SN-Media™ Ngawi-Permasalahan lingkungan makin kian kompleks seiring bertambahnya limbah domestik serta kurangnya tempat pembuangan sampah. Jika hal ini tidak segera ditangani dengn baik maka akan terakumulasi sedemikian rupa yang tentunya berdampak buruk bagi kesehatan dan merusak lingkungan.
Setiyono, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Ngawi mengakui bahwa pengelolaan sampah dengan pengurangan sampah di Ngawi memang belum optimal.“Sehingga kedepannya harus lebih ditingkatkan lagi dengan jalan melibatkan partisipasi aktif semua elemen masyarakat,” ungkap dia saat usai mebuka sosialisasi pengelolaan sampah melalui bank sampah, yang bertempat di gedung kesenian setempat, Rabu (09/11).
Ditargetkan, masih menurutnya, pembentukan bank sampah adalah 1 desa 1 bank sampah, sehingga tahap awal akan berdiri 217 bank sampah dari 213 desa dan 4 kelurahan yang ada di Ngawi.
Lebih lanjut, bank sampah yang ada di setiap desa diharapkan lebih dari 1, dimulai dari 1 RW 1 bank sampah hingga 1 RT 1 bank sampah dan seterusnya, sehingga pengurangan sampah dengan metode 3R (reduce, reuse, recycle) yakni diolah, dimanfaatkan kembali dan difungsikan menjadi produk yang lain.
Terpisah, Supraptikmiasih, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Pada DLH setempat mengatakan bahwa melalui bank sampah, diharapkan pada tahun 2025 mendatang, pengurangan sampah bisa mencapai lebih dari 30 %.
Pun disebutkan, dengan makin banyak berdirinya bank sampah, maka dipastikan beban TPA (Tempat Pembuangan Akhir) akan berkurang, karena hanya sampah residu yang sudah tidak dapat diolah lagi yang masuk di TPA.
Pewarta: yas-dam
Editor : Kuncoro
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda