SN-Media™ Mendasar catatan BPS Ngawi tahun 2021, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan 1,18 persen dibanding tahun 2020 atau sebesar 4,25 persen. Namun yang mengejutkan, dari hitung-hitungan menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, ternyata lulusan SMK mendominasi pengangguran tertinggi di ngawi sebanyak 7,254 orang atau 34,19 persen.
Sontak hal ini menimbulkan perdebatan diberbagai kalangan, terutama dari segi aspek parameter dalam menghitung angka sudah bekerja oleh pihak statistik.Supardi, M.Pd, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Madiun di Ngawi mengatakan bahwa sebenarnya tujuan Pemerintah memperbanyak SMK, dikarenakan 3 tujuan yang dikenal dengan istilah BMW, yaitu lulusan SMK bisa Bekerja, Melanjutkan atau Wirausaha.
Masih menurut Supardi, boleh jadi secara statistik, lulusan SMK mencetak angka pengangguran terbesar, karena dimungkinkan parameter kriteria sudah bekerja menurut statistik hanya mereka yang tercatat bekerja pada perusahaan atau sektor formal lainnya,
Lanjutnya lagi, sedangkan mereka (lulusan SMK), justru yang terjadi di lapangan, lebih banyak yang melakukan wirausaha, dengan membuka bengkel las, bengkel sepeda motor, dagang konvensional maupun sistem online dan lain-lain, dan justru alumni SMK banyak menciptakan lapangan kerja.
“Maka menurut pandangan saya secara pribadi, untuk mereka lulusan SMK yang masuk ranah wirausaha mandiri atau bekerja serabutan bisa jadi belum masuk dalam kriteria bekerja dalam penghitungan menurut parameter statistik,” jelas dia.
Pewarta: Tim-Dam/yas
Editor : Kuncoro
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda