SINAR NGAWI ™ Ngawi-Budaya Ganti Langse atau ganti selambu berupa mori putih yang difungsikan sebagai penutup Palenggahan Agung Srigati di Alas Ketonggo, Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, merupakan tradisi tahunan masuk bulan Muharam (Suro). Sukadi, Kabid Kebudayaan Disparyapura Ngawi menerangkan, potensi kearifan lokal ini perlu dijaga kelestariannya.
“Satu ritual tradisi yang sarat magis tersebut digelar secara khidmat penuh penghayatan diawali dengan penyerahan kain selambu mori warna putih bersih sepanjang 15 meter,” terang dia.Tambahnya, kegiatan ini juga dikemas dengan budaya ruwatan masal, yang diadakan pagelaran wayang kulit disiang hari dan dilanjutkan pada malam harinya.
“Untuk acara ruwatan masal juga diadakan prosesi potong rambut yang diikuti sekitar 88 orang,” terangnya lagi.
Masih ditempat yang sama, penyerahan selambu mori sendiri diiringi sebuah Tari Srigati yang dilakukan 8 penari yang masih gadis/perawan agar tercipta tari yang indah, luwes dan anggun pada saat prosesi tradisi dilakukan.
Menurut Mbah Marji juru kunci Srigati atau Alas Ketonggo mengatakan, mulai dilaksanakan pada tahun 1988 oleh Mbah Somodarmojo Kepala Desa Babadan saat itu.
Pada intinya Ganti Langse merupakan bentuk perwujudan atas sebuah harapan kepada Tuhan yang Maha Esa sebagai harapan baru akan perjalanan hidup menuju ketentraman dan kesejahteraan.
Ritual selanjutnya berupa bancaan atau biasa dikenal dengan kalimat ‘Slametan’ merupakan persembahan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dipimpin pemangku adat setempat.
Pewarta: Kun/pr/sOn
Editor: Kuncoro
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda