SN-Media™ Ngawi-Setelah prosesi ritual jamasan, 4 pusaka yang terdiri dari Tumbak Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit serta Pusaka Payung Tunggul Warono dan Tunggul Wulung, kembali diboyong ke pusat pemerintahan, Pendopo Wedya Graha Ngawi, setelah sehari sebelumnya dimalamkan di bumi Ngawi Purba.
Prosesi kirab sendiri meruypakan rangkaian peringatan hari jadi Ngawi yang ke 664, dengan iring-iringan mobil jeep serta dikawal oleh puluhan anggota Kosti (komunitas sepeda tua Indonesia) Ngawi, dan disambut antusias oleh masyarakat Ngawi yang menyaksikan langsung di sepanjang jalan rute kirab.Kirab pusaka berhenti di perempatan tugu gading Kartonyono, untuk ke 4 pusaka diserahterimakan kepada Bupati dan Wakil Bupati Ngawi, yang selanjutnya kembali dikirab dengan berjalan kaki menuju Pendopo Wedya Graha.
Semtara para paraga dalam kirab pusaka menuju Pendopo Wedya Graha, selain Bupati dan Wakil Bupati Ngawi, juga diikuti oleh jajaran Forkopimda, pimpinan OPD dan seluruh camat di kabupaten Ngawi serta rombongan atlet Ngawi yang baru saja kembali dari berlaga di Porprov Jatim VII tahun 2022.
Ony Anwar Harsono, Bupati Ngawi mengatakan, kirab pusaka merupakan napak tilas, yang mana pusat pemerintahan Ngawi, dulu berpusat di Ngawi Purba. Napak tilas, masih menurut Ony, merupakan simbolisasi perjuangan leluhur dalam merebut sekaligus mempertahankan kemerdekaan Indonesia, di samping itu, juga dalam rangka melestarikan budaya leluhur.
“Makna lain yang terkandung di acara kirab pusaka adalah semangat kebersamaan, gotong royong dan saling membantu sesama,” kata dia.
Pewarta: Dam/sAy
Editor : Kuncoro
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda