SN-Media™ Ngawi-Dalam rangkaian Hari Jadi Kabupaten Ngawi yang ke 664, ritual tahunan berupa jamasan pusaka kembali digelar di Pendopo Wedya Graha yang dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Ngawi, serta jajaran Forkopimda setempat.
Sebelumnya, juga telah dilaksanakan ziarah ke makam leluhur, yaitu di Kauman Widodaren, Sine, Ngrambe serta di Ngawi Purba. Dan ritual jamasan pusaka sendiri tidak bisa dilepaskan dengan sejarah awal berdirinya Kabupaten Ngawi.“Dengan demikian keberadaanya harus dilestarikan supaya generasi penerus akan tahu makna yang terkandung di dalamnya.” Kata Ony Anwar, Bupati Ngawi.
Sementara untuk pusaka yang dijamas adalah 2 berupa tombak yaitu Kyai Singkir dan Kyai Songgo Langit, serta 2 berupa payung pusaka yaitu Tunggul Wulung dan Tunggul Warono, yang semuanya merupakan simbol kemakmuran dan kesejahteraan.
Ke 4 pusaka tersebut, masing-masing dibawa oleh Yusuf Rosyadi, Kepala DPPTK, M Hasan Muntaha, Kepala Disdukcapil, M Taufik, asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan rakyat serta Idham Karima, Kepala BKPSDM Pemkab Ngawi.
Setelah prosesi jamasan pusaka selesai, kemudian diboyong ke pendopo Ngawi purba dan dilakukan gelar wayang kulit semalam suntuk. Dan pada hari berikutnya, pada , Rabu (06/07), dilakukan kirab pusaka yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali.
Pewarta: TiM
Editor : Kuncoro
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda