SINAR NGAWI™ Ngawi-Geram harga gabah yang hanya berkutat pada kisaran Rp 2.700 hingga Rp 3.000 per Kg, Dirjen Tanaman Pangan (TP) Kementan Sumarjo Gatot Irianto langsung warning keras Bulog Sub Divre Wilayah 4 Madiun. Dalam kunjungan percepatan tanam padi di Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, Gatot, sapaan akrabnya mengharap Bulog harus sigap melakukan penyerapan gabah petani.
“Bulog jangan hanya beralasan soal pengeringan maupun kandungan air pada gabah sekarang ini. Bulog harus melakukan penyerapan ke petani jangan sampai harga gabah seperti ini,” terang dia.Tambahnya, untuk memaksimalkan penyerapan gabah diakui Gatot, selama 6 bulan kedepan target nasional penyerapan beras mencapai 4 juta ton dari 3 juta ton beras.
Untuk merealisasikan tersebut peran Bulog harus ditarget penyerapanya dengan melakukan pembagian per Sub Divre Bulog yang didampingi langsung Kodim dan Polres.
Dengan demikian harga gabah di petani akan menjadi kompetitif bersaing dengan pasar yang ada jika Bulog turun tangan.
“Kalau target penyerapan gabah oleh Bulog dari petani di Ngawi ini paling tidak 15 persen hingga 20 persen dari luasan area pertanian atau luas lahan panen yang ada. Jika dilakukan saya kira bisa kompetitif harga gabah nantinya dan petani akan menikmati hasil produksinya,” terangya lagi.
Ditempat yang sama Antok Hendriyanto Kepala Bulog Sub Divre Wilayah 4 Madiun mengatakan, memang sesuai patokan harga beli Gabah Kering Panen (GKP) Bulog dari para petani Rp 3700 ribu/kilogram.
Harga tersebut untuk gabah yang mengandung kadar air maksimum sebesar 25,0 persen dan hampa/kotoran maksimum 10,0 persen.
“Kalau yang kadar air dan kotorannya di atas yang sudah ditentukan, maka ada pagu-pagu yang bisa menentukan harga itu. Kalau bicara target penyerapan di Ngawi ini kalau bisa ya sebanyak mungkin,” kata Antok Hendriyanto.
Soal anjloknya harga gabah Antok berkilah sebenarnya tidak ada penurunan harga. Hanya saja akibat faktor hujan yang tinggi sekarang ini mempengaruhi kadar air pada gabah sehingga diperlukan proses pengeringan. Tentunya pengeringan itu sendiri membutuhkan kost biaya dan mempengaruhi pembelian gabah.
“Harga cenderung turun itu sebenarnya tidak ada yang turun memang karena faktor curah hujan jadi kadar air yang terlalu tinggi maka harus kita keringkan dahulu. Kalau kondisi gabah sesuai standart yang ditentukan pemerintah maka harganya akan menyesuaikan dengan ketentuan itu,” pungkas Antok.
Pewarta: kun/pr
Editor: Kuncoro
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda