SN-Media™ Ngawi-Bisnis handmade, butuh ketekunan dan kreatifitas tersendiri serta harus mampu menangkap pangsa pasar baik secara konvensional maupun memanfaatkan pesatnya kemajuan teknologii informasi.
Adalah Ika, warga Desa Sidorejo, Kecamatan Geneng Ngawi, yang memulai usaha handmade (kerajinan tangan) sejak 5 tahun yang lalu dengan segala pasang surutnya.Dikatakannya setelah hampir 2 tahun pandemi, saat ini sudah mulai menggeliat kembali usaha handmade nya, terbukti sudah banyak orderan yang masuk, yang sebagian sudah terselesaikan dan dalam proses pengerjaan.
Untuk handmade andalan yangg saat ini sedang banyak permintaan adalah bunga sanggul, mahar dan hantaran, buket bunga, dan lain-lain yang terkait dengan pernikahan, menyusul sudah dibolehkannya masyarakat umum menggelar hajatan.
Dari bunga sanggul saja omzetnya mencapai Rp. 4 juta, belum dari hand made yang lain. Saat ini dari usaha handmade buatannya sudah mempunyai mitra sebanyak 4 reseller.
“Selain handmade untuk keperluan pernikahan, yang juga banyak permintaan adalah konektor masker dari bunga, konektor masker dari mutiara,” kata dia.
Untuk pemasaran, dirinya memanfaatkan media sosial, sehingga bisa menjangkau secara nasional meliputi Jawa timur, Jawa tengah dan jawa barat, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali.
Sementara untuk pangsa pasar internasional yaitu ke Hongkong dan Taiwan. Untuk handmade yang sudah sampai ke Hongkong adalah kerajinan kelinci Pom-Pom, yang dibuat dari bahan benang wol.
“Saat ini trend untuk handmade, beberapa kembali ke pola lama seperti hiasan yang menggunakan bahan dari pita,” pungkasnya.
Pewarta: DaM
Editor : YAS
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda