SINAR NGAWI™ Ngawi-Usai ziarah ke makam leluhur diantaranya Adipati maupun Tumenggung dalam rangka hari jadi yang ke 658, Bupati Ngawi Budi Sulistyono menghimbau adanya refleksi terutama bagi generasi muda, sebagai isyarat untuk menjunjung budaya leluhur sesuai kulturnya yang telah diwariskan sehingga bisa dikenal dan dipahami dari generasi ke generasi.
“Apa yang sudah digariskan oleh para pendahulu kita tentunya harus dilestarikan. Tujuanya tidak lepas warisan budaya maupun histori yang terkandung didalamnya,” ungkap dia.Tambahnya, para pemimpin terdahulu telah meletakkan sendi-sendi pemerintahan dan kemasyarakatan yang baik dan selalu memperjuangkan hak-hak rakyat pada masanya yang sudah terampas oleh bangsa kolonial.
Dengan demikian bukan mustahil wilayah Ngawi dijadikan Onder Regentschap karena dianggap daerah strategis sebagai jalur ekonomi dan daerah pertahanan kolonial Belanda dengan terbukti dibangunya benteng pertahanan Van Den Bosch.
Seperti diketahui ziarah makam leluhur yang dilakukan Bupati dan Wakil Bupati Ngawi bersama jajaranya ini sudah menjadi agenda rutinitas tiap tahunnya.
Makam yang diziarahi antara lain Taman Makam Pahlawan (TMP), Makam RM Tumenggung Poerwodiprodjo (Bupati Ngawi 1887-1902).
Ziarah kemudian dilanjutkan ke makam Raden Adipati Kertonegoro di Gunung Sarean Sine dan makam Raden Patih Ronggolono dan Putri Cempo di makam Desa Tawang Rejo Ngrambe.
Pewarta: kun/pr
Editor: Kuncoro
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda