NGAWI™ Ritual Keduk Beji yang diwariskan secara turun temurun masyarakat Desa Tawun, Kecamatan Kasreman, Ngawi, sampai kini masih terus digelar sesuai waktunya. Ritual yang disakralkan masyarakat setempat difungsikan untuk menolak petaka atau “tolak balak” yang dilaksanakan setiap tahun pada hari Selasa Kliwon.
Ritual dimulai dengan melakukan pengerukan atau pembersihan kotoran dengan mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori sumber mata air Beji yang berada di Desa Tawun. Terlihat seluruh peserta yang terdiri atas kalangan anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua tumpah ruah menceburkan diri ke kolam, Selasa (19/08).Sesepuh Desa Tawun selaku Juru Silep, Mbah Wo Supomo (67), mengatakan, upacara Keduk Beji ini, merupakan salah satu cara untuk melestarikan adat budaya penduduk Desa Tawun sejak jaman dulu.
Tujuan utamanya adalah mengeduk atau membersihkan Sumber Beji dari kotoran. Karena di sumber inilah letak kehidupan penduduk Tawun, ujarnya kepada wartawan.
“Setiap tahun pada hari Selasa Kliwon masyarakat di sini selalu mengadakan ritual semacam ini untuk menolak balak semua petaka yang bakal dihadapi,” terang Supomo.
Sementara dapat diberitakan, masyarakat sekitar maupun wisatawan lokal turut menyaksikan jalannya ritual tahunan ini. Tak sedikit mereka ikut andil dalam acara sakral ini dengan membasuh muka dengan lumpur mata air yang konon diyakini memberikan tuah awet muda.
Pewarta: Purwanto
Editor: Kuncoro
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda