SN-Media™ Ngawi-Lewat keterangan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ngawi, pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di TPA Selopuro yang yang dianggarkan melalui APBD 2023 dengan nilai kontrak Rp 4,8 miliar lebih, diharapkan mampu mengurangi kuantitas serta dampak yang ditimbulkan oleh sampah.
Muhammad Taufiq Agus Susanto, Kepala DLH Kabupaten Ngawi menerangkan, volume sampah di Ngawi yang menggunung di TPA desa Selopuro kecamatan Pitu, sangat memprihatinkan dan membuat khawatir pihak terkait.Berbagai langkah dilakukan, Taufiq kembali menegaskan bahwa upaya penyelesaian sampah telah dilakukan mulai dari penutupan zona 1, pemanfaatan zona 2, hingga pembangunan TPST yang saat ini sedang on progress.
Diperoleh informasi, keberadaan TPST lebih kompleks dibandingkan dengan Tempat Pemrosesan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R), karena TPST mampu mengelola pemrosesan sampah hingga tahap akhir yang lebih aman bagi lingkungan.
Pada tahapan pengolahan sampah di TPST, dimulai dari drop zone sampah yang kemudian masuk dalam conveyor dilanjutkan melalui mesin akan dipilah antara sampah organik dan anorganik.
Sementara, sampah yang masuk di TPA Selopura, per harinya mencapai 30 ton. Sedangkan dengan adanya pembangunan TPST mampu mereduksi 20 ton sampah per hari, dengan harapan bisa mengurangi beban TPA Selopuro dalam menuju landfill zero waste.
“Himbauannya, peran aktif masyarakat diperlukan dengan cara memilah jenis sampah mulai dari rumah serta mengoptimalkan TPS 3R yang ada,” pungkas dia.
Pewarta: DaM
Editor : Asy
Foto : Dok dam
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda