SN-Media™ Ngawi-Pemkab. Ngawi melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) , melakukan intervensi berkelanjutan dalam rangka meningkatkan produksi tembakau sekaligus fasilitasi sarana produksi budi daya tembakau melalui program dan kegiatan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
Hal ini mendasar keterangan Hendro Budi Suryawan, Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura DKPP setempat, saat melaksanakan sosialisasi kegiatan pengawasan penggunaan sarana pertanian sub kegiatan pengawasan penggunaan sarana pendukung pertanian sesuai dengan komoditas, teknologi dan spesifik lokasi.Bukan tanpa sebab, secara spesifik Hendro merangkum bahwa, Potensi tembakau di Kabupaten Ngawi cukup besar, produksi rata-rata dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Luas tanam tembakau pada tahun 2022 sebanyak 700 Ha di tahun 2023 meningkat menjadi 1401 Ha dengan produksi 1.210 ton menjadi 2.487 ton produktifitas rata-rata 1,5 – 2 ton/Ha. Pun untuk rencana tanam di tahun 2024 diprediksi akan mengalami peningkatan lagi dilihat dari animo petani tembakau yang semakin tinggi untuk menanam tembakau lagi.
“Hal ini dipicu oleh harga tembakau yang menjanjikan dan pemasarannya saat ini cukup terbuka lebar, tentunya dengan melibatkan APTI kabupaten Ngawi,” kata Hendro.
Disinggung mengenai asistensi dalam mendukung kelompok petani tembakau, dia menyebut bahwa pemberian bantuan hanya bersifat stimulant karena tidak semua kelompok tani tembakau menerima. Pemberian bantuan sarana produksi tahun anggaran 2024 diberikan kepada 20 kelompok tani yang telah memenuhi persyaratan baik secara administrasi maupun secara teknis.
“Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan bisa memberikan motivasi kepada para petani tembakau untuk lebih berkomitmen dalam peningkatan areal tanam dan produktivitas tembakau di Kabupaten Ngawi,” jlentrehnya.
Sementara, budi daya tanaman tembakau bisa menjadi alternatif bagi petani kala menghadapi musim kemarau panjang. Selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karakteristik tembakau yang tidak membutuhkan banyak air, menjadi keunggulan tersendiri ketika tanaman lain tidak bisa ditanam.
Penanaman tembakau dimulai saat musim peralihan antara musim penghujan dan kemarau dan berakhir hingga masa peralihan ke musim penghujan. Sedangkan pada tahun ini (2024) awal musim tanam tembakau mengalami kemunduran yaitu sekitar bulan Juni karena pada bulan Mei diperkirakan masih basah.
“Namun berbeda untuk tembakau di daerah atas yang mayoritas menanam varietas kemloko, awal musim tanam telah dimulai sejak bulan Maret, dan diharapkan tembakau Karangjati kembali bangkit sehingga bisa menjadi brandmark buat komoditi perkebunan di kabupaten Ngawi,” pungkasnya.
Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News
Pewarta : Pan
Editor : Asy
Foto : Dok Dins
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda