media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 17 Mei 2024

Home > > Belum Ada Jaringan Listrik Untuk Sibel, Saat Musim Kemarau Petani Desa Gunungan Magetan Mengalami Terlambat Tanam

Belum Ada Jaringan Listrik Untuk Sibel, Saat Musim Kemarau Petani Desa Gunungan Magetan Mengalami Terlambat Tanam

Belum Ada Jaringan Listrik Untuk Sibel, Saat Musim Kemarau Petani Desa Gunungan Magetan Mengalami Terlambat Tanam

SN-Media™ Magetan-Memasuki musim kemarau, beberapa lahan pertanian padi banyak yang mengalami kesulitan air. Dampanya adalah keterlambatan musim tanam seperti yang terjadi di lahan pertanian masuk wilayah Desa Gunungan, Kecamatan Kartoharjo Magetan, akibat pasokan air berkurang.

Melihat kondisi itu, Danrem 081/DSJ Kolonel Inf H. Sugiyono tak mau tinggal diam, ia terjun langsung ke lapangan untuk mendengarkan keluh kesah dari para petani di sana. Tak hanya berkomunikasi, sebagai langkah dalam membantu para petani, momen itu juga dimanfaatkan untuk ikut mengolah lahan milik petani dengan menggunakan traktor. 

Selain dihadapkan dengan musim kemarau, ia menyebut ada beberapa faktor yang mengakibatkan para petani di Desa Gunungan, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, mengalami keterlambatan musim tanam. 

"Kami sudah mengumpulkan informasi bahwa di daerah sini terjadi keterlambatan penanaman yang dikarenakan, satu tenaga tanamnya memang berkurang, kedua alat mesin pertaniannya (Alsintan) kurang,” kata Danrem ditemui di lokasi area persawahan, Jumat (17/05/2024). 

Oleh karena itu, ia memohon kepada pihak yang berwenang untuk membantu Alsintan, terutama traktor supaya bisa meningkatkan percepatan tanam dan produktivitasnya dapat optimal. Selain kedua permasalahan itu, Danrem menegaskan juga ada permasalahan lainnya, yakni belum adanya aliran listrik yang menjangkau area persawahan di sana. 

Hal itu membuat para petani tidak bisa memasang sibel untuk mengairi lahan mereka. "Tadi juga ada keluhan dari masyarakat yang menginginkan ada bantuan untuk jaringan listrik ke sini (persawahan), karena selama ini belum ada, sehingga hanya menggunakan mesin-mesin pompa air berbahan bakar solar atau bensin maupun LPG,” bebernya. 

Di samping membutuhkan biaya yang lebih besar, Danrem menyebut penggunaan pompa air semacam itu juga tidak dapat maksimal untuk menyedot air ke permukaan. Seperti Alsintan, ia pun meminta bantuannya kepada petugas PLN supaya membantu jaringan listrik untuk masuk ke sawah, agar para petani ke depannya dapat memasang sibel. 

Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News 

Pewarta : ARW
Editor : Asy
Foto : Dok ARW
Copyright : SNM


Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda