SN-Media™ Ngawi-Tingginya angka pernikahan dini, menjadi atensi khusus, terutama oleh Pemkab Ngawi, yang disampaikan langsun oleh Ony Anwar Harsono, saat usai penadatanganan MoU pengukuhan satgas terpadu Penanganan Masalah Perempuan Dan Anak (PPA), Kamis (20/10).
Ony berharap, satgas PPA harus bekerja secara secara riil di lapangan. Yang mana data selama perjalanan tahun 2022 terdapat 28 kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak.Secara khusus, Ony juga menyampaikan bahwa lonjakan pengajuan nikah dini di Ngawi yang mencapi 80 lebih pasangan, harus menjadi atensi bagi satgas PPA, karena pasangan remaja tersebut kebanyakan hamil duluan.
“Jadi bukan hanya kekerasan seksual pada anak saja yang ditangani satgas PPA, namun untuk bentuk asusila anak juga harus menjadi atensi bagi satgas PPA,” kata dia.
Terpisah, dr.Nugrahaningrum, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB ) Ngawi, menegaskan akan pentingnya pendidikan karakter pada anak itu jauh lebih penting.
Karena, tambahnya, teori-teori PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia), disebutkan bahwa pendidikan akademik dan karakter pada anak itu harus seimbang, guna menekan terjadinya kekerasan pada perempuan dan anak serta guna menekan terjadinya perkawinan dini.
Sementara, pelaksanaan MoU satgas khusus PPA, berlangsung di Kurnia Convention Hall, yang dihadiri oleh jajaran forkopimda serta melibatkan dari unsur TNI-Polri guna terciptanya sinergitas dan harmonisasi dalam menangani permasalahan kekerasan pada perempuan dan anak.
Pewarta: sAy/dam
Editor : Kuncoro
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda