SN-Media™ Ngawi-Sudah menjadi tradisi muslim khususnya masyarakat jawa, lebaran ketupat dilaksanakan biasanya setelah sepekan hari raya Idul Fitri. Dan Hal ini pula merupakan sumber berkah tersendiri bagi penjual cangkang ketupat yang dibuat dari anyaman daun kelapa muda atau janur.
Terpantau disejumlah pasar tradisionl di Ngawi, pedagang cangkang ketupat banyak diserbu pembeli, sehari sebelum pelaksaaan tradisi lebaran ketupat, mengingat cara memasak ketupat butuh waktu lama, sekitar 3 sampai 5 jam, belum lagi sayur sebagai pelengkap hidangannya.Sunarti (40), warga desa Jururejo, salah satu penjual cangkang ketupat di Pasar Jrubong, Ngawi mengatakan bahwa, selain menjual ketupat matang, dirinya juga menjual cangkang ketupat yang banyak dicari pembeli yang biasanya mereka tidak bisa menganyam ketupat sendiri.
Lebih lanjut dikatakan Sunarti, untuk varian jualannya meliputi satu ikat berisi 10 cangkang dengan harga Rp 8.000, satu ikat berisi 8 ketupat matang dengan harga Rp 15.000, dan sumpil dengan harga Rp 2.000 perbiji serta lontong dengan harga Rp 2.500 perbiji.
Sunarti mengaku, omzetnya dari jualan cangkang ketupat dan ketupat matang serta varian yang lain, cukup lumayan, bisa mengisi dompet kembali setelah terkuras habis untuk keperluan lebaran.
“Kendalanya tentu ada, untuk bahan baku anyaman ketupat dari janur, sekarang susah dicari dan harus didatangkan dari daerah Ngawi utara,” terang dia, Senin (15/04/2024).
Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News
Pewarta : DAM
Editor : Asy
Foto : Dok Dam
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda