaran Miskin. Balita Penderita Perut Membesar Tak Tertangani Medis

Lantaran Miskin. Balita Penderita Perut Membesar Tak Tertangani Medis

Balita Penderita Perut Membesar

NGAWI™ Imam Syafi’I (5), balita asal Dusun Kepuh, Desa/Kecamatan Gerih, Ngawi, hanya bisa tergolek ditempat tidur lantaran mengalami pembesaran di perutnya yang disebabkan adanya gangguan pada usus 12 jari. Anak pasangan suami istri Suhadi (53) dan Sukarti (43) inipun tak tertangani medis lantaran kemiskinan yang mendera keluaranya.

“Tidak bisa berbuat banyak dengan penderitaan anak kami, uang dari mana untuk biaya pengobatan kami bingung,” terang Sukarti dengan meneteskan air mata, Jum’at (09/05).

Tanpa adanya tindakan operasi untuk menyembuhkan penyakit yang diderita korban itu disebabkan penghasilan kedua orang tuanya hanya sebagai buruh tani. Dengan demikian sampai berita ini diturunkan Imam Syafi’i hanya dirawat dirumahnya tanpa ada tindakan apapun.

Sukarti mengatakan anak bungsunya itu sudah pernah diperiksakan ke puskesmas terdekat dan RSUD dr Soedono Madiun. Berdasarkan pemeriksaan medis, anaknya mengalami penderitaan usus lemah. Kondisi itu membuat perut penderita semakin membesar dan susah Buang Air Besar (BAB).

“Memang sempat kami bawa ke RSUP dr Soedono Madiun menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) untuk operasi, akan tetapi, ditolak dokter dan diminta pulang dengan alasan anak saya sudah bisa BAB, padahal kondisinya masih sama, susah BAB,” terangnya lagi.

Sedangkan bapak penderita, Suhadi mengaku jika keluarga masih keberatan untuk mengurus jaminan kesehatan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Alasannya, karena masih mengeluarkan biaya untuk membayar iuran setiap bulan.

Sebagai keluarga dibawah garis kemiskinan Suhadi mengaku keberatan kalau toh harus membayarnya meski tidak seberapa besar. Selain itu, Suhadi mengaku selama bertahun-tahun penderitaan anak bungsunya itu, tidak pernah mendapatkan bantuan dari Dinas Kesehatan maupun Dinas Sosial Pemkab Ngawi.

“Makanya kami pasrah melihat penderitaan anak saya ini, mau bagaimana lagi kalau harus membayar puluhan juta untuk operasi,” katanya. Kami hanya sebagai buruh tani. Kalau harus membayar biaya operasi puluhan juta, dapat uang darimana," katanya.
Pewarta: Purwanto
Editor: Kuncoro



Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda