SN-Media™ Ngawi-Mendasar data BMKG Jawa Timur, prakiraan awal musim kemarau tahun 2023, secara umum masuk pada Bulan April. Namun demikian, pihak BPBD (Badan Penanggulan Bencana Daerah) Ngawi, hingga bulan ke 7, belum ada permintaan droping air bersih.
Kabid Kedaruratan Dan Logistik pada BPBD setempat, Teguh Puryadi menandaskan bahwa pihaknya tetap standby dan akan melayani bila ada pengajuan air bersih dari desa, hingga September 2023 mendatang.Disinggung mengenai titik rawan kekeringan wilayah Kabupaten Ngawi, Teguh menjelaskan, ada 9 kecamatan dengan total 32 desa, dengan rincian, untuk kecamatan Bringin ada 7 desa, Kasreman terdapat 4 desa, Kecamatan Sine, Ngawi, Kedunggalar beserta Kecamatan Widodaren masing-masing 2 desa. Sedangkan kecamatan Pitu terdapat 6 desa, Karanganyar 4 desa serta Mantingan 3 desa.
“Dengan keberadaan pembangunan sistem air minum di daerah rawan kekeringan sangat membantu, sehingga mengurangi droping air yang biasanya diberikan ke daerah-daerah tersebut,” kata dia.
Terpisah, Dinas Perkim (Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman), Kabupaten Ngawi melalui Pipit Dwi Herlina, Kabid Kawasan Pemukiman, untuk permasalahan air bersih merupakan permasalahan yang tidak baru lagi di wilayah Ngawi.
“Sehingga upaya antisipasi terus dilakukan Pemkab Ngawi untuk meminimalisasi adanya kekurangan air bersih pada saat musim kemarau,” tandas Pipit.
Dengan melakukan intervensi, masih jelas Pipit, melalui pembangunan sistem air minum, yang mencakup pengadaan tower, instalasi, pipa hingga sambungan ruma, saat ini total sudah ada 30 program penyediaan air minum, meliputi 8 program pembangunan, 8 program peningkatan dan 14 program pengembangan atau perluasan,
“Semuanya dianggarkan bersamaan dengan program sanitasi yang dianggarkan melalui DAK maupun DAU, dengan total besarannya mencapai lebih dari sembilan miliar rupiah,” pungkasnya.
Pewarta: DaM
Editor : Asy
Foto : Dok pp
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda