NGAWI™ Dalam gelar panen raya di Kecamatan Geneng, Ngawi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 triliun terbagi Rp 16 triliun melalui APBN perubahan dan sisanya melalui Dana Alokasi Khusus, guna tercapainya target swasembada pangan secara nasional. Dalam kesempatan yang sama Bupati Ngawi Budi Sulistyono optimis capaian target kurang dari 3 tahun.
“Di Ngawi ini seperti diketahui merupakan salah satu daerah di Jawa Timur sebagai penghasil padi terbesar maka predikat itu tetap akan kita pertahankan dan akan kita tingkatkan terus,” terang mBah kung sapaan akrab Bupati Ngawi, (25/02).Mentan juga menjelaskan, terhambatnya swasembada pangan dalam beberapa tahun terakhir tidak lepas permasalahan di lingkup internal pertanian sendiri. Dia mencontohkan kerusakan irigasi yang mencapai 52 persen menjadi faktor utamanya disamping itu rendahnya penyerapan benih yang hanya 20 persen.
“Kuncinya pada perbaikan irigasi, benih serta pupuk jadi kalau itu terpenuhi saya yakin produktifitas akan naik dengan biaya yang sama,” terang Mentan.
Selain itu Mentan membenarkan penanganan pasca panen yang selalu kehilangan 10,2 persen dari hasil masa panen. Guna menekan angka yang dimaksudkan Mentan melalui Badan Litbang Pertanian memproduksi alat panen padi yang disesuaikan dengan kondisi tanah sawah berupa combine harvester.
Keunggulan dari teknologi ini mempunyai gaya tekan lebih rendah yaitu 0,13 kg/cm2 dibanding mesin lainya yang ada dipasaran yang jauh lebih besar gaya tekanya mencapai 0,20 kg/cm2.
Pewarta: Purwanto
Editor: Kuncoro
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda