SINAR NGAWI™ Kasreman-Keberadaannya yang mulai tergerus zaman, namun masih ada segelintir pengrajin pawon (tungku -Red), diwilayah Dusun Pucung, Desa Kasreman, Kecamatan Kasreman, Ngawi. Diantaranya sebut saja Dwi Heri Priyatno (45) yang mengaku setia menekuni pekerjaan ini maski pengasilan tak seberapa belum lagi resiko yang dihadapi, karena harus masuk keterowongan sedalam 15 meter di bawah tanah.
“lorong sepanjang ini mulai saya gali sejak tiga tahun lalu, satu persatu pawon saya selesaikan jadinya makin kedalam terus dan rasa takut atau segala macam itu bagi saya tidak ada,” terang dia.Tambahnya, meski mulut terowongan terlihat sempit namun kalau sudah masuk kedalam lokasinya terlihat luas yang dilengkapi lampu penerangan bertenaga listrik.
Heri yang sudah 7 tahun menggeluti usahanya yang bisa dikatakan rawan maut tersebut mengaku setiap harinya mampu menyelesaikan tidak kurang dari 13 pawon. Akan tetapi jumlah pawon yang diselesaikan ini juga tergantung pada cuaca serta musim.
Untuk setiap pawon yang sudah jadi dan siap dijual Heri cuma memasang harga Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu tergantung kondisi harga dipasaran.
Diakuinya, meski relatif murah namun setiap harinya tidak selalu laku karena kurangnya minat konsumen terhadap pawon sekarang ini.
“Meski kondisinya sepi ya tetap terus membuat kerajinan pawon seperti ini, mau beralih pekerjaan lain jelas tidak ada,” pungkasnya.
Pewarta: kun/pr
Editor: Kuncoro
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda