SN-Media™ Ngawi-Memasuki musim kemarau hingga akhir Juli 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Ngawi, mendasar RPB (Rencana Penanggulangan Daerah) yang semula terpetakan sebanyak 34 desa dari dari total 217 desa/kelurahan yang ada, kini tinggal menyisakan 23 desa yang rawan mengalami krisis air bersih.
Kalak BPBD setempat Prila Yuda Putra menandaskan, bahwa penurunan jumlah wilayah yang berpotensi krisis air bersih, lantaran Pemerintah Kabupaten Ngawi dalam beberapa tahun terakhir ini gencar melakukan program jaringan perpipaan air bersih.“Selain penurunan jumlah desa yang berpotensi mengalami krisis air bersih, juga terlihat dari 23 desa yang masih masuk kategori rawan air bersih juga belum ada permintaan dropping, namun demikian BPBD akan berupaya jemput bola dengan menggunakan media sosial dalam menyediakan pasokan air bersih,” jelas Kalak BPBD Ngawi, Senin (29/07/2024).
Dia pun mengingatkan, kekeringan yang terjadi saat ini juga diperparah dengan adanya pergerakan angin muson timur yang membawa hawa panas dari gurun Australia yang melintasi Indonesia.
Lebih lanjut,masyarakat dihimbau agar selalu mewaspadai segala risiko dampak kemarau, yang mana bukan hanya terjadinya krisis air bersih, namun juga ada potensi lainnya yang mengancam, seperti kebakaran, krisis pangan maupun dampak kesehatan.
“Ancaman yang tersembunyi inilah yang patut kita waspadai, sehingga saat memasuki kemarau, dapat meminimalisir segala risiko yang muncul,” pungkasnya.
Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News dan Chanel Whatsapp
Pewarta: DaM
Editor : Asy
Foto : Dok BPBD
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda